Liputan6.com, Jakarta Guna mewujudkan program aksi kepedulian pemerintah terhadap tenaga kerja sektor UMKM di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan menggelar Sosialisasi Penerapan Ergonomi dan Pemeriksaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja UMKM, Sabtu (19/8/2023). Sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pekerja akan pentingnya K3.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan bahwa sosialisasi penerapan K3 saat melakukan aktivitas pekerjaan penting dilakukan karena K3 merupakan upaya perlindungan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja, serta melindungi keamanan peralatan dan sumber produksi agar selalu dapat digunakan secara efisien.
Baca Juga
"Sehingga secara filosofis dan teknis, K3 merupakan cara berpikir dan upaya nyata untuk menjamin keberlangsungan tenaga kerja pada semua sektor, termasuk juga sektor UMKM," katanya.
Advertisement
"Salah satu upaya K3, yaitu penerapan faktor ergonomi di tempat kerja. Berdasarkan Permenaker Nomor 5 Tahun 2018, bahwa Syarat K3 Lingkungan Kerja salah satunya yaitu Pengendalian Faktor Ergonomi di tempat kerja," jelas Ida.
Dampak Bahaya bagi Kesehatan
Sebagai informasi, faktor ergonomi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap tenaga kerja.
"Ergonomi ini memiliki dampak bahaya pada kesehatan, seperti sakit punggung dan leher, gangguan pada otot dan sistem syaraf yang mempengaruhi kenyamanan bekerja selanjutnya terhadap produktivitas tenaga kerja," ujar Ida.
Dirinya juga mengatakan bahwa upaya pelaksanaan penerapan K3 yakni melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, salah satunya pengujian penanggulangan Penyakit Tuberkulosis (TB) di tempat kerja.
"TB merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian penting di dunia maupun di Indonesia karena mudah menular dan tersebar luas di masyarakat dengan angka kesakitan dan angka kematian yang masih tinggi," kata Ida.
"Mengingat besar dan kompleksnya permasalahan TB di Indonesia maka pencegahan dan penanggulangan TB harus dilakukan upaya yang komprehensif, terpadu dan berkesinambungan melalui kemitraan pemerintah, berbagai sektor swasta, termasuk UMKM serta Lembaga masyarakat lainnya," jelasnya.
(*)
Advertisement