Jokowi Reshuffle Menteri di Akhir Jabatan, Pengamat: Untuk Kepentingan Transisi

Karyono menambahkan sebelum melakukan reshuffle kabinet Jokowi sudah lebih dulu menambahkan kursi di kementerian untuk transisi era pemerintahan Jokowi ke Prabowo.

oleh Tim News diperbarui 20 Agu 2024, 22:28 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2024, 20:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan reshuffle kabinet dan mengangkat 3 menteri serta 1 wakil menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/8/2024).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan reshuffle kabinet dan mengangkat 3 menteri serta 1 wakil menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/8/2024). (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Dua bulan menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle kabinet Indonesia Maju. Perombakan ini dinilai sebagai langkah persiapan transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru.

Hal itu disampaikan Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo menanggapi perombakan kabinet Indonesia Maju beberapa hari lalu.

"Kalau sih melihat ada beberapa aspek ya, yang pertama reshuffle itu untuk kepentingan transisi, sinkronisasi masa pemerintahan lama ke pemerintahan baru," kata Karyono Wibowo kepada wartawan, Selasa (20/8/2024).

Ia menambahkan sebelum melakukan reshuffle kabinet Jokowi sudah lebih dulu menambahkan kursi di kementerian untuk transisi era pemerintahan Jokowi ke Prabowo.

"Seperti wamenkeu itu kan dalam rangka sinkronisasi peralihan pemerintahan lama ke pemerintahan baru," katanya.

Menurutnya, adanya perombakan kabinet ini untuk mengakomodir kekuatan pendukung Prabowo-Gibran.

"Kan beberapa masuk ya, misalnya menteri hukum dan ham Supratman itu dari Gerindra, itu tujuannya untuk mensinkronisasi pemerintahan lama ke pemerintahan baru," tutupnya.

Rahmat Gobel Sebut Reshuffle Kabinet untuk Mendukung Transisi Pemerintahan

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan Jokowi melakukan reshuffle, karena perombakan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. Tetapi, kemungkinan reshuffle dilakukan untuk mendukung transisi pemerintahan.

“Bisa saja mereka yang menjadi menteri sekarang ini akan menjadi menteri kabinet yang akan datang,” kata Rahmat Gobel kepada wartawan, Senin (19/8/2024).

Legislator dari Fraksi Partai Nasdem ini mengatakan, Jokowi sebagai presiden memiliki hak prerogatif untuk memecat maupun mengangkat seseorang menjadi anak buahnya di pemerintahan.

Terlebih, di akhir masa jabatannya ini, Jokowi perlu soft landing dan mewarisi pemerintahan yang baik untuk negara.

“Hak Prerogatifnya presiden kan. Ya tentu presiden punya alasan kenapa ada pergantian menteri pada saat sekarang. Itu saja yang saya lihat,” pungkas Rahmat Gobel.

Lantik 3 Menteri Baru

Diketahui, Presiden Joko Widodo melantik tiga menteri, dan satu wakil menteri. Pelantikan menteri dan wakil menteri baru itu berlangsung di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/8).

Reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi ini merupakan ketiga kalinya seusai Pilpres, 14 Februari 2024 lalu.

Adapun nama-nama menteri yang dilantik hari ini di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadilia yang menggantikan Arifin Tasrif. Bahlil sebelumnya menjabat Menteri Investasi.

Posisi Menteri Investasi yang ditinggal Bahlil digantikan oleh Rosan Roeslani. Rosan merupakan Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.

Kemudian posisi Menteri Hukum dan HAM baru dijabat oleh politikus partai Gerindra Supratman Andi Agtas menggantikan Menkumham Sebelumnya Yasonna Laoly.

Infografis Kilas Balik Deretan Reshuffle Kabinet Pemerintahan Jokowi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kilas Balik Deretan Reshuffle Kabinet Pemerintahan Jokowi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya