Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan, kenaikan harga beras tak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia. Dia mengatakan, perubahan iklim menyebabkan sejumlah negara, termasuk Indonesia mengalami gagal panen.
Hal ini menyebabkan suplai menjadi sedikit, sedangkan masyarakat yang mengonsumsi beras sangat tinggi. Jokowi menuturkan kondisi ini membuat harga beras naik.
Baca Juga
"Ada perubahan iklim, ada yang panen gagal karena perubahan iklim, hujan terlalu deras, kering terlalu panjang," kata Jokowi saat menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah di Gudang Bulog GDT Huta Lombang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, Jumat (15/4/2024).
Advertisement
"Banyak negara yang juga sama dengan kita gagal panen sehingga karena suplainya sedikit, yang makan tetap atau tambah banyak sehingga harganya naik," sambung dia.
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan pangan kepada masyarakat. Jokowi menyampaikan bantuan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga beras.
"Jadi Bapak Ibu sekalian, beras ini diberikan kepada Bapak Ibu karena harga beras sekarang naik," ujarnya.
Jokowi memastikan bahwa masyarakat yang hadir telah menerima bantuan pangan yang diberikan pemerintah. Menurut dia, bantuan tersebut akan dilanjutkan apabila Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencukupi.
"Nanti kalau APBN kita lihat ada ruang untuk anggaran ini akan dilanjutkan, tapi janji dari pemerintah sampai bulan Juni dulu," tutur Jokowi.
Tinjau Pasar Kawat Tanjungbalai, Jokowi: Harga Beras Baik, Cabai Masih Naik
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Pasar Kawat, Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (14/3/2024). Jokowi mengecek langsung harga dan stok sejumlah bahan pokok yang ada di pasar tersebut.
Salah satu bahan pokok yang ditinjau yakni, beras. Jokowi menyebut harga beras di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara cukup baik dan stabil dibandingkan provinsi lainnya.
"Beras yang SPHP Bulog stoknya ada, harganya Rp57 ribu untuk 5 kilo, kemudian beras lokal, medium, harga masih di Rp12.800 saya kira dibandingkan provinsi yang lain masih baik," kata Jokowi usai peninjauan, Kamis.
Sementara itu, Jokowi mengakui harga cabai masih mengalami kenaikan. Kendati begitu, dia meyakini bahwa jika stabilitas harga tersebut dapat dikendalikan, maka akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.
"Saya kira menjelang Ramadan kalau stabilitas harga bisa kita kendalikan seperti ini akan baik untuk masyarakat," ucap Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut memberikan bantuan kepada para pedagang di Pasar Kawat. Pemilik kedai rempah Haji Sokon mengatakan akan menggunakan bantuan tersebut untuk meningkatkan modal usahanya.
"Rencananya untuk dimodalkan kembali untuk dagang rempah-rempah," ujarnya.
Dia pun sangat mengapresiasi kunjungan Presiden Jokowi ke Kota Tanjungbalai. Menurutnya, kunjungan tersebut merupakan kunjungan kepala negara yang pertama sejak kemerdekaan Republik Indonesia.
"Alhamdulillah sangat senang sekali karena Bapak itu membawa keberkahan bagi Kota Tanjungbalai tercinta ini. Baru seumur-umur sejak kemerdekaan RI, presiden baru inilah datang ke Tanjungbalai," tuturnya.
Advertisement
Harga Beras Premium dan Minyak Goreng Kompak Naik
Masuk periode awal Ramadan ini sejumlah harga pangan masih mengalami kenaikan. Meski begitu, kenaikkannya terbilang tak terlalu signifikan dibandingkan sebelumnya.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) ada jenis harga Beras Premium yang masih mengalami kenaikan. Per 13 Maret 2024 ini, harga rata-rata nasional beras premium sebesar Rp 16.500 per kilogram (kg). Angka ini naik 0,12 persen dari harga berlaku sebelumnya.
Dilihat dari sebarannya, harga tertinggi ada di Papua Pegunungan dengan Rp 26.000 per kg. Sementara itu, harga terendah ada di Sumatera Selatan dengan Rp 14.410 per kg. Harga di DKI Jakarta sendiri tercatat sebesar Rp 15.690 per kg.
Bahan pangan lain yang mengalami kenaikan adalah Minyak Goreng Curah. Saat ini harga rata-rata nasional Minyak Goreng Curah sebesar Rp 15.720 per liter. Angka ini naik 0,45 persen dari harga berlaku sebelumnya.
Harga paling tinggi ada di Papua dengan Rp 19.430 per liter. Sementara harga terendah ada di Kepulauan Riau dengan Rp 14.000 per liter. Di wilayah DKI Jakarta sendiri berlaku harga Rp 15.490 per liter.