Perampokan bermodus sopir taksi kembali terjadi. Uang sebanyak Rp 45 juta milik 2 karyawati hotel di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, ludes digasak perampok.
Perampokan berawal saat korban LS dan FW yang ingin pulang ke Pondok Kopi, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2013 lalu dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya keesokan harinya. Kedua korban menumpang taksi berwarna putih dengan lampu khas taksi berwarna kuning di bagian atapnya. Bau asap rokok yang memenuhi ruang kabin sempat membuat korban khawatir naik. Namun, karena waktu larut malam dan macet, korban tetap mengambil taksi tersebut. Peristiwa nahas pun menimpa keduanya.
"Tepatnya di belakang Apartemen Sahid, tiba-tiba semua pintu terkunci otomatis. Dan, sandaran jok belakang ada yang mendorong ke depan, seperti ada orang yang mau keluar. Kami berusaha tetap sandaran dan menaikkan kaki ke sandaran jok depan untuk mencegah pelaku keluar. Tapi kalah kuat," kata LS di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Pelaku yang terdiri dari 3 orang mengeluarkan senjata tajam dan mengancam melukai korban. Pelaku juga melilitkan lakban ke wajah korban. "Mulut dan mata kami ditutup seperti mumi," tuturnya.
Sopir taksi kemudian berputar-putar dan menyebutkan lokasi menuju arah Jakarta Timur. "Kita terus saja tujuan Kalimalang, Jatiasih," kata korban FW menirukan ucapan pelaku. Menurutnya, selama perjalanan para pelaku kerap menggunakan logat yang berbeda-beda karena ingin mengaburkan ciri identitas mereka.
Korban tak sampai disekap pelaku, dan diturunkan di tanah kosong. "Dalam keadaan terikat, kami ditinggalkan di tanah kosong becek berumput liar. Kami mengetahui lokasi tersebut dari 3 anak muda yang melintas. Tempat itu di Kalideres, jauh dari tujuan awal," jelas perempuan berambut panjang ini.
Selain menguras uang sebanyak Rp 45 juta dari kartu ATM, para pelaku yang diperkirakan berusia 40 tahun-an itu juga merampas perhiasan yang dikenakan korban. Pelaku juga mengancam akan membunuh korban bila berbohong menyebutkan nomor pin rahasia kartu ATM.(Adi)
Perampokan berawal saat korban LS dan FW yang ingin pulang ke Pondok Kopi, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2013 lalu dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya keesokan harinya. Kedua korban menumpang taksi berwarna putih dengan lampu khas taksi berwarna kuning di bagian atapnya. Bau asap rokok yang memenuhi ruang kabin sempat membuat korban khawatir naik. Namun, karena waktu larut malam dan macet, korban tetap mengambil taksi tersebut. Peristiwa nahas pun menimpa keduanya.
"Tepatnya di belakang Apartemen Sahid, tiba-tiba semua pintu terkunci otomatis. Dan, sandaran jok belakang ada yang mendorong ke depan, seperti ada orang yang mau keluar. Kami berusaha tetap sandaran dan menaikkan kaki ke sandaran jok depan untuk mencegah pelaku keluar. Tapi kalah kuat," kata LS di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Pelaku yang terdiri dari 3 orang mengeluarkan senjata tajam dan mengancam melukai korban. Pelaku juga melilitkan lakban ke wajah korban. "Mulut dan mata kami ditutup seperti mumi," tuturnya.
Sopir taksi kemudian berputar-putar dan menyebutkan lokasi menuju arah Jakarta Timur. "Kita terus saja tujuan Kalimalang, Jatiasih," kata korban FW menirukan ucapan pelaku. Menurutnya, selama perjalanan para pelaku kerap menggunakan logat yang berbeda-beda karena ingin mengaburkan ciri identitas mereka.
Korban tak sampai disekap pelaku, dan diturunkan di tanah kosong. "Dalam keadaan terikat, kami ditinggalkan di tanah kosong becek berumput liar. Kami mengetahui lokasi tersebut dari 3 anak muda yang melintas. Tempat itu di Kalideres, jauh dari tujuan awal," jelas perempuan berambut panjang ini.
Selain menguras uang sebanyak Rp 45 juta dari kartu ATM, para pelaku yang diperkirakan berusia 40 tahun-an itu juga merampas perhiasan yang dikenakan korban. Pelaku juga mengancam akan membunuh korban bila berbohong menyebutkan nomor pin rahasia kartu ATM.(Adi)