2 Jurnalis Diintimidasi Kala Meliput di Rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo, Rekaman Dihapus

Dua jurnalis mengalami intimidasi oleh orang tidak dikenal alias OTK saat meliput di sekitaran rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 14 Jul 2022, 20:02 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2022, 20:02 WIB
Demo Tolak Kekerasan terhadap Wartawan
Seorang wartawan membentangkan poster saat aksi solidaritas tolak kekerasan terhadap jurnalis di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (14/11/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Dua jurnalis mengalami intimidasi oleh orang tidak dikenal alias OTK saat meliput di sekitaran rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Dinas Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan.

Adapun di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sempat terjadi insiden baku tembak antara Bharada E dan Brigadir Yoshua alias Brigadir J pada, Jumat 8 Juli 2022 lalu. Dalam kejadian tersebut Brigadir Yoshua dinyatakan meninggal dunia.

Orang tidak dikenal tersebut memaksa menghapus bahan liputan yang dimiliki dua jurnalis tersebut berupa video dan foto.

Intimidasi itu diterima Jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik pada Kamis (14/7/2022). Mulanya, mereka berdua menyambangi kediaman Ketua RT 05 RW 01, Irjen Pol (Purnawirawan) Seno Sukarto. Namun, yang menemui adalah istri dari Ketua RT tersebut.

"Pertama ke rumah Pak RT kan, didatenginnya sama ibunya yang keluar, nanya-nanya kan, katanya bapaknya itu nggak mau ngomong lagi. Karena udah tuh yang kemarin udah cukup itu, nggak ada yang baru lagi," kata salah satu korban, dalam keterangannya, Kamis (14/7/2022) malam.

Kedua jurnalis lantas meninggalkan rumah Ketua RT.  Mereka berkeliling mencari narasumber lain. Ada satu orang yang dicari bernama Mang Asep, yang bekerja sebagai tukang sapu di kompleks perumahan tersebut.

"Ketemu lah Pak Asep lah di pertigaan tuh di pinggir jalan.

 

Video dan Foto Dihapus OTK

Jurnalis bertemu dengan Asep. Mereka melakukan wawancara sambil merekam menggunakan kamera telepon genggam. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Asep. Namun, tak ditanggapi.

"Sambil wawancara tuh sempat ada polisi nyamperin, manggil si Pak Asep, terus ya sudah kita lanjut wawancara tuh sama Pak Asep sambil videoin segala macam," ujar dia.

Selang berapa lama, ada tiga orang tak dikenal menghampiri mereka bertiga. Orang tak dikenal malah meminta jurnalis menghapus seluruh rekaman video dan foto-foto yang barusan diambil. Totalnya, ada tiga file video.

"Pas udah agak jauh, disamperin lagi tuh bertiga. Langsung 'sini mana handphonenya mana handphonenya.' Langsung dihapus-hapusin (videonya)," ujar dia.

Respons Polri Adanya Intimidasi ke Jurnalis

Terkait adanya intiminasi terhadap dua awak media tersebut, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo memastikan pihaknya akan mengusut kejadian yang menimpa dua jurnalis tersebut.

"Nanti akan diusut oleh Polres," singkat dia.

Diketahui, peristiwa adu tembak antara Brigadir Yoshua dengan Bharada E, anak buah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang terjadi di sebuah rumah kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, semakin menjadi perhatian publik. Pertanyaan demi pertanyaan atas hal yang terasa janggal dalam perkara tersebut membuat informasi semakin liar.

Berawal dari terungkapnya peristiwa tersebut ke permukaan pada Senin, 11 Juli 2022. Pihak keluarga memilih menceritakan tentang Brigadir J atau Yoshua ke awak media saat masa berkabung di rumah duka daerah Jambi.

Pihak keluarga Rohani Simanjuntak mengaku janggal dengan adanya luka sayatan di tubuh almarhum Brigadir Yoshua. Sebab, dari kepolisian menyatakan hanya ada aksi saling tembak dalam peristiwa tersebut. 

"Kami menerimanya sudah di dalam peti. Kami jemput dari kargo bandara. Sudah sampai rumah duka kami buka semua bajunya. Ternyata ada tembakan di sebelah kanan dua, di leher satu, di tangan satu, di bagian ini sama kaki ada luka benda tajam. Trus di mata sebelah kanan, di hidung dijahit, trus di bibir, sudah itu tangan jarinya dua mungkin patah kali ya. Ada luka juga di tangan kiri, di kaki juga ada luka benda tajam," ujar Rohani.

 

Kejanggalan Lain

Selain itu, kejanggalan yang disoroti adalah adanya luka lebam atau memar di jasad Brigadir Yoshua. Awalnya pada Minggu 10 Juli 2022, keluarga melihat adanya darah segar yang merembes melalui jari kelingking jasad Brigadir J atau Yoshua, sehingga berinisiatif untuk membuka pakaian jenazah tersebut.

"Cuma celananya nggak kami buka sih. Yang kami buka bajunya, kaos kakinya, tenyata di sana ada luka-luka sama biru memar di bagian perutnya. Terus di matanya ini ada kayak luka sayatan ini, trus di bibirnya juga, di hidungnya ada jahitan. Trus di dada sebelah kanan itu ada tembakan dua, di leher satu. Tapi yang lebih besar lubang tembakannya di dada sebelah kanan," jelas dia.

Menurut Rohani, luka tembakan juga terlihat di tangan sebelah kiri. Adapun jari kelingking dan jari manis tangan kiri Brigadir J atau Yoshua tampak patah.

"Terus luka di kaki sebelah kanan ada juga. Jadi kalau dugaan dari sana itu ada tembak-menembak. Kalau ada tembak menembak nggak mungkin sampai ada luka-luka memar, luka di kaki seperti benda tajam," terang Rohani.

Infografis Kronologi Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo Versi Polisi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kronologi Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo Versi Polisi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya