Stok Beras Aman, Komisi IV DPR-RI Pastikan Impor Ditiadakan

Peninjauan ketersediaan bahan pokok dalam rangka menghadapi bulan ramadan menyimpulkan bahwa stok beras dipastikan aman.

oleh Fachri pada 02 Apr 2022, 08:55 WIB
Diperbarui 02 Apr 2022, 09:50 WIB
Kunjungan Kerja Komisi IV DPR-RI
Pemerintah harus terus mendorong daya beli masyarakat meningkat selama Ramadan hingga Lebaran mendatang.

Liputan6.com, Semarang Hasil Kunjungan Kerja Komisi IV DPR-RI di Gedung Bulog Randugarut Kecamatan Tugu Semarang terkait untuk melakukan peninjauan ketersediaan bahan pokok dalam rangka menghadapi bulan ramadan menyimpulkan bahwa stok beras dipastikan aman.

Hal ini dibuktikan oleh rombongan Tim Komisi IV DPR  RI yang diketuai Dedi Mulyadi bersama Kementerian Pertanian saat mengunjungi gudang Bulog hari Kamis (31/3). Anggota Komisi IV DPR meminta pemerintah terus melakukan sejumlah upaya dan kebijakan, dalam rangka mendorong daya beli masyarakat menjelang Ramadan. Sehingga, roda perekonomian masyarakat terus bergerak memasuki bulan puasa hingga Lebaran mendatang.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan menjelang Ramadan tahun ini, pihaknya sengaja melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah untuk memantau ketersediaan dan harga komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat. 

Dedi menyebutkan pemerintah harus terus mendorong daya beli masyarakat meningkat selama Ramadan hingga Lebaran mendatang.

“Memastikan ketersediaan bahan pokok, dan saya sudah keliling pasar sehingga paham berapa harga-harga di pasar. Dan saya lihat stoknya cukup ya, beras cukup dan kemudian kebutuhan-kebutuhan yang lain relatif cukup.  Cuma memang problemnya daya beli publiknya yang perlu didorong kan, karena banyak pekerjaan yang belum normal sampai dengan hari ini,” kata Dedi.

Surplus Produksi Beras

Sebagai informasi produksi beras untuk Jawa tengah mencapai surplus memasuki bulan Ramadhan ini. Untuk itu Dedi  bersama anggota komisi IV DPR kompak menegaskan menolak keras jika ada wacana untuk melakukan impor beras. Mengingat, rencana impor beras tersebut sudah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dan gejolak bagi para petani.

 “Kita di komisi pertanian, akan berpikir bagaimana memacu produksi pertanian dalam negeri. Jadi harus benar-benar dilihat bagaimana kondisi stok pangan kita saat ini. Jika memang mencukupi maka tidak perlu ada wacana impor,” ujar Dedi. 

 Hal yang sama juga di sampaikan oleh Firman Soebagyo anggota Komisi IV DPR.

"Kita datang ke sini sesungguhnya adalah ingin mendengarkan secara langsung dari direksi Bulog tentang ketersediaan kebutuhan pangan pokok menjelang lebaran. Hal ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab Kementan, karena ada program-program yang memang menjadi tugas instansi lain," tandasnya.

Menurut Firman di saat momen seperti ini menjadi tugas utama Bulog yakni dalam pengendalian cadangan beras pemerintah dan bagaimana mengendalikan beras di pasaran, khususnya Kementerian Perdagangan.  Firman menegaskan ketersediaan pangan cukup sehingga tidak ada alasan untuk impor. Apalagi setiap tahun surplus beras, ini berarti sudah swasembada.

Sementara itu Direktur Keuangan Bulog Bagya Mulyanto menambahkan, ketersediaan beras yang ada di seluruh gudang di seluruh Indonesia dalam posisi aman dan cukup untuk kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan hingga Lebaran mendatang. Pasokan beras Bulog berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat serta Sulawesi Selatan.

Menurutnya, saat ini ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai sekira 800 ribu ton.

“Kalau beras sesuai penugasan kita, sampai dengan saat ini masih tersedia. Selain itu masyarakat petani kita juga sedang panen, panen raya ini. Jadi stoknya cukup, untuk beras tidak ada masalah dan harga stabil,” ujar Bagya.

Ketersediaan Pangan Secara Nasional, Aman

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi dalam kesempatan tersebut ikut memaparkan secara khusus bahwa Kementan memberikan perhatian  serius pada momen Ramadhan dan Idul Fitri.

"Pada saat ini akan banyak disoroti perihal ketersediaan, kecukupan stok sampai fenomena lonjakan atau penurunan harga pangan yang dapat mengganggu  ibadah selama bulan suci tersebut," lanjut Suwandi.

Namun demikian Suwandi meyakinkan bahwa kondisi di Provinsi Jawa Tengah sangat aman. Jawa Tengah penghasil beras nomor dua setelah Jawa timur, selanjutnya kondisi produksi baik secara nasional maupun khususnya Jawa Tengah termasuk ketersediaan pangan sebagian besar masih surplus seperti beras, jagung, bawang merah, cabai.

Secara nasional ketersediaan 12 komoditas pangan strategis  sampai Mei ditunjukkan adanya stok positif pada akhir Mei  2022. Contohnya untuk beras, ketersediaan di bulan Mei sekitar 22,6 juta ton, dengan kebutuhan januari-mei sebesar 12,98 juta ton maka perkiraan stok masih ada 9,8 juta ton.Khusus Jawa Tengah, ketersediaan pangan strategis  selama Januari-April pun menunjukkan ketersediaan cukup dan aman.

Suwandi memperkirakan apabila terjadi lonjakan harga lebih disebabkan pada masalah distribusi transportasi maupun kemitraan dengan offtaker.

"Dari segi produksi cukup, jika kedua hal krusial tersebut dapat dikendalikan maka saya optimis semua akan aman," sebutnya.

"Dalam rangka menghadapi lebaran puasa romadhon seluruh komoditas mulai beras, jagung, kedelai, bawang merah, cabe, daging, telur semuanya ketersediaannya cukup sampai menjelang lebaran," pungkas Suwandi.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya