Liputan6.com, Jakarta Kuasa Hukum Ade Armando, Aulia Fahmi menyampaikan bahwa kliennya hadir di Gedung DPR RI, Jakarta, dalam rangka mendukung aksi mahasiswa yang menolak isu perpanjangan masa jabatan tiga periode Presiden, termasuk penundaan Pemilu 2024. Namun usai wawancara, ada ibu-ibu yang memprovokasi hingga akhirnya situasi memanas.
"Ade saat di Gedung DPR sempat diwawancara wartawan dan di video viral ada ibu-ibu coba memprovokasi. Karena situasi sudah tidak kondusif, Ade sempat ingin keluar dari kerumunan. Saat ingin keluar kerumunan, terjadi pemukulan yang dilakukan beberapa orang," tutur Aulia di RS Siloam Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Aulia menyebut, pemukulan itu bukan dilakukan oleh para mahasiswa yang fokus menyuarakan aspirasinya. Bahkan, mereka berupaya membuat barikade agar pengeroyokan terhadap Ade Armando tidak terjadi.
Advertisement
"Jadi kedatangan Ade, yang beredar ada yang bilang untuk provokasi dan sebagainya tidak ada. Kedatangan ke Gedung DPR murni mendukung mahasiswa," jelas dia.
Menurut Aulia, pihak kepolisian punya data atas provokasi yang dilakukan ibu-ibu terhadap Ade Armando dan selebihnya menjadi kewenangan penyidik.
"Kami nggak mau menuduh, tapi pasti bukan dari mahasiswa (pengeroyok Ade Armando) karena mahasiswa ikut melerai dan membentengi agar tidak ada pemukulan," Aulia menandaskan.
Â
Â
1 Lagi Pengeroyok Ade Armando Ditangkap Polisi
Satu orang lagi pengeroyok pengiat media sosial Ade Armando ditangkap polisi. Kali ini, tersangka atas nama Dhia Ul Haq.
Dhia UI Haq ditangkap menyusul M Bagja dan Komar, dua tersangka yang lebih dahulu tertangkap.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat membenarkan penangkapan Dhi UI Haq.
"Sudah, sudah diamankan. Nanti kita rilis," kata Tubagus Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Dhia UI Haq diringkus di salah satu pondok pesantren kawasan Serpong, Tangerang Selatan, pada Rabu (13/4/2022) dini hari tadi. Saat ini dia masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan enam orang sebagai tersangka terkait kasus penganiayaan terhadap pegiat media sosial Ade Armando.
Dosen Universitas Indonesia (UI) itu babak belur hingga nyaris telanjang saat menjadi bulan-bulan sejumlah massa pengunjuk rasa yang menggelar aksi demo di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta pada Senin, 11 April 2022 sore.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat mengungkapkan, identitas keeenam tersangka penganiaya Ade Armando yakni M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Ade Purnama, dan Abdul Latip, serta Abdul Manaf.
"Kami tetapkan 6 orang tersangka perkara Ade Armando," kata Tubagus Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2022).
Advertisement
Kronologi
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengungkapkan kronologi pemukulan terhadap Ade Armando di tengah aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR. Dia menerangkan, Ade Armando diselamatkan oleh anggota kepolisian dari amukan massa.
Saat itu, anggota melihat ada keributan di tengah-tengah aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Terlihat, ada seseorang yang sedang dipukuli. Belakangan diketahui dia adalah Ade Armando.
"Kita melihat tiba-tiba ada pemukulan di tengah kerumunan orang. Korban ini Ade Armando menderita lukanya cukup parah. Bahkan tadi terlihat celananya diturunkan sehingga dilakukan pertolongan oleh kepolisian," ujar dia kepada wartawan, Senin (11/4/2022).
Zulpan menegaskan, pelaku pemukulan bukanlah anggota kepolisian. Adapun, pelaku diduga kelompok aksi massa itu sendiri.
"Jadi pemukulan itu tidak dilakukan oleh petugas, ini perlu saya tegaskan ya," ujar dia.
Namun Zulpan tidak merinci massa dari mana yang memukul Ade Armando, apakah mahasiswa atau 'penumpang gelap'.
Akibat kejadian itu, Ade Armando pun harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Zulpan mengaku belum mengetahui motif pemukulan.
"Korban udah diselamatkan oleh petugas ke rumah sakit. Tapi untuk motifnya saya belum bisa sampaikan," tandas dia.
Berdasarkan pantauan video yang beredar, Ade Armando dihajar dengan tangan dan kaki oleh massa yang tidak mengenakan almamater.
Ade Armando yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Pergerakan Indonesia Untuk Semua ini terlihat dipukul dan ditendang hingga terjatuh yang kemudian ditelanjangi.
Ade Armando kemudian diamankan oleh aparat kepolisian tanpa mengenakan celana dalam.
Ade Armando awalnya sempat diteriaki bahwa dirinya adalah pengina agama Islam. Ada juga yang teriak copet.
"Bunuh saja, halal darahnya penghina Islam," kata salah satu massa aksi di depan Gedung DPR RI.
Tak diketahui pasti apakah mahasiswa atau bukan yang mengeroyok Ade Armando. Namun, saat diamankan, Ade Armando hanya terlihat mengenakan celana dalam. Â
Sempat Muntah Darah
Ade, yang pada saat itu menjadi korban serangan massa di demo 11 April 2022 berhasil diselamatkan polisi usai insiden tersebut. Ade bahkan sempat mengalami muntah darah. Hal ini diungkap Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada.
"Ade Armando baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18.00 sampai ke RS,"Â ungkap Nong, Senin 11 April malam.Â
"Dia menderita luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur badannya. Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," lanjutnya.
Ade Armando berhasil diamankan ke Gedung DPR dan mendapat pertolongan dokter polisi pada jam 16.00. Saat itu, kondisi Ade Armando masih bisa berkomunikasi dengan pihak keluarganya.Â
"Kami berharap pihak aparat secepatnya menangkap pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando. Sebab ini bukan insiden biasa. Ini adalah sejenis ancaman bagi siapa saja yang berusaha merawat akal sehat di Indonesia," tegas Nong Darol Mahmada.
Sebelum aksi pengeroyokan terjadi, Ade Armando diketahui mendatangi Gedung DPR/MPR RI, Senin 11 April. Dia mengaku tidak berniat ikut aksi.
"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," ujar Ade kepada wartawan di lokasi.
Dia menolak perpanjangan masa jabatan presiden. Pasalnya, pemerintah, KPU, dan DPR sepakat pemungutan suara jatuh pada 14 Februari 2024.
"Siapa pun partai politik masih berpikir untuk memperpanjang 3 periode harus tahu bahwa masyarakat enggak suka sama itu," kata Ade Armando.
Advertisement