Koalisi Partai Lebih Awal Dinilai Punya Peluang Besar Merebut Swing Voters

Wasis mengatakan pembentukan koalisi partai lebih awal sesuai dengan dinamika politik dan masyarakat yang berkembang saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2022, 20:42 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2022, 18:37 WIB
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Monoarfa mengumumkan koalisi parpol untuk Pemilu 2024
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Monoarfa mengumumkan koalisi parpol untuk Pemilu 2024. Kesepakatan politik ini disampaikan di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

 

Liputan6.com, Jakarta Deklarasi dini koalisi partai politik disusul penetapan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) merupakan langkah positif menarik calon pemilih. 

Keuntungan deklarasi diawal juga bisa diperoleh partai politik dengan peluang meningkatnya elektabilitas 

"Deklarasi dini koalisi dan capres dan cawapres untuk saat ini adalah upaya untuk menarik perhatian calon pemilih, terutama yang belum jelas pilihan politiknya. Bagi parpol menengah dalam prosentase kursi DPR, deklarasi itu perlu menaikkan elektabilitas partai," ujar Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo, Senin, 18 Juli 2022.

Wasis mengatakan pembentukan koalisi partai lebih awal sesuai dengan dinamika politik dan masyarakat yang berkembang saat ini. Dia juga memprediksi bentukan koalisi partai lebih awal dapat mengubah peta dukungan publik. Namun ia menegaskan, koalisi harus dibentuk dari komposisi koalisinya. 

"Kalaupun itu hanya diisi secara homogen yakni para parpol menengah dan satu warna politik, tentu tidak merubah dukungan publik. Akan beda cerita kalau komposisi koalisi plural (parpol besar dan menengah bersatu dan plural warna politiknya), dukungan juga akan berubah," kata Wasis.

Saat ditanya apakah Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk sudah baku dan ideal, Wasis mengatakan koalisi yang dibentuk Partai Golkar, PPP dan PAN sedang menuju ke arah tersebut.

"Saya pikir secara umum belum ada formasi koalisi yang ideal dalam politik Indonesia karena tidak ada formula yang baku. Namun demikian KIB dan bentuk koalisi lainya yang hadir adalah upaya untuk menuju bentuk koalisi yang ideal sesuai dengan dinamika politik dan masyarakat yang berkembang saat ini," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan Achmad Baidowi mengajak partai lain untuk bergabung lebih cepat ke KIB. Menurutnya KIB selalu terbuka dengan partai lain yang memang ingin bergabung.

"Kalau mau gabung, ayo lebih cepat, sehingga bisa koalisi sejak dini," ujar Awiek sapaan akrabnya, Minggu, 17 Juli 2022.

 

Bakal Ada Partai Merapat

Awiek mengatakan sejauh ini KIB masih belum masuk ke tahap pasangan calon baik capres maupun cawapres di Pemilu 2024.

"Masih lama. Masih cukup waktu. Ya tentu kita komunikasi dengan teman-teman itu bahwa KIB ini sudah memenuhi syarat threshold untuk Pilpres," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa akan ada partai lain yang akan masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas oleh Golkar, PAN dan PPP.

Dia bilang partai yang hendak bergabung itu masih dalam proses. “Sedang dalam proses," kata Airlangga pekan lalu.

Infografis Manuver Koalisi Indonesia Bersatu, Konsolidasi Jelang Pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Manuver Koalisi Indonesia Bersatu, Konsolidasi Jelang Pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya