Ratusan Rumah di Teluk Pucung Bekasi Banjir, Ketinggian Air 1 Meter Lebih

Warga berharap ada upaya serius dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan banjir di wilayah mereka.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 26 Apr 2022, 13:42 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 13:20 WIB
Bekasi banjir
Permukiman warga di Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir hingga satu meter, Selasa (26/4/2022) pagi. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Bekasi - Ratusan rumah warga di Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter, Selasa (26/4/2022) pagi. Banjir disebabkan luapan air Kali Bekasi akibat hujan deras sepanjang Senin malam.

Menurut warga, air membanjiri permukiman mereka secara tiba-tiba. Banjir dengan cepat meninggi lantaran debit air Kali Bekasi yang terus bertambah dan meluap.

"(Banjir) mulai jam satu pagi. (Ketinggian air) di sini setengah meteran, di sebelah sana sampai satu meteran. Kiriman sih air hujan dari tanggul Kali Cikeas," kata Andi, warga setempat.

Ada lebih dari 100 rumah warga yang terdampak banjir. Meski begitu, sebagian warga memilih bertahan di dalam rumah untuk mengamankan harta benda, sementara sebagian lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Sebagian ada yang mengungsi di mushola, ada yang di Masjid," ujar Andi.

Andi menuturkan, wilayah tempat tinggalnya kerap menjadi langganan banjir setiap musim penghujan. Warga berharap ada upaya serius dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan banjir di wilayah mereka.

"Udah langganan, tiap tahun pasti banjir. Paling dalam kira-kira dua meteran lah," ungkapnya.

Selain rumah, banjir juga merendam sejumlah akses jalan di sekitaran lokasi. Ketinggian air di beberapa tempat, bahkan mencapai satu setengah meter, sehingga mengganggu aktivitas warga.

"Betul tadi pagi 100 sentimeter," ujar Anggota BPBD Kota Bekasi, Ismail Marzuki, saat dikonfirmasi.

Selain luapan air Kali Bekasi, banjir juga disebabkan tidak adanya tanggul penahan air sehingga dengan mudah meluap dan membanjiri permukiman warga.

Hingga siang ini, ketinggian air dikabarkan sudah mulai surut. Sejumlah warga juga sudah mulai kembali dari tempat pengungsian.

"Sudah mulai surut, sekarang 40 sentimeter," tandas Ismail.

Debit Kali Ulu Meluap

Debit air Kali Ulu dan Kali Cilemah Abang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sebelumnya juga meluap membanjiri permukiman warga, Rabu malam 6 April 2022. Luapan air kali disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten sejak Rabu sore.

Terdapat ratusan rumah dari tiga desa di Cikarang Utara yang terendam banjir. Ketinggian air di Desa Tanjungsari dan Desa Karang Raharja mencapai 70 cm. Meski begitu, warga memilih bertahan di dalam rumah untuk menjaga barang berharga mereka.

Sedangkan ratusan warga terdampak di Desa Simpangan, sebagian memilih mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi, salah satunya jembatan. Warga mengaku banjir ini sudah ketiga kalinya dalam sepekan terakhir.

"Iya ini dari air kali, sudah tiga kali ini banjir, kan hujan terus dari kemarin," kata Rizky, warga terdampak banjir, Kamis (7/4/2022).

Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Ahmad Ajat, mengatakan selain curah hujan yang tinggi, adanya air kiriman dari hulu ikut memicu luapan air di kedua kali.

"Ada penyempitan juga di Kali Ulu sehingga tidak mampu menampung debit air yang tinggi," ujar Ahmad.

Warga yang sudah jenuh, berharap pemerintah turun tangan mengatasi banjir di wilayah mereka yang terus menerus terjadi di setiap musim penghujan.

Normalisasi Kali Bekasi

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan, pengerjaan normalisasi Kali Bekasi paket I yang telah dimulai sejak awal 2021, rampung pada pertengahan atau akhir 2023.

Proyek pengendalian banjir Kali Bekasi ini merupakan upaya penanganan banjir yang kerap terjadi akibat meluapnya Kali Bekasi yang merupakan pertemuan dua sungai, yakni Cileungsi dan Cikeas.

Dalam instruksinya, Menteri Basuki meminta agar segera dilaksanakan pekerjaan pengerukan endapan di Kali Bekasi. Itu dilakukan untuk memperlancar aliran air ke hilir, dengan tetap memperhatikan review desain struktur pada area-area yang dilewati utilitas air bersih.

"Hal ini agar tidak diperlukan relokasi utilitas karena memerlukan waktu dan biaya tambahan. Saat ini lokasi-lokasi utilitas yang masih tertinggal diupayakan dengan design lain yang sesuai kondisi di lapangan, diminta ke konsultan untuk menghitung design alternatif sehingga tidak perlu merelokasi utilitas," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (8/3/2022).

Dikatakannya, Kementerian PUPR terus melakukan koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk pelaksanaan normalisasi Kali Bekasi, utamanya terkait pembebasan lahan.

 

  

 

Pembebasan Lahan

Khusus untuk lahan yang milik pengembang perumahan, Menteri Basuki menginstruksikan kepada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk membuat surat pemberitahuan ke pengembang, akan dikerjakan pembangunan tanggul.

Sehingga pengembang dapat menerima sebagian lahan milik mereka agar bisa dipakai tanpa proses pembebasan lahan. Sebab, pembangunan tanggul/parapet dipakai untuk mengamankan perumahan sekitar.

"Saya juga meminta pekerjaan tambahan struktur pada Dinding Penahan Tanah (DPT) eksisting di titik Kemang Express yang perlu tambahan perkuatan, dengan tidak membongkar DPT existing tersebut," ujar Menteri Basuki.

Adapun jika pembebasan lahan berjalan lancar, maka penyelesaian pekerjaan normalisasi Kali Bekasi paket I bisa dipercepat selesai di pertengahan, atau akhir 2023 mendatang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya