Mantul! Jebolan SMK Jateng Sanggup Renovasi Rumah, Beli Sawah hingga Biayai Adik Sekolah

Berbekal ijazah dan skill yang dimiliki, para lulusan SMK Jateng dapat bekerja di perusahaan-perusahaan ternama dan menempati posisi strategis.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 30 Mar 2022, 14:47 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 14:46 WIB
Mantul! Jebolan SMK Jateng Sanggup Renovasi Rumah, Beli Sawah hingga Biayai Adik Sekolah
Riska Yunita, lulus dari SMK Jateng tahun 2019 menjadi karyawan tetap sebagai Staf Logistic and Export Import Control (LEIC) di PT Komatsu Undercarriage Indonesia Cikarang.

Liputan6.com, Semarang Peningkatan mutu pendidikan dan dukungan penuh pemerintah provinsi membuat SMK Jateng setiap tahunnya berhasil mencetak lulusan yang memiliki daya saing tinggi. Berbekal ijazah dan skill yang dimiliki, mereka dapat bekerja di perusahaan-perusahaan ternama dan menempati posisi strategis.

Tak mengherankan bila lulusan yang mulanya berlatar belakang dari keluarga kurang mampu itupun akhirnya dapat mengangkat kesejahteraan keluarganya. Mulai dari membeli sawah, merenovasi rumah hingga membiayai sekolah bagi adik-adiknya.

Salah satu kisah sukses lulusan SMK Jateng adalah Riska Yunita. Perempuan lulusan SMK Jateng Tahun 2019 lalu ini langsung diterima karyawan tetap sebagai Staf Logistic and Export Import Control (LEIC) di PT Komatsu Undercarriage Indonesia Cikarang. 

Penghasilannya saat ini, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan bahkan untuk membantu biaya pendidikan kedua adiknya.

“Sekarang saya bisa mengirim Rp 1,5 juta ke orang tua di rumah tiap bulannya. Dan, saya juga bisa membantu biaya sekolah kedua adik saya, yang satu masih SD dan satunya lagi kuliah di perguruan tinggi di Bandung,”ujar Riska dikutip dari website resmi Pemprov Jawa Tengah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pelajaran Berharga dari Sekolah Kejuruan

Ia menceritakan bahwa SMK Jateng menjadi sekolah yang mampu mewujudkan cita-citanya. Sebab, ia merupakan anak yang hidup di keluarga yang kurang mampu. Sejak kecil, ia harus menumpang dan berpindah-pindah tempat tinggal.

“Iya, dari kecil hidup berpindah-pindah, numpang di rumah Mbah dari bapak, pindah ke rumah Mbah dari ibu dan sejumlah kerabat lainnya. Sebenarnya, dulu sudah daftar di SMA negeri, tapi akhirnya memilih SMK Jateng karena di sana gratis,” papar remaja asal Desa Walikoro, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo ini.

Menurutnya, di SMK Jateng siswa dibekali kemampuan sesuai jurusan yang diambil. Selain itu, pelajaran penting adalah pelajaran kejujuran, kerja keras, mandiri dan pantang menyerah.

“Saya mendaftar tahun 2016 dan ambil jurusan Teknik Otomasi Industri, kalau sekarang Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Saya aktif di kegiatan OSIS dan Pramuka. Ya, di SMK Jateng diajarkan Kedisiplinan, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian,” paparnya.


Kisah Sukses Ragil Budiarto

Cerita kesuksesan juga disampaikan Ragil Budiarto, lulusan SMK Jateng asal Kabupaten Magelang. Kini, ia sudah bekerja sebagai operator penempatan PLTD Senayan, dengan pendapatan yang cukup untuk membantu orang tuanya di kampung halaman.

“Alhamdulillah sebelum wisuda saya sudah diterima kerja di PLTD Senayan. Sekarang sudah bisa membantu ibu saya untuk merenovasi rumah dan membeli peralatan rumah tangga seperti alat masak, mesin cuci dan lainnya,” tutur lulusan tahun 2019.

Dulunya, kisah Ragil, ia bersekolah di SMK Jateng Semarang karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Ia tinggal bersama ibunya di rumah yang tidak layak huni. Bahkan jika musim hujan atapnya bocor.

“Sebenarnya masalah ekonomi. Saya tinggal bersama ibu dan rumahnya kalau hujan bocor. Awalnya pengen sekolah di Magelang tapi ibu tidak mengizinkan karena biaya tidak cukup. Akhirnya daftar di SMK Jateng ambil jurusan mekatronika, atau sekarang elektronika industri," imbuh dia.


SMK Jateng Punya Pendidikan Karakter

Menurutnya, SMK Jateng itu memiliki pendidikan karakter yang kuat. Selain itu semuanya gratis dan berasrama. 

“Perbedaannya di pendidikan karakter, seperti kedisiplinannya, bangun setengah empat dan sholat harus berjamaah, apel pagi sama malam yang di sekolah lain tidak ada,” ucapnya.

Ia sangat bersyukur, saat ini bisa membantu ibunya yang masih tinggal di Desa Krincing RT 9 RW 4 Secang, Magelang. 

“Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan ortu, kalau mau makan tidak mikir. Dan sudah beli perabotan, mesin cuci, televisi dan sekarang mau renovasi ganti atap rumah biar tidak bocor, karena dulunya sering bocor,” terang remaja kelahiran Temanggung, 18 Oktober 2000.

Begitu juga dengan Bripda Rumaniyah, lulusan SMK Jateng angkatan pertama 2017, yang bekerja di Satker Divisi TIK Mabes Polri. Ia dapat mewujudkan keinginan orang tuanya untuk memiliki sawah sendiri untuk digarap pertanian di Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan.

“Alhamdulillah sekarang bisa memberikan uang bulanan ke orang tua, dan bisa membelikan sawah, karena orang tua ingin punya sawah yang digarap sendiri,” ceritanya.

Selain bekerja di bidang kelistrikan, saat ini Ragil sedang menempuh kuliah di Universitas Nusa Mandiri semester 8.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya