Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut, korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah lagi. Menurut dia, hingga sore hari ini diketahui korban meninggal menjadi 310 orang.
"Sehingga jumlah meninggal menjadi 310 orang," ujar Suharyanto dalam jumpa pers virtual, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga
Suharyanto menyebut, jumlah korban meninggal bertambah 38 orang dari sebelumnya. Pada Kamis, 24 November 2022, dia menyebut jumlah korban meninggal dunia ada 272 orang.
Advertisement
Sementara korban yang dinyatakan hilang sebanyak 24 orang.
"Korban yang masih belum diketemukan adalah 24 orang. Nah 24 orang ini masih dicari terus. Tetapi 24 orang ini sudah jelas identitasnya," kata dia.
Sementara untuk pencarian hari ini, Kepala BNPB menyebut tim sar gabungan menemukan 17 jenazah. Sebanyak 8 di antaranya sudah diketahui identitasnya, sementara 9 orang lainnya belum teridentifikasi karena diduga warga luar Kecamatan Cugenang.
Suharyanto juga meluruskan informasi yang dia sampaikan sebelumnya. Dia menyebut pada Kamis, 24 November 2022 menyebut korban meninggal yang bukan warga Cugenang adalah 7 orang.
Namun lantaran hari ini menemukan 9 jenazah yang tak diketahui identitasnya, maka dia meralat. Menurut dia, korban meninggal yang bukan warga Cugenang yakni 9 orang.
"Ternyata yang ditemukan bukan 7, tetapi ada 9 jenazah. Nah 9 ini karena pelintas, warga luar Kecamatan Cugenang, ini masih diidentifikasi. Mohon seluruh masyarakat di sekitar Kecamatan Cugenang atau seluruh Kabupaten Cianjur atau dari luar Cianjur yang merasa ada anggota keluarganya hilang segera melapor," kata dia.
IDI Kirim Dokter Spesialis hingga Selimut Tangani Warga Terdampak Gempa Cianjur
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengirimkan ratusan dokter termasuk dokter spesialis dan obat-obatan ke Cianjur, Jawa Barat.
Adapun tenaga medis yang dikirim meliputi 167 dokter umum, 21 dokter spesialis bedah, 24 dokter spesialis ortopedi, 7 dokter spesialis anestesi, 2 dokter spesialis kejiwaan untuk trauma healing, 7 dokter spesialis anak termasuk 4 dari IDAI Jabar, 2 dokter spesialis penyakit dalam dari RS Muwardi Solo.
"IAI datang juga membawa tim apoteker untuk menggerus obat, PPNI, PDGI, semua OP hadir," kata Ketua Umum PB IDI, Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT melalui keterangannya di Cianjur, Jumat (25/11/2022).
Adib mengatakan bantuan relawan dokter dan tenaga kesehatan tersebut datang dari IDI wilayah serta cabang seperti Kota/Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Karawang, Kota/Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota/Kabupaten Bogor, Serang, IDI Depok, IDI Bekasi, Makassar, dan juga Pusat Krisis Kesehatan PB IDI.
"Kami juga ada koordinasi dengan Perhimpunan dibawah IDI seperti PABOI, IDAI, POGI, PAPDI, PERKI, PDPI," kata dia.
Menurutnya, tenaga medis dokter yang ada di Cianjur saat ini tercatat ada 602 orang. Mereka yang sudah bertugas dalam penanganan kesehatan bagi warga terdampak gempa, antara lain 378 perawat, 77 bidan, 11 kesehatan lingkungan, 5 tenaga surveilans, 3 ahli gizi, 2 analis kesehatan, 126 apoteker.
"Relawan dokter dan nakes bekerja bergantian beberapa gelombang karena sebagian membutuhkan istirahat juga," ucapnya.
Saat ini, PB IDI dan IDI Cianjur terus memantau distribusi tenaga kesehatan (nakes) dari IDI wilayah dan cabang sekitar serta dari perhimpunan dibawah IDI.
Advertisement
Gempa Cianjur, Mensos Risma Buat Dapur Umum di Jakarta dan Bekasi
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan,pihaknya akan membuat dapur umum di Jakarta dan Bekasi untuk memudahkan proses distribusi bantuan makanan kepada masyarakat korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Saya putuskan pada hari ini kita membuat dapur umum di Jakarta dan Bekasi karena saya khawatir kalau semakin banyak pengungsi di sana, kebutuhan misalkan untuk bahan baku, misalkan seperti ayam dan telur itu terbatas," kata Risma di kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Dapur umum tersebut berlokasi di Taman Makam Pahlawan Jakarta dan Balai Pangudi Luhur Bekasi. Risma menjelaskan kedua dapur umum akan memproduksi makanan dalam bentuk lauk pauk, sementara nasi akan dimasak di dapur umum di Cianjur.
"Tadi ada diskusi bahwa kalau nasi kita masak juga di sini takutnya tidak enak sampai di sana. Jadi karena itu di sana tetap masak nasi namun lauk pauk akan kita supply sebagian dari Jakarta dan Bekasi dengan alasan bahwa kita khawatir kebutuhan makanan di sana tidak bisa kita penuhi," kata Risma seperti dilansir Antara.
Menurut Mensos, pihaknya juga membuka dapur umum 16 titik di lokasi bencana yang hingga saat ini masih terus didirikan dengan produksi makanan saji total 27.890 porsi untuk sekali makan.
Keenam belas dapur umum berlokasi di Sukamanah, Pendopo, RSUD Cimacan, Desa Gasol, Sukamaju, Karangtengah, Cimacan, Rancagoong, Cikancana, Warungkondong, Desa Cinta Asih Gekbrong, Cugenang, RS Sayang Cianjur, Kantor Dinas Cianjur, Sarampad Cugenang, dan Sukatani Pecet.
Tagana Dikerahkan
Risma mengatakan, Kemensos telah mengerahkan sekitar 442 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari seluruh Jawa dan Lampung. Selain itu staf dari Kemensos juga turut membantu aktivitas di dapur umum, bukan hanya mereka yang berada di pusat tetapi juga staf dari 13 balai sentra.
"Kurang lebih sampai dengan hari ini, kurang lebih kita mengeluarkan Rp20 miliar sekian," imbuh Risma.
Dia mengatakan, pendirian dapur umum, baik yang berlokasi di Cianjur maupun di Jakarta dan Bekasi, tidak ditargetkan untuk dibuka dalam jangka waktu tertentu. Durasi pembukaan dapur umum bergantung dari lamanya kebutuhan pengungsian.
"Untuk dapur umum kita tidak tahu sampai kapan, kita tidak tahu. Nanti ada saatnya kita harus cabut. Kalau (contohnya) di Majene itu sampai satu tahun kita buat, Semeru itu tujuh bulan. Jadi nanti tergantung pengungsian itu," tandas Risma.
Â
Advertisement