Jokowi Siapkan 700 Ribu Hektare Lahan, Ditergetkan 5 Tahun Indonesia Swasembada Gula

Menurut dia, 700.000 hektare lahan ini akan tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Nov 2022, 14:29 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 14:14 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi usai meninjau kebun tebu di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, Jumat (4/11/2022). (Biro Pers)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menyiapkan 700.000 hektare lahan untuk ditanami bibit tebu. Dia meyakini apabila 700.000 hektare lahan ini ditanami tebu, Indonesia akan mencapai swasembada gula dalam lima tahun ke depan.

"Tadi disampaikan kalau kita betul-betul bisa menyiapkan 700.000 hektare, kita kan mandiri, kita kan swasembada gula dalam 5 tahun ke depan," kata Jokowi usai meninjau kebun tebu di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, Jumat (4/11/2022).

"Dan akan saya siapkan yang 700 (ribu hektare) itu. Sekarang baru dapat 180.000 hektare. Kita butuhnya 700.000 hektare, akan saya siapkan," sambungnya.

Menurut dia, 700.000 hektare lahan ini akan tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Jokowi menyebut lahan di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat sangat subur apabila ditanami tebu.

"Nanti kita akan lari ke luar Jawa karena kalau lahan 700.000 hektare juga bukan lahan yang kecil. Tapi ini akan dengan sekuat tenaga akan saya siapkan ya," jelasnya.

Jokowi menyampaikan bahwa pemupukan tebu di Kabupaten Mojokerto sangat bagus karena memiliki tanah yang subur. Setelah ditanami bibit tebu selama beberapa hari, hasilnya sudah dapat terlihat.

"Dengan telah ditanam ini yang sudah 26 hari dilihat tadi hasilnya luar biasa," ucap Jokowi.

Swasembada Gula Selalu Meleset

Rancangan Perpres tentang percepatan swasembada gula yang akan dicanangkan pemerintah menuai polemik. Hal ini lantaran Perpres tersebut tersebut berpotensi menjadi ajang monopoli bagi BUMN.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen pun secara tegas menolak rencana Perpres tersebut. Menurutnya, pencanangan swasembada gula di 2025 hanya omong kosong dan tak masuk akal.

Salah satu poin utama dalam Perpres tersebut, pemerintah akan memberi fasilitasi PTPN III untuk melakukan impor gula.

Menurut Soemitro, swasembada gula sebenarnya sudah berkali-kali dicanangkan sejak masa Presiden SBY. Dimulai tahun 2008, kemudian berlanjut 2013. Target swasembada gula selalu meleset. Di era pemerintahan Jokowi, target swasembada gula juga selalu meleset saat ditargetkan di tahun 2019 dan di tahun 2022.

“Dan ini ada pencanangan swasembada lagi di tahun 2025. Itu omong kosong dan hanya akal-akalan. Aneh, swasembada, tapi ujung-ujungnya impor,” kata Soemitro, Kamis (29/9/2022).

Soemitro menilai program swasembada tidak pernah tercapai karena pemerintah tidak pernah serius menjalankan program swasembada.

Dalam ketentuannya, semua perusaahan (BUMN atau Swasta) yang membangun pabrik gula baru (produksi gula konsumsi) diwajibkan untuk menanam tebu. Sebagai kompensasi mereka mendapat kuota impor raw sugar (gula mentah) selama 5 tahun sebagai bahan baku.

“Semenjak SBY sampai Jokowi juga terus begitu. Dan anehnya, selama ini tidak pernah ada sanksi tegas bagi yang mendapat izin impor tapi tidak mau menanam tebu,”tandasnya.

 

Infografis Gula Indonesia
Produksi gula selalu kurang, impor berdatangan, dan pabrik lokal tutup? (liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya