Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menanggapi kabar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang hilang kontak usai kunjungan kerja ke sejumlah negara di Eropa. Kaesang berharap politikus NasDem itu bisa diketahui keberadaannya.
"Saya enggak tahu, ya semoga cepat ketemu. Hilang gimana kemarin? bisalah ketemu-ketemu, pasti ketemu," kata Kaesang kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Baca Juga
Dia pun meminta agar publik tidak buru-buru menilai Syahrul Yasin Limpo kabur dan tidak akan kembali ke Indonesia, lantaran diduga terlibat kasus korupsi di kementeriannya. Bisa jadi, kata Kaesang, SYL tidak diketahui keberadaannya karena kehabisan pulsa.
Advertisement
"Oh iya, pulsanya habis itu loh, positif thinking pulsanya abis kan roaming. Enggak dapet wifi," canda Kaesang.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tak bisa dihubungi. Dugaan hilangnya kontak Mentan Syahrul Yasin Limpo ini diungkap Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi.
Dia menjelaskan, Syahrul melakukan kunjungan kerja ke Italia dan Spanyol bersama beberapa pejabat eselon dan staf di lingkungan Kementerian Pertanian sejak akhir September 2023. Namun, kata Harvick, para pejabat dan staf tersebut kembali ke Indonesia lebih awal.
"Kembali ke Tanah Airnya ini memang masing-masing karena mungkin tiket juga terbatas. Akhirnya terpisah (dengan Mentan)," ujar Harvick kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Harvick mengatakan, Syahrul Yasin Limpo seharusnya kembali ke Indonesia paling lambat Minggu, 1 Oktober 2023.
"Sabtu (harusnya) sudah kembali (ke Indonesia), Sabtu kemaren. Sabtu atau Minggu harusnya sudah kembali. Baru 2-3 hari (belum sampai)," sambungnya.
Kembali ke Indonesia 5 Oktober 2023
Sementara itu, Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo atau SYL bakal kembali ke Indonesia pada Kamis, 5 Oktober 2023.
"Pak Mentan lagi ada giat lain yang memang sudah terjadwal. Tapi Pak Mentan akan masuk Indonesia tanggal 5 Oktober," kata Sahroni saat dikonfirmasi, Selasa (3/10/2023).
Sahroni menyampaikan, Syahrul Yasin Limpo mendapat perintah dari Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh agar segera kembali ke Indonesia. Nantinya, Mentan Syahrul Yasin Limpo akan menghadap Surya Paloh dahulu setibanya di Indonesia.
"Perintah Ketua Umum segera kembali ke Tanah Air. Setelah kembali, Pak Mentan akan menghadap Ketua Umum dahulu," kata dia.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan Pemerintah saat ini belum mengetahui keberadaan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dikabarkan hilang kontak usai kunjungan kerjanya ke Eropa.
Advertisement
Janji bantu KPK
"Soal dia (Syahrul Yasin Limpo) ada di mana sekarang, kami (Pemerintah) tidak tahu juga," kata Mahfud di Istana Kepresidenan dikutip dari Antara, Rabu (4/10/2023).
Mahfud mengatakan Pemerintah memang pernah menyatakan akan membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pengusutan dugaan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) sesuai kapasitas yang dimiliki.
Namun, lanjutnya, soal menghilangnya Syahrul Yasin Limpo, Pemerintah juga belum mengetahui keberadaan yang bersangkutan.
"Maksud saya, kalau kesulitan, misalnya pengusutan barang-barang yang dirampas, diduga dimusnahkan, senjata api, dan sebagainya, ya, kami fasilitasi untuk segera diselesaikan. Kami bantu. Itu kewajiban Pemerintah. Tetapi, soal dia ada di mana sekarang, kami tidak tahu juga," jelasnya.
KPK Punya Cara Temukan Syahrul Yasin
Mahfud meyakini KPK memiliki cara atau langkah yang harus ditempuh untuk menemukan Syahrul Yasin Limpo. Mahfud menilai seorang sekelas menteri tidak mudah untuk menghilang dari publik.
"Kalau menghilang, dalam arti menghindari aparat atau lari, saya kira tidak mudah," imbuhnya.
Meskipun demikian, Mahfud menekankan ketidakjelasan posisi Syahrul Yasin Limpo saat ini belum dapat diduga untuk menghindari proses hukum, karena belum ada penetapan daftar pencarian orang (DPO) dari aparat berwenang.
"Belum, belum, belum menduga; karena ini kan baru bisa diduga kalau sudah dikatakan DPO oleh aparat. Ini kan belum DPO. Kita tunggu informasinya," kata Mahfud MD.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement