Temui Keluarga Brigadir Yoshua di Jambi, Komnas HAM Sebut Kantongi Banyak Informasi

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyampaikan, pihaknya telah mendapatkan banyak informasi, keterangan, serta dokumentasi yang terkait dengan kasus meninggalnya Brigadir J atau Yoshua.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 17 Jul 2022, 18:54 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2022, 18:54 WIB
Novel Baswedan dan Perwakilan Pegawai KPK Kembali Sambangi Komnas HAM
Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam memberi keterangan usai menerima tambahan informasi terkait pelaporan pelanggaran HAM saat proses alih status pegawai dari perwakilan pegawai KPK yang tidak lolos TWK, Gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/6/2021). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemui keluarga almarhum Brigadir Yoshua atau J di Jambi, dalam rangka mengumpulkan berbagai informasi dan keterangan terkait kasus adu tembak anak buah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyampaikan, pihaknya telah mendapatkan banyak informasi, keterangan, serta dokumentasi yang terkait dengan kasus meninggalnya Brigadir J atau Yoshua. "Komnas HAM sejak kemarin berada di Jambi ketemu sama pihak keluarga. Nah kami diberikan banyak keterangan, kami diberikan banyak foto, kami diberikan banyak video, dan yang paling penting dalam konteks itu adalah kami diberikan konteks. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak keluarga yang telah menerima Komnas HAM, terus memberikan keterangan, memberikan berbagai hal yang kami sebutkan," tutur Anam dalam video yang diterima Liputan6.com, Minggu (17/7/2022).

"Apa yang didapatkan Komnas HAM dalam proses ini, tentu saja Komnas HAM dapat lebih banyak dari apa yang beredar di publik, khususnya soal foto dan soal video," sambungnya.

Menurut Anam, yang paling penting dalam berbagai keterangan dan informasi, serta dokumentasi terkait kasus tersebut adalah konteks.

"Jadi foto itu diambilnya gimana, konteksnya apa, dan penjelasan dari keluarga apa itu yang penting," jelas dia.

 

Soal Peretasan

Anam juga menerima keterangan terkait soal peretasan ponsel yakni bagamana, kapan, karakter, hingga pola seperti apa yang dialami dan dirasakan oleh keluarga Brigadir J atau Yoshua.

"Yang lain lagi kami juga dapat soal polisi datang dalam jumlah banyak. Kami juga dikasih keterangan peristiwa itu backgroundnya apa, konteksnya apa, kapan waktunya, momentumnya apa, dan siapa yang datang ke sana. Kami dikasih tau semuanya sama pihak keluarga," kata Anam.

Anam memastikan, kedatangan tim Komnas HAM menemui keluarga almarhum Brigadir J atau Yoshua berbuah banyaknya keterangan yang dikumpulkan, sejak siang hingga malam.

"Nah itu menurut kami satu proses yang baik. Kami memang ini bagian dari proses awal, setelah di internal kami melakukan berbagai pendalaman. Nah ini adalah proses awal kami untuk meminta semua, apa namanya, keterangan ya," Anam menandaskan.

Usut Semua Pihak

FOTO: Komnas HAM Uraikan Rancangan Perpres TNI Tangani Terorisme
Komisioner Pemantau dan Penyelidik Komnas HAM RI M. Choirul Anam saat konferensi pers terkait Rancangan Perpres tentang tugas TNI dalam mengatasi terorisme di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (24/6/2020). Rancangan Perpres itu dinilai berlandas criminal justice system. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan bakal memeriksa semua pihak yang berkaitan dengan kasus adu tembak polisi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

"Komnas HAM dalam mengungkap kasus ini, semua pihak akan dimintai keterangan karena itu juga bagian dari haknya setiap pihak yang masuk peristiwa untuk memberikan keterangan. Oleh karenya prinsip-prinsip imparsialitas akan kami jaga betul," ujar Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Choirul Anam dalam keterangannya, Kamis 14 Juli 2022.

"Apakah akan memanggil si A, si B, pasti ketika kami butuhkan keterangannya, kita butuhkan untuk mengungkap fakta, pasti akan kami lakukan itu semua," Anam menambahkan.

Dia berharap semua pihak yang dipanggil dan dimintai keterangan kooperatif kepada Komnas HAM. Menurut dia, tuntas tidaknya pengusutan kasus ini bergantung pada mereka yang akan diperiksa.

"Memang kita tidak bisa menentukan saat ini apakah selesai dalam waktu satu bulan, satu bulan setengah itu tergantung pada semua pihak, ketika pihak A, pihak B ketika dimintai keterangan langsung bisa bertemu dengan kami, termasuk para ahli," kata dia.

Infografis Pembentukan Tim Khusus Usut Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pembentukan Tim Khusus Usut Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya