Jokowi Buka Peluang Kembali Lakukan Reshuffle Kabinet

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka kemungkinan akan kembali melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di akhir masa jabatannya.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Des 2022, 11:25 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 11:25 WIB
Presiden Jokowi bersama para ketua umum partai politik koalisi pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022) jelang reshuffle kabinet
Presiden Jokowi bersama para ketua umum partai politik koalisi pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022) jelang reshuffle kabinet. (Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka kemungkinan akan kembali melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di akhir masa jabatannya.

Meski demikian, dia tak berbicara kapan reshuffle kabinet akan dilakukan.

"Mungkin (reshuffle). Ya nanti," kata Jokowi singkat kepada wartawan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengungkap hasil survei terbaru yang mengenai kinerja menteri kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Hasilnya, tingkat kepuasan atas kinerja para menteri terbilang baik yakni sebesar 60,5 persen.

"Hanya 32,7 persen responden yang menyatakan tidak puas dan 6,9 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab," kata Yunarto saat jumpa pers daring, Kamis (22/12/2022).

Meski terbilang puas, namun mayoritas responden mengaku setuju saat survei bertanya tentang urgensi Presiden Jokowi kembali melakukan reshuffle terhadap mereka.

"61,8 persen mengaku setuju, 26,6 persen menyatakan tidak setuju dan 11,7 persen menjawab tidak tahu," jelas Yunarto.

 

Harus Selesai Pekerjaan Rumah

Yunarto menganalisis, urgensi dalam melakukan reshuffle bisa terkait dengan kinerja para menteri yang sudah melakukan ancang-ancang untuk 2024. Baik itu menjadi calon presiden atau pun calon wakil presiden.

Dia pun mewanti, jika Presiden Jokowi ingin meninggalkan legacy dalam pemerintahannya, maka kebutuhan hal tersebut menjadi pekerjaan rumah sebelum habis masa dinas dalam 2 tahun mendatang.

"Jadi untuk 2 tahun terakhir ini menjadi ujian buat pemerintahan dan presiden yang sudah tidak bisa maju kembali (untuk memperbaiki kinerja kabinet keseluruhan)," Yunarto menutup.

Sebagai informasi, survei terkait baru saja dilakukan pada rentang waktu 8-16 Desember 2022.

Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan total responden sebanyak 1.220 orang yang diambil secara nasional. Survei ini memiliki nilai margin of error sebesar 2,82 persen dengan quality control dari total sampel sebanyak 20 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya