BNPB Usul Tambahan Anggaran untuk Peremajaan Alat dan Penguatan Mitigasi Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan anggaran senilai Rp1,887 triliun dalam pagu anggaran tahun 2025. Anggaran tersebut salah satunya akan dimanfaatkan untuk penguatan mitigasi bencana.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 04 Jun 2024, 20:03 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 20:01 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan anggaran senilai Rp1,887 triliun dalam pagu anggaran tahun 2025. Anggaran tersebut salah satunya akan dimanfaatkan untuk penguatan mitigasi bencana.

Usulan anggaran tersebut diungkapkan langsung Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam rapat pendahuluan rencana kerja anggaran tahun 2025 dengan anggota Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Suharyanto mengatakan, dari Rp1,887 triliun tersebut mayoritas dialokasikan untuk rencana kerja penguatan mitigasi bencana senilai Rp103,250 miliar dan peremajaan atau penyediaan logistik peralatan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia senilai Rp1,7 triliun.

Sejumlah rencana kerja telah disiapkan oleh BNPB mulai dari pemasangan rambu dan papan informasi bencana pada daerah yang rawan bencana. Kemudian pembuatan early warning system untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, hingga rencana jangka panjang pemberdayaan masyarakat.

Selain itu untuk pembentukan forum kordinasi mitigasi bencana nasional, program desa tangguh bencana pada 30 desa, penyusunan rekon untuk provinsi baru, penyusunan RPKB untuk provinsi baru, dan pembentukan unit layanan disabilitas pada lima lokasi.

"Kondisi peralatan penanggulangan bencana di pusat dan di daerah juga sudah tidak layak pakai lagi dan perlu peremajaan untuk menunjang kesiapsiagaan dalam kondisi darurat," ucap Suharyanto.

Ia berharap, Komisi VIII DPR RI bisa menerima usulan anggaran tersebut, karena kemampuan anggaran mereka sangat terbatas untuk melakukan mitigasi kebencanaan nasional.

Hal demikian dikarenakan secara umum pagu indikatif BNPB untuk rencana kerja tahun anggaran 2025 senilai Rp927,574 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan sangat drastis sekitar 67,3 persen dari alokasi anggaran 2024.

"Kami sudah berupaya secara internal untuk menggeser anggaran ke bidang pencegahan, namun tentu saja kondisi ini masih jauh dari yang diharapkan, maka data kebencanaan itu diharapkan bisa jadi refleksi nyata sebagai landasan usul penambahan anggaran ini," katanya.

BNPB Imbau Warga Tak Terpengaruh Hoaks terkait Erupsi Gunung Marapi

Kementerian PUPR mengerahkan alat-alat berat untuk membantu penanganan darurat bencana banjir lahar dingin yang terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). (Foto: Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR mengerahkan alat-alat berat untuk membantu penanganan darurat bencana banjir lahar dingin yang terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). (Foto: Kementerian PUPR)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan. warga Sumatera Barat (Sumbar) untuk tetap tenang dan mematuhi arahan dari pemerintah daerah (pemda) setempat terkait kondisi Gunung Marapi yang kembali erupsi, Kamis 30 Mei 2024 siang.

"Semua arahan dalam kondisi kebencanaan seperti ini sudah pasti berorientasi terhadap keselamatan penduduk," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dilansir dari Antara, Jumat (31/5/2024).

Ia meminta, seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di tengah masyarakat, salah satunya dengan tidak menyebarkan informasi palsu atau hoaks yang tidak jelas dari mana sumbernya dan kebenarannya diragukan.

Untuk itu pula BNPB memastikan saat ini pemda melalui tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan unsur potensi SAR lain di Sumbar bersiaga turun ke lokasi untuk memastikan keselamatan warga, di antaranya Tanah Datar, Agam, dan seterusnya, yang berada tak jauh dengan Gunung Marapi.

Dalam keadaan seperti ini masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi dan waspada terhadap potensi risiko bahaya lahar yang dapat terjadi terutama saat terjadi hujan.

"Masyarakat hendaknya memakai masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari dampak jika terjadi hujan abu," ujarnya, seraya menambahkan bila aktivitas gunung api itu mengalami peningkatan, maka segera melakukan evakuasi mandiri atau bersama petugas gabungan yang telah bersiaga.

Petugas Badan Geologi Kementerian ESDM mengumumkan Gunung Marapi kembali erupsi pada Kamis 30 Mei 2024 sekira pukul 13.04 WIB. Erupsi berlangsung sekitar 2 menit 2 detik dengan amplitudo maksimum 30.4 mm, berdasarkan rekaman alat seismograf Pos Pengamatan Gunung Marapi Badan Geologi Kementerian ESDM di Bukittinggi, Sumbar.

Petugas Pos Pengamatan mendapati kolom abu mencuat sekitar 2.000 meter di atas puncak, kolom abu it berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut, yang secara topografi mengarah pada wilayah Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan sekitarnya. Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya