Mentan SYL: Jalan Usaha Tani Mudahkan Petani Perluas Jalur Distribusi

Program Jalan Usaha Tani (JUT) yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) terbukti membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2022, 21:14 WIB
Diterbitkan 15 Des 2022, 16:22 WIB
Program Jalan Usaha Tani (JUT) yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) terbukti membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian (Istimewa)
Program Jalan Usaha Tani (JUT) yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) terbukti membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang menatap dan menuju target menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Tentu perlu adanya perbaikan potensi sumber daya alam, serta potensi sumber daya manusia, agar dapat memaksimalkan hasil pertanian.

Potensi serapan pasar di dalam dan luar negeri terus meningkat. Namun tidak paralel dengan berbagai kendala yang dihadapi para petani di Indonesia. Mulai dari kendala alat dan mesin pertanian yang belum bisa dimanfaatkan secara optimal yang penyebabnya adalah akses menuju area persawahan atau perkebunan yang mereka miliki, masih belum memadai.

Program Jalan Usaha Tani (JUT) yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) terbukti membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian.

"JUT bertujuan mempermudah akses para petani dalam memperluas jalur distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan pendapatan petani," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil, menambahkan bahwa JUT juga pada praktiknya mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi covid-19.

"Ditjen PSP menyalurkan bantuan, salah satunya melalui wujud pembangunan jalan pertanian di berbagai daerah dengan pengupayaan tenaga kerja padat karya,” kata Ali Jamil.

Pembuatan JUT dilakukan meliputi kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan budidaya perkebunan, dan kawasan budidaya hortikultura. Tak ketinggalan kawasan budidaya perternakan pun termasuk didalamnya. Namun lahan yang ditetapkan sebagai lokasi JUT harus memenuhi syarat, antara lain clear dan clean. Status lahan juga harus jelas dan tersedia petani penerima manfaat/ sesuai kriteria yang telah ditentukan.

Akses Petani Makin Mudah, Optimasi Produksi Pertanian Makin Tinggi

JUT sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor bahan pangan.

Tujuan tersebut terbukti mulai dirasakan manfaatnya oleh petani yang di wilayahnya dibangun JUT. Salah satunya ada di Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Jika jalan tidak bagus, ketika panen petani akan kesulitan mengakses jalan. Perawatan alat mesin pertanian (alsintan) maupun sarana dan produksi pertanian (saprodi) juga akan kesulitan. Dengan dibangunnya JUT sangat memudahkan dalam mobilitas sehingga mampu menekan biaya produksi pertanian," kata Joko Nur Cahyono selaku Sub Koordinator Pengelolaan Lahan, Air, dan Pembiayaan pada Bidang Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Joko menjelaskan, JUT atau jalan pertanian merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternakan) untuk memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian, mengangkut sarana produksi menuju lahan pertanian, dan mengangkut hasil produk pertanian dari lahan.

"Jalan Usaha Tani adalah jalan yang ada di hamparan persawahan dan tidak secara langsung menghubungkan dua perkampungan. Ini bukan jalan perkampungan, karena tidak menghubungkan perkampungan," terang Joko.

JUT tidak untuk dilalui kendaraan besar. Oleh karena itu ukuran paling lebar JUT hanya 2,5 meter, sehingga kendaraan paling besar yang bisa lewat hanya mobil pick up.

"Pemerintah sudah memberikan bantuan kepada kita. Mohon dirawat. Kalau perawatan menjadi tanggung jawab kelompok. Bisa dibayangkan jika tidak ada JUT, saat hujan, saat harus membawa hasil tani, tentu akan kesulitan. Mohon dirawat dengan baik supaya usia JUT lebih lama. Tolong diawasi juga penggunaannya. Kalau truk tronton lewat, jalannya pasti rusak karena melebihi batas ambang maksimal muatan," kata Joko mengimbau.

Kehadiran JUT memenuhi persyaratan penggunaan alsintan serta pengangkutan saprodi dan hasil panen. Dengan semakin mudahnya mobilitas alsintan, maka produktivitas pertanian akan meningkat yang pada akhirnya kesejahteraan petani pun ikut meningkat.

"Alhamdulillah dengan adanya JUT ini bisa mengurangi biaya produksi. Adanya akses JUT ini kita bisa membawa hasil pertanian lebih mudah dan lebih cepat," kata Soimin selaku Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki 2 Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

JUT dibangun di Dusun Sulakdoro sepanjang 200 meter. Kehadiran JUT diakui Soimin sangat membantu akses petani mengangkut hasil panen. Tak hanya itu, JUT juga ikut dinikmati masyarakat umum.

"JUT ini sangat membantu karena menjadi satu-satunya jalan akses pertanian di desa kami. Sebelum ada JUT, akses sangat sulit terutama saat musim hujan. Yang lewat bukan petani saja. Banyak orang umum dan anak sekolah juga," ucap Soimin.

Atas kemudahan akses jalan yang kini dirasakan petani, Soimin mengucapkan terima kasih.

"Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah desa, khususnya kepada Kepala Desa Lojejer, Muhammad Soleh. Untuk Kementan juga saya mengucapkan terima kasih," katanya.

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya