Â
Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi dan mengecek langsung command center di KM29. Kegiatan ini juga dilakukan bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga.
Baca Juga
"Hari ini saya berkunjung ke command center dari Korlantas untuk mengecek secara langsung kondisi jalan, terutama yang akan disiapkan untuk mudik ke arah timur, dan tentu saja bagaimana nanti rekayasa lalu lintasnya akan dilakukan sudah dilaporkan kepada saya dan Bu Bintang," kata Muhadjir di lokasi, Kamis (4/4/2024).
Advertisement
Dalam pengecekan itu, ada beberapa catatan yang ia sampaikan yakni terkait dengan kebijakan diskon tarif tol sampai Kalikangkung. Kebijakan ini akan berlaku sampai Jumat 5 April 2024 pukul 05.00 WIB.
"Untuk para pemudik agar nanti tidak ikut berdesak-desakan pada puncak mudik, kalau sudah siap sebaiknya berangkat mudiknya hari ini sampai nanti malam memanfaatkan diskon, dan juga menghindari kemungkinan terjadinya macet pada saat puncak mudik yang diperkirakan pada tanggal 6 sampai 8," kata dia.
Selain itu, Muhadjir menyebut, pihaknya telah menyiapkan jalur operasional di jalur Selatan sepanjang 8,5 kilometer.
"Apabila nanti ada rekayasa lalu lintas contraflow masuk Jakarta, kalau nanti kontrolnya hanya satu jalur satu jalan. Jadi Hanya menyisakan dari Bandung-Jakarta, hanya satu jalur, satu bahu itu nanti jalur tol fungsional Japek Selatan akan dibuka," sebutnya.
"Sekarang sedang disiapkan, mudah-mudahan itu bisa mempermudah dan memperlancar terutama mereka-mereka yang akan mudik dari Bandung ke Jakarta," pungkasnya.
Pantau Arus Mudik Lebaran Pakai Drone
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menggunakan drone untuk melakukan pemantauan arus mudik dan balik lebaran 2024. Untuk jangkauan drone itu nantinya akan mencapai radius 20 kilometer.
"Sehingga, nanti kemacetan-kemacetan yang menginformasinya terpenggal. Karena CCTV yang tidak bisa tercover seluruh keadaan nanti bisa dibantu dilengkapi dengan informasi dari drone yang memiliki kemampuan menjangkau sampai 20 KM itu," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy kepada wartawan, Kamis (4/4).
Ia menjelaskan, penggunaan drone ini baru dipakai pada mudik lebaran tahun 2024. Hal ini dijelaskannya untuk menyempurnakan sistem pemantauan, terlebih untuk jarak pemasangan kamera Close Circuit Television (CCTV) berjarak 500 meter setiap titiknya.
"Sehingga ada wilayah yang blank spot, yang tidak tercover oleh CCTV yang itu menyebabkan ketika kita membuat perhitungan tidak terlalu akurat. Nah dengan adanya drone ini, maka blank spot itu akan terhubung. Sehingga nanti analisis datanya itu dikomparasikan antara data dari CCTV dengan data yang dari drone," jelasnya.
Selain itu, untuk drone ini nantinya bisa melakukan zoom mencapai 30 kali. Sehingga, jika ada objek tertentu yang bermasalah bisa langsung diclose up dan bisa dicek secara detail terhadap kendaraan tersebut.
"Jadi tidak dari command center, jadi pangkalannya bisa kita pindah-pindah sesuai dengan urgensinya, dengan begitu maka nanti termasuk kalau ada kecelakaan, itu tidak perlu harus didatangi dulu lokasi untuk dicek kondisinya, kita cukup drone dulu kemudian drone memberi informasi, kemudian kita bisa mengambil keputusan," paparnya.
"Sehingga kita ketika datang ke tempat lokasi tidak untuk menganalisis, tetapi untuk mengeksekusi. Dengan begitu maka nanti kecelakaan-kecelakaan termasuk mobil mogok misalnya, itu kita harapkan dalam waktu yang singkat bisa terdeteksi dan bisa dilakukan penindakan atau aktivitas untuk perbantuan," sambungnya.
Â
Â
Advertisement
Baru Ada 1 Unit Drone
Lalu, untuk jumlah drone ini hanya baru ada satu unit. Akan tetapi, pada tahun berikutnya diharapkan akan bertambah menjadi lima alat teknologi tersebut yang bisa untuk memantau semua jalur mudik.
"Semua jalur mudik, terutama Cikampek-Kalikangkung, kemudian arah Selatan, Bandung dan ini mobile. Jadi nanti pangkalannya bergerak, tidak dari sini saja (KM29). Sehingga kalau radius 20 kilometer itu berarti cukuplah untuk mengcover, akan flektif nanti untuk pemanfaatannya itu, lokasi-lokasi yang memang harus kita cermati lebih detail, tidak sekedar dari bantuan CCTV yang ada," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso menjelaskan, hasil dari pemantauan drone tersebut akan diteruskan kepada para pemudik.
"Kemudian bisa dizoom sampai 30 kali, dan nanti informasi-informasi itu akan bisa kita blast kepada pemilik handphone yang ada di area 20 kilo itu. Sehingga masyarakat pemudik itu dapat mengetahui jalur di depannya itu padat atau tidak, atau mau lewat mana, nanti terblast dari SMS yang ada," pungkas Slamet.
Â
Â
Â
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Â