Jokowi Mau Rebut PDIP dari Megawati, Apa Iya?

Megawati Soekarnoputri mengungkap informasi mengejutkan. Ada yang mau merebut PDI Perjuangan. Niat Megawati pensiun dalam dunia politik pun urung.

oleh Aries Setiawan diperbarui 16 Agu 2024, 00:03 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 00:03 WIB
Pidato Megawati Tutup Rakernas V PDIP-ANGGA
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Megawati Soekarnoputri mengungkap informasi mengejutkan. Ada yang mau merebut PDI Perjuangan. Niat Megawati pensiun dalam dunia politik pun urung. Putri Bung Karno itu tidak rela partai yang selama ini dibesarkannya direbut orang luar.

Kabar mencengangkan ini disampaikan Megawati usai mengumumkan bakal calon kepala daerah yang maju dalam Pilkada Serentak 2024 di kantor DPP PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Agustus 2024.

Awalnya, Megawati mengungkapkan, di usia yang menginjak 77 tahun, sudah seharusnya pensiun dari hiruk pikuk perpolitikan Tanah Air. Dia ingin menghabiskan waktu di usia tuanya bersama keluarga. Bercengkrama dengan cucu dan cicit.

Alih-alih sudah merencanakan istirahat, Megawati justru mendapat kabar bakal ada orang luar yang mencoba merebut partainya.

"Umur 77, kalau menurut dari peraturan udah pensiun tahu. Ini kamu, ibu minta untuk jadi ketua umum lagi. Kalau orang kan senang banget ya. Aku bilang sama Hasto (Sekjen PDIP), 'gue pikirin dulu ya, To. Gue rasanya pengen juga kumpul sama keluarga'. Ini disuruh jadi ketua umum lagi. Ketua umum lagi," ungkap Megawati.

"Udah gitu sekarang ada orang mau ambil pula PDI Perjuangan. Aiih gawat, gile. Wartawan tulis. Gile! Hehehe.. Dia enggak ngerti Harga kehormatan," ucap Megawati.

Kata Megawati, banyak kader yang masih memintanya untuk kembali menjadi ketua umum PDIP untuk periode berikutnya demi menjaga partai dari intervensi pihak lain. Dia juga khawatir partai yang sudah dibesarkannya diambil orang yang salah. Oleh karena itu, Megawati pun menegaskan siap kembali memimpin PDIP di periode selanjutnya.

"Gue mau pensiun ah. Aku udah punya cicit kan. Lucu banget. Aiiih tahu-tahu disuruh jadi ketua umum lagi. Tapi enggak nurut semua. Eh gitu denger ini akan diambil nih, kayaknya PDI Perjuangan. Saya mau jadi ketua umum lagi! Hahaha. Keren apa enggak? Keren enggak? Benar enggak?" ucap Megawati.

Megawati menegaskan tidak takut dengan pihak yang ingin merebut PDIP. Setelah itu, Megawati meminta para kadernya untuk mengikuti perintah jika dia kembali menjadi ketua umum PDIP. Siapa orang yang dimaksud akan merebut PDIP, Megawati tidak menyebutkannya.

Baca juga Megawati Sebut Ada Orang yang Mau Ambil PDIP, Budi Arie: Mau Nuduh Pak Jokowi?

Sekjen PDIP Sebut Jokowi Mau Rebut PDIP

PDIP Usung Jokowi Jadi Capres 2019
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpose bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas PDIP III Tahun 2018 di Badung, Bali, Jumat (23/2). PDIP kembali usung Jokowi untuk maju pilpres 2019. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpress)

Siapa yang mau merebut PDIP dari tangan Megawati, terungkap. Sempat sehari menjadi misteri, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan sosok yang mau merebut PDIP adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ada seorang mantan menteri yang kemudian dihubungi oleh menteri dalam kabinet Bapak Jokowi yang menyatakan keinginan dari Pak Jokowi untuk menduduki posisi ketua umum PDI Perjuangan," kata Hasto kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2024.

Hasto menyatakan, walau sampai saat ini belum terbukti, tapi melihat peristiwa yang terjadi di Partai Golkar, juga diawali dari sebuah rumor. Akhirnya, rumor itu menjadi nyata, Airlangga Hartarto mendadak mundur sebagai ketua umum Partai Golkar.

Baca juga: Bahlil dan Agus Gumiwang Bantah Jokowi Cawe-cawe Internal Golkar

"Melihat apa yang terjadi pada Partai Golkar, yang mula-mula juga ada rumor seperti itu, ternyata itu kan terjadi. Maka apa yang disampaikan Bu Megawati Soekarnoputri tersebut, itu adalah benar. Di sini kami ingin menegaskan bahwa Bu Mega bukan hanya ketua umum PDI Perjuangan, beliau putri proklamator, Bu Mega sudah menjadi bagian dari suatu ide, gagasan, cita-cita bagaimana negara hukum dibangun," tegas Hasto.

Sebelum mengungkap nama Jokowi, Hasto terlebih dulu menyampaikan kisi-kisi sosok yang mau merebut PDIP dari tangan Megawati. Dia menyebut orang ini adalah sosok yang 'habis manis sepah dibuang'.

"Ada upaya untuk melakukan konsolidasi kekuasaan. Bahkan ada sosok penting yang berjuang menjalankan perintah dari pemimpin itu, tetapi kemudian orang mengatakan habis manis sepah dibuang," kata Hasto Kristiyanto, saat diwawancarai di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2024.

Baca juga: PDIP Tegaskan Jokowi Sudah Bukan Kadernya

Namun, Hasto juga meyakini bahwa rakyat takkan diam. Dia berkaca pada pengalaman di internal PDIP, yang isinya mayoritas adalah wong cilik yang siap melawan upaya pengambilalihan kepemimpinan partai dari Megawati Soekarnoputri.

"Padahal segala cara sudah coba dilakukan untuk memenuhi kehendak pemimpin. Maka ini menjadi bukti bahwa hukum ketika tidak lagi mengabdi pada merah putih akan terjadi pergerakan rakyat," ujar Hasto.

Tak hanya itu, seluruh kader partai juga siap melawan semua pihak yang mengganggu kedaulatan dan berusaha melakukan pengambilalihan kepemimpinan dari Megawati sebagai ketua umum. Sekjen PDIP itu mengingatkan agar jangan main-main dengan PDIP.

"Jadi kami akan menjaga marwah partai, kedaulatan partai, dan terlebih kehormatan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri," tegas Hasto.

Baca juga Megawati: Saya Suka Ngomong Sama Diri Sendiri, Kasihan PDIP Dikungkung

 

Tugaskan Menteri

Megawati Berdialog dengan Elemen Muda
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto saat berdialog dengan elemen muda di DPP PDIP, Jakarta, Senin (7/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kabar Jokowi akan merebut PDIP sebetulnya sudah pernah disampaikan Hasto pada Selasa, 2 April 2024. Ketika itu Hasto menyatakan Jokowi mengincar kursi ketua umum PDIP yang kini masih diduduki Megawati Soekarnoputri.

Menurut Hasto, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai partai besar, yakni Golkar dan PDIP.

"Rencana pengambilalihan Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Jadi, jauh sebelum pemilu, beberapa bulan, antara lima-enam bulan. Ada seorang menteri power full," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa, 2 April 2024.

Hasto juga mengungkapkan, dalam kabinet Jokowi, ada menteri power full dan menteri superpower full. Jokowi lantas menugaskan menteri power full untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketua umum PDIP.

"Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik. Untuk 21 tahun ke depan," kata Hasto Kristiyanto.

 

Jokowi Bantah Mau Ambil PDIP

Momen Jokowi Gandeng Tangan Megawati saat Rakernas III PDIP
Presiden Jokowi gandeng tangan Megawati Soekarnoputri saat Rakernas III PDIP. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Sehari setelah Hasto melemparkan statement itu, Jokowi meresponsnya. Jokowi menegaskan tindakan seperti itu tidak patut dilakukan. "Jangan seperti itu," ucap Jokowi kepada awak media saat ditemui di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Rabu, 3 April 2024.

Jokowi lantas menganggap pernyataan Hasto sebagai sebuah candaan. Namun saat ditegaskan apakah benar pernyataan yang disampaikan Hasto, Jokowi hanya terkekeh dan bertanya balik kepada awak media.

"Bukannya (ketua umum) Golkar?" tanya presiden.

Jokowi lantas memastikan, rebut merebut partai politik adalah tindakan tidak baik. Sehingga dia meminta hal tersebut jangan dilakukan oleh siapa pun.

"Katanya mau ngerebut Golkar? Katanya mau ngerebut? Masak semua mau direbut semuanya? Jangan, jangan seperti itu," ucap Jokowi.

Bantah Cawe-cawe Internal PDIP

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, membantah Presiden Jokowi cawe-cawe terkait perpanjangan kepengurusan PDI Perjuangan (PDIP) 2019-2024. Dia menyebut Jokowi tidak pernah membentuk tim khusus untuk mengkaji perpanjangan pengurus PDIP.

"Cerita yang diangkat oleh media tersebut sama sekali tidak benar. Presiden tidak pernah membentuk Tim Khusus untuk mengkaji aspek hukum dari perpanjangan masa bakti pengurus PDIP," kata Ari kepada wartawan, Rabu, 7 Agustus 2024.

Dia menuturkan perpanjangan dan pergantian susunan kepengurusan partai politik merupakan urusan internal. Hal ini sesuai dengan AD/ART dari partai politik tersebut.

Ari menyampaikan berdasarkan Pasal 23 ayat (2) UU Partai Politik, susunan kepengurusan hasil pergantian kepengurusan Partai Politik didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), dan selanjutnya akan ditetapkan dengan keputusan Menkumham.

"Mengenai tindak lanjut proses perpanjangan masa bakti dari pengurus PDIP dapat ditanyakan langsung kepada Menkumham yang berwenang menetapkan hal tersebut berdasarkan UU Partai Politik," jelas Ari.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebelumnya merespons isu Presiden Jokowi cawe-cawe terhadap aspek legal perpanjangan kepengurusan PDI Perjuangan 2019-2024. Bahkan, Jokowi dikabarkan memberikan tim khusus untuk mengkaji itu.

Pratikno mengaku sudah memperlihatkan pemberitaan mengenai kabar tersebut kepada Jokowi. Kepala negara pun memberikan respons.

"Ya ini tadi saya tunjukkan ke pak Presiden, beliau juga apa, 'oh ada berita apa ini?' Gitu," kata Pratikno di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2024.

Menurut Pratikno, Jokowi sama sekali tidak mengetahui mengenai isu tersebut. Dia pun membantah cerita cawe-cawe terhadap kepengurusan Megawati Soekarnoputri tersebut.

"Beliau sama sekali tidak tahu mengenai hal itu. Jadi enggak ada sama sekali cerita itu," ujar Pratikno.

Infografis Panas Dingin Hubungan Jokowi - Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Panas Dingin Hubungan Jokowi - Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya