Jokowi Bentuk Dana Abadi Pariwisata Rp2 Triliun, Akan Dialokasikan di Sini

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membentuk Indonesia Quality Tourism Fund atau dana abadi pariwisata senilai Rp2 triliun.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Jul 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2024, 19:00 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mewakili Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menghadiri makan siang bersama para delegasi KTT AIS Forum 2023. (Dok KTT AIS)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mewakili Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menghadiri makan siang bersama para delegasi KTT AIS Forum 2023. (Dok KTT AIS)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi membentuk Indonesia Quality Tourism Fund atau dana abadi pariwisata senilai Rp2 triliun.

Dana tersebut nantinya akan dialolasikan pada rancangan anggaran pendapatan belanja negara (RAPBN) 2025. 

"Atas arahan Bapak Presiden yaitu, Indonesia Quality Tourism Fund akan di bentuk dan di bulan Agustus di rampungkan dari segi regulasi, dengan dana awal kelolaan dalam bentuk dana abadi sekitar Rp2 triliun. Dana tersebut akan di alokasikan di RAPBN 2025," jelas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 8 Juli 2024.

Dia mengatakan dana tersebut akan dipergunakan untuk menyelenggaralan acara berkualitas skala internasional. Sandiaga menilai penyelenggaran event berkualitas sangat penting agar dapat mendongkrak jumlah wisatawan dan ekonomi.

"Dari sisi pengelolaanya, nanti akan di pastikan event-event berkualitas internasional yang memiliki dampak ekonomi membantu pergerakan wisatawan dan juga yang akan mampu mengangkat nation branding Indonesia," jelasnya.

"Rapat juga memutuskan event yang akan didanai oleh Indonesia Quality Tourism Fund ini adalah event yang mendapatkan arahan langsung dari Bapak Presiden. Tadi juga rapat dihadiri Presiden Terpilih, Bapak Prabowo Subianto," sambung Sandiaga.

Politikus PPP itu menyampaikan, saat ini pariwisata Indonesia berada di peringkat 22. Dia meyakini peringkat pariwisata Indonesia dapat naik dengan peningakatan kualitas pariwisata.

"Ini bisa terus kita tingkatkan dengan kualitas kunjungan pariwisata yang lebih lama tinggalnya, dan juga yang mendapatkan aspek keberlanjutan lingkungan," ujarnya.

Dia menuturkan pengelolaan sampah dan  pengurangan emisi karbon juga akan didanai dari dana abadi pariwisata. Hal ini untuk meningkatkan kualitas pariwisata dalam negeri.

"Kita harapkan Indonesia terus membangun pariwisatanya dan meningkatkan kunjungan pariwisata yang berkualitas menuju Indonesia emas," tutur Sandiaga.

Terapkan Family Office, Indonesia Bisa Tarik Investasi USD 500 Miliar

Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD 500 miliar dalam beberapa tahun ke depan. 

Family office adalah konsep di mana keluarga kaya mengelola investasi mereka di suatu wilayah sekaligus berwisata. Konsep ini sudah diterapkan di berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Monako, London, Hong Kong, dan Dubai.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, potensi investasifamily office di dunia sebesar USD 11,7 triliun. Indonesia bisa menarik USD 500 miliar atau kurang lebih 5 persen dari total dana yang dimiliki perusahaan keluarga di dunia.

"Kalau kita lihat kemarin yang dipresentasikan total family office ini mencapai USD 11,7 triliun dana yang dikelola. Kalau Indonesia bisa menarik 5 persen saja, kita bicara angka USD 500 miliar itu cukup besar dalam beberapa tahun ke depan," kata Sandiaga dikutip dari Antara, Senin (1/7/2024).

Presiden Joko Widodo menginstruksikan pembentukan tim khusus yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengkaji skema investasi family officeini di Indonesia.

Terus Dikaji

Kajian yang dilakukan dalam satu bulan ke depan itu akan membahas soal regulasi dan potensi, serta banyaknya permintaan dari komunitas family office di dunia yang menginginkan skema tersebut dapat diterapkan di Bali.

"Sudah dipikirkan dari segi potensi, regulasi dan akan dibentuk tim khusus untuk mengkaji ini dan diharapkan kita bisa juga menawarkan seperti Singapura, Dubai, Hong Kong, ada daya tarik dari pengelolaan dana berbasis keluarga ini di Indonesia," kata Sandiaga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya