Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi mengaku, pihaknya sudah menduga sejak awal bahwa istri eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi akan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri.
Adapun, Bareskrim Polri telah menetapkan tersangka terhadap istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi terkait tewasnya Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Dia dijerat Pasal 340 subsidair Pasal 338 junto Pasal 55-56 Kitab Hukum Undang-Undang Pidana (KUHP).
Baca Juga
"Memang cepat atau lambat Ibu PC itu akan jadi tersangka kita sudah tahu konstruksi peristiwa," ungkap Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi merdeka, Sabtu (20/8/2022).
Advertisement
Sehingga menurut Edwin, LPSK tidak kaget atas penetapan tersangka Putri Candrawathi. Pasalnya selama ini banyak kejanggalan-kejanggalan yang dinilai tidak wajar terkait misteri berdarah tersebut.
"LPSK sudah tahu ada keterlibatan yang bersangkutan dalam peristiwa tersebut. Jadi saya bisa katakan saya tidak kaget penetapan status tersangka itu," tegas Edwin.
Kendati demikian, Edwin menjelaskan, meskipun sudah mengetahui perihal tersebut pihaknya tidak mau membeberkan duluan karena ada pihak yang lebih pantas untuk mengungkapnya.
"Terkait dengan posisi Ibu PC sebagai tersangka saat ini, tentu itu wilayahnya penyidik. Penyidik punya keterangan-keterangan alasan mengapa menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka," terangnya.
Lebih lanjut, Edwin kini sedang fokus membuat draft laporan yang akan disampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi0, Kepolisian, dan DPR pada Senin, 22 Agustus 2022 mendatang.
"Ya kami akan buat laporan, karena hari Senin kami juga diundang ke DPR," imbuhnya.
Dalam kasus ini, Bareskrim Polri telah menetapkan lima orang tersangka kasus penembakan dan pembunuhan terhadap Brigadir J. Mereka adalah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Richard Eliezer alias Bharada E, asisten rumah tangga sekaligus sopir Kuwat Ma'ruf alias KM, Brigadir RR alias Ricky Rizal, dan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Istri Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati
Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Dia dijerat pasal pasal 340 subsidair pasal 338 junto pasal 55-56 Kitab Hukum Undang-Undang Pidana (KUHP).
"Pasal 340 sub 338 juncto pasal 55 pasal 56 KUHP," kata Dirtipidum Brigjen Andi Rian Djajadi di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat 19 Agustus 2022.
Dalam pasal 340 berbunyi barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
Sementara, Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto menyatakan, bahwa pihaknya telah menetapkan enam polisi diduga kuat melakukan tindak pidana obstruction of justice dalam kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. Seperti upaya menghambat penyidikan lewat pengaburan fakta barang bukti CCTV.
"Terdapat enam orang dari hasil pemeriksaan yang patut diduga melakukan tindak pidana obstruction of justice, menghalangi penyidikan," tutur Agung di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Menurut Agung, enam polisi tersebut merupakan bagian dari 18 anggota yang ditempatkan khusus (patsus) dalam kasus kematian Brigadir Yoshua. Adapun identitasnya adalah Irjen FS, Brigjen HK, Kombes ANP, AKBP AR, Kompol BW, dan Kompol CP.
"Yang lima sudah dipatsuskan (selain tersangka Ferdy Sambo), ini dalam waktu dekat akan kita limpahkan ke penyidik," jelas dia.
Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Asep Edi Suheri menambahkan, pihaknya telah menyita sejumlah barang bukti terhadap dugaan tindak pidana yang dilakukan enam polisi tersebut.
"Untuk Pasal yang disangkakan yaitu Pasal 32 dan 33 UU ITE dan juga Pasal 221, 223 KUHP dan juga 55 56 KUHP," kata Asep.Â
Advertisement
Peran Putri Candrawathi di Pembunuhan Brigadir J
Bareskrim Polri telah menetapkan tersangka terhadap istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi terkait tewasnya Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Dia dijerat Pasal 340 subsidair Pasal 338 junto Pasal 55-56 Kitab Hukum Undang-Undang Pidana (KUHP).
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan, penetapan tersangka terhadap Putri Candrawathi berdasarkan keterangan saksi serta alat bukti yang ada.
"Penyidik tentu menetapkan berdasarkan keterangan para saksi dan alat bukti yang ada (fakta penyidikan)," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (20/8/2022).
Agus menjelaskan, peran terhadap Putri Candrawathi yaitu mengajak Brigadir RR alias Ricky Rizal, Bharada E alias Richard Eliezer dan Kuwat Maruf menuju ke Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, atau lokasi kejadian.
"(PC) ada di lantai 3 saat Ricky dan Richard, saat ditanya kesanggupan untuk menembak almarhum Joshua. Mengajak berangkat ke Duren Tiga bersama RE, RR, KM, almarhum Joshua. Mengikuti skenario yang dibangun oleh FS," jelasnya.
Tak hanya itu saja, Putri Candrawathi juga ternyata bersama dengan sang suami Irjen Ferdy Sambo menjanjikan uang kepada tiga tersangka lainnya.
"Bersama FS saat menjanjikan uang kepada RE, RR dan KM," ungkapnya.
"(Putri Candrawathi) mengikuti skenario yang dibangun oleh Irjen Ferdy Sambo," tambahnya.
Sebelumnya, polisi menetapkan istri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati (PC) sebagai tersangka kasus tewasnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Penyidik menganggap Putri terlibat dalam terkait tewasnya Brigadir J.
"Penyidik menetapkan PC sebagai tersangka," kata Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 19 Agustus 2022.
Â
Reporter:Â Rahmat BaihaqiÂ
Sumber: Merdeka.com