Debat Perdana Pilkada Jakarta 2024, Siapa Diprediksi Unggul?

Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta menggelar debat perdana pemilihan gubernur Jakarta 2024. Debat digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu, 6 Oktober 2024.

oleh Delvira HutabaratAdy AnugrahadiMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Okt 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 00:00 WIB
Banner Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta menggelar debat perdana pemilihan gubernur Jakarta 2024. Debat digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu, 6 Oktober 2024.

Debat diikuti tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono. Nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Dan, pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

Para kandidat bakal beradu argumen serta gagasan dalam tema Penguatan Sumber Daya Manusia dan Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global. Debat perdana akan berlangsung selama 150 menit. Mulai pukul 19.00 hingga 21.30 WIB.

Dua jurnalis senior yakni Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki dipilih sebagai moderator. Sebanyak tujuh panelis ditunjuk untuk memandu jalannya debat. Mereka terdiri dari berbagai bidang keilmuan.

Ketujuh panelis itu yakni, Pakar Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Dr. Gun Gun Haryanto, M.Si; Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi, Dr. Beki Mardani, M.M; Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A; Direktur Politeknik TIA AN Jakarta, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, S.Sos, M.A;

Pakar Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Dr. Ahsan Numinan, Rektor Universitas Bung Karno (UBK), Dr. Didi Suharyanto; dan Ekonom Lingkungan, Andhyta Firselly Utami.

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU DKI Jakarta, Astri Megatari, menyatakan dalam debat perdana nanti ada enam segmen.

"Segmen pertama adalah pemaparan visi misi. Segmen kedua dan segmen ketiga, para pasangan calon akan menjawab pertanyaan dari panelis. Kemudian segmen empat dan lima adalah tanya jawab antar paslon. Lalu segmen enamnya adalah closing statement," ujar Astri kepada wartawan di kantor KPU Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.

Untuk pelaksanaan debat, KPU Jakarta masih mengikuti cara seperti perhelatan debat pilgub sebelumnya, yakni calon gubernur dan calon wakil gubernur akan hadir di panggung secara bersamaan.

"Jadi nanti pasangan calon tersebut kami lakukan berbarengan, gitu, bukan seperti pilpres kemarin yang satu-satu gitu, kan. Kalau kemarin kan ada (debat) calon presiden, ada calon wakil presiden. Kalau untuk pilkada, debatnya ini langsung, jadi dua-duanya akan langsung dihadirkan pada saat tiga kali debat itu," kata Astri.

Pada kesempatan pertama, sesuai dengan rapat internal dari tim pasangan calon, disepakati RK-Suswono (RIDO), akan mendapat giliran pertama.

"Kalau hasil dari technical meeting, sesuai nomor urut. Jadi nanti urutannya dari 1, 2, 3," kata Astri, Jumat, 4 Oktober 2024.

Meskipun diawali dengan berurutan, namun pada segmen selanjutnya masing-masing pasangan calon dapat saling bertanya secara bebas. Apalagi, karena konsep debat kali ini berpasangan, maka akan ada porsi khusus untuk calon wakil gubernur bersuara.

"Jadi nanti di pembagian segmentasinya ada porsi khusus calon gubernur, porsi khusus calon wakil gubernur, juga ada di segmentasi di mana baik calon gubernur atau calon wakil gubernur ini bisa saling menimpali atau menjawab pertanyaan," turur Astri.

Baca juga Survei Veracity di Pilkada Jakarta: RK-Suswono 48,6 %, Pramono-Rano 32,1 %, Dharma-Kun 2,3 %

Infografis Moderator, Panelis hingga Jadwal Debat Perdana Pilgub Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Moderator, Panelis hingga Jadwal Debat Perdana Pilgub Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Kandidat Siap Debat

Sah, Ini No Urut Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menetapkan tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, mengaku sudah siap mengikuti debat perdana. Ridwan Kamil sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi agenda wajib KPU itu, salah satunya dengan berlatih debat.

"Udah mantap. Insyaallah aman," ujar Ridwan Kamil di kantor DPRD Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2024.

Mantan wali kota Bandung itu juga sudah berlatih supaya bisa memanfaatkan durasi debat yang singkat agar dapat menjawab secara padat dan jelas. "Bagaimana waktu yang pendek, bagaimana caranya pesan diterima dengan semaksimal mungkin," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengaku sudah membaca detail poin-poin yang akan disampaikan selama debat. Apalagi, Ridwan Kamil sudah berpengalaman mengikuti debat di Pilkada Jawa Barat, sehingga sudah memiliki mental dan siap menghadapinya.

"Itu bedanya kami, kami ada sedikit pengalaman," ucap mantan gubernur Jawa Barat itu.

Meski begitu, dia tetap berharap tidak ada masalah saat debat berlangsung, apalagi sampai demam panggung. "Semoga tidak ada demam panggung, tapi insyaallah siap," ucapnya.

Pasangan Ridwan Kamil, Suswono, mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi debat perdana. Dia memastikan sudah menguasai materi debat dan poin-poin yang akan disampaikan nanti.

"Saya biasa aja, enggak ada persiapan khusus. Yang penting menguasai, atau paling tidak gagasan apa yang akan disampaikan," kata Suswono di DPRD Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2024.

Calon gubernur nomor urut 2, Dharma Pongrekun, menyatakan tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi debat perdana. "Persiapan khusus tidak ada," kata Dharma Pongrekun di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024.

Sementara itu, pasangan Dharma, Kun Wardhana, sudah mempersiapkan semua hal untuk menghadapi debat pada Minggu, 6 Oktober 2024.

"Saya sudah melakukan persiapan-persiapan untuk debat, dan karena ini (debat) adalah satu program yang kami persiapkan dengan sebaik-baiknya," kata Kun, Jumat, 4 Oktober 2024.

Calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, menegaskan sudah siap menghadapi debat perdana. Pramono mengaku tidak menggunakan tim khusus untuk menghadapi debat.

"Tidak ada tim ahli. Yang ahli adalah rakyat yang memilih," kata Pramono kepada wartawan di Jelambar, Jumat, 4 Oktober 2024.

"Saya menggunakan tim yang ada, yang ada di timses saya. Karena kebetulan saya kan 10 tahun mengerjakan ini sebagai penjaga dapur, sehingga tinggal membuka apa yang saya persiapkan dulu-dulu. Termasuk urusan LRT, MRT, masalah polusi, banjir dan sebagainya, termasuk administrasi di pemerintahan Jakarta," Pramono menambahkan.

Mantan Sekjen PDIP itu optimistis bisa menguasai panggung debat. Dia mengaku tidak asing dengan debat-debat calon pemimpin. Pramono menegaskan berpengalaman pernah menemani Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) untuk mempersiapkan materi debat.

"Saya dari zamannya Bu Mega tiga kali, Pak Jokowi dua kali. Saya kan pendamping utama saat itu, sehingga saya dalam urusan debat ini cukup tahu," kata Pramono.

Baca juga Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Jakarta, 3 Paslon Janji Tak Gunakan Hoaks hingga Politik Uang


Adu Gagasan, Bukan Mempermalukan Lawan

Tiga Paslon Pilgub Jakarta 2024 Ikuti Deklarasi Kampanye Damai
Tiga pasang cagub-cawagub mengangkat tangan bersama seusai Deklarasi Kampanye Damai untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/9/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dalam debat kandidat, KPU Jakarta sudah mengeluarkan sejumlah rambu-rambu. Salah satunya dilarang menggunakan istilah dan singkatan yang tidak umum atau asing.

"Kalaupun menggunakan istilah yang kurang familiar, harus dijelaskan. Tapi kalau mereka menjelaskan, kan artinya memotong waktu durasi," kata Komisioner KPU Jakarta, Astri Megatari.

Oleh karena itu, kata Astri, walau tidak melarang secara keras, namun agar debat menjadi lebih lancar dan berkualitas, kata dan singkatan yang tidak umum hendaknya tidak digunakan.

Astri mengimbau para kandidat dapat memaksimalkan waktu yang tersedia untuk menguraikan gagasan serta visi dan misi ketimbang fokus pada gimik dalam debat.

"Kalau mereka ada gestur atau gimik, itu akan memakan waktu. Sementara waktunya kan sempit, tidak banyak. Kalau untuk jawaban hanya 2 menit, untuk tanggapan hanya 1 menit," ujar Astri.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, yakin dalam debat Pilkada Jakarta 2024, tidak akan keluar istilah atau singkatan asing yang tujuannya menjebak lawan.

"Sebab, tiga paslon sudah berusia matang, sehingga tidak akan melakukan perbuatan naif tersebut. Selain itu, tiga kandidat juga akan lebih fair dan bijak dalam berdebat. Karena itu, para paslon tidak akan merendahkan diri sendiri dengan mengeluarkan akronim atau pertanyaan jebakan," ujar Jamiluddin kepada Liputan6.com, Jumat, 4 Oktober 2024.

Selain itu, menurut Jamil, debat kandidat yang baik adalah debat interaktif. Format debat seperti itu akan memberi kesempatan luas kepada para kandidat untuk menguji visi, misi, dan program kompetitornya yang sesuai dengan tema debat.

Pengujian tersebut tentu melalui proses tanya jawab di antara sesama kandidat. Moderator, kata Jamil, hanya sebagai penengah ketika debat sudah mulai tidak kondusif.

"Kalau hal itu dilakukan, maka pertanyaan para ahli kepada kandidat seyogyanya mendapat porsi sedikit. Sebab format ini cenderung searah, yang kurang memiliki daya pikat bagi pemirsa," kata Jamil.

"Jadi, dengan memperbanyak format interaksi sesama kandidat, maka akan diketahui kandidat mana yang paling menguasai tema debat. Termasuk tentunya yang paling menguasai dalam mencari solusi terkait tema debat," Jamil menambahkan.

Senada, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin, berharap debat Pilkada Jakarta akan berlangsung dengan baik, substantif dan konstruktif. Para kandidat diharapkan tidak melontarkan akronim yang menjebak dan tak substantif.

Kata Ujang, melontarkan akronim atau pertanyaan jebakan yang tidak substantif dalam debat kandidat, kurang patut dilakukan.

"Istilah akronim atau jebakan tidak usahlah dikeluarkan, karena itu kan bukan substansi debat. Itu kan ingin mengecoh lawan," ujar Ujang kepada Liputan6.com, Jumat, 4 Oktober 2024.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar itu menilai debat yang baik adalah menjunjung nilai-nilai. Nilai kesantunan, kesopanan, intelektualitas, nilai kebaikan. Ketika berdebat disampaikan dengan baik, santun, sopan, dengan jelas.

"Itulah debat sesungguhnya, debat yang substantif, yang bisa membawa solusi bagi warga Jakarta," kata Ujang.

"Silakan mengkritik, tapi dengan konstruktif, by data, objektif. Karena berdebat bagaimana pun pasti ada dinamikanya, maka perlu yang objektif, konstruktif, yang membangun," Ujang menambahkan.

 


Janji Tidak Serang Pribadi

Deklarasi Kampanye Damai Pilgub Jakarta 2024
Deklarasi Kampanye Damai Pilgub Jakarta 2024. (Foto: Youtube Bawaslu DKI Jakarta)

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta mengingatkan agar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta tidak saling menyerang secara personal saat debat.

Debat diharapkan menjadi panggung terbuka bagi para kandidat untuk menyampaikan visi dan misi secara terbuka agar bisa disimak langsung warga Jakarta.

"Jangan sampai debat ini menjadi debat kusir, dengan saling menyerang secara personal masing-masing pasangan calon. Yang ditanggapi adalah argumentasinya," kata Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta, Benny Sabdo, dilansir Antara.

Benny menegaskan, menyerang secara personal itu dilarang. Bahkan dalam etika debat, itu tidak boleh. Maka itu, Bawaslu mengimbau kandidat untuk menyampaikan visi dan misi secara produktif dan terbuka.

"Sehingga masyarakat mempunyai referensi yang cukup terhadap masing-masing kandidat ini untuk menentukan pilihan pada 27 November 2024," kata Benny.

Calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, menilai debat harus dijadikan momentum bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk beradu gagasan dan program yang akan ditawarkan ke masyarakat Jakarta.

Oleh karena itu, dia memastikan tidak akan menyerang secara personal kandidat lain di debat perdana Pilkada Jakarta 2024.

"Oh enggak, enggak (tidak akan menyerang individu). Bagi saya pertarungannya adalah pertarungan gagasan, ide, yang diimplementasikan," kata Pramono di Jelambar, Jumat, 4 Oktober 2024.

Politikus PDIP itu juga bakal menghindari penggunaan akronim atau singkatan-singkatan yang sulit dimengerti lawan. Dia memastikan akan membahas program dan visi misinya untuk membangun Jakarta, ketimbang menyerang lawan dengan akronim dan singkatan yang tidak umum.

"Enggak ada yang namanya singkatan-singkatan, enggak lah. Ini yang mencerahkan, terbuka, bertarung ide, gagasan dan program," ucap Pramono.

Cawagub nomor urut 1, Suswono, setuju debat pilkada tidak boleh menggunakan singkatan yang tujuannya untuk menjebak lawan.

"Yang namanya singkatan harusnya dijelaskan. Sama-sama singkatan, tapi bisa saja berbeda makna kan. Saya kira terlalu naif lah sekadar menjebak dengan singkatan yang menjadikan kurang kepada substansi gagasannya," kata Suswono.

Baca juga Ridwan Kamil: Pilkada Jakarta Jadi Pertaruhan, Jangan Ada Bully


Prediksi Jalannya Debat Perdana

Pilkada Jakarta
Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, memprediksi debat perdana cagub-cawagub Jakarta akan didominasi pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno. Kedua paslon ini dinilai memiliki pengalaman memimpin dan menguasai masalah Jakarta.

"Dua paslon ini akan bersaing ketat, karena memang menguasai substansi yang didebatkan. Dharma-Kun diperkirakan tidak begitu menguasai tema yang dibahas, selain tak memiliki pengalaman memimpin seperti Ridwan dan Pramono," kata Jamil.

Mengacu pada tema debat perdana, lanjut Jamil, maka Ridwan dan Pramono akan lebih unggul ketimbang Dharma. Karena itu, debat pertama ini berpeluang didominasi Ridwan dan Pramono.

"Perkiraan itu tentu didasari dari latar belakang pendidikan dan pengalaman jabatan yang pernah disandang. Dari dua sisi ini kiranya wajar bila Ridwan dan Pramono lebih menguasai substansi materi debat daripada Dharma," ujar Jamil.

Hanya saja, antara keduanya, Ridwan dinilai lebih menguasai transformasi Jakarta menjadi kota global. Sementara Pramono lebih menguasai penguatan SDM.

"Jadi, Ridwan dan Pramono diperkirakan akan seimbang dalam penguasaan substansi materi debat. Karena itu, dua kandidat ini akan berupaya memenangkan debat melalui sisi public speaking atau retorika," tuturnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Univeritas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, memprediksi debat perdana Pilkada Jakarta 2024, akan berlangsung seimbang. Ujang melihat semua kandidat sama-sama memiliki kualitas dan kapasitas dalam menguasai masalah Jakarta.

"Yang paling penting adalah bagaimana mereka mampu presentasi dengan baik, dengan menyajikan data-data yang substantif dan solutif bagi warga Jakarta. Saya melihatnya debat akan seimbang, karena mereka sama-sama punya kualitas, sama-sama punya kapasitas," kata Ujang.

Menurut Ujang, debat perdana menjadi sangat penting bagi para kandidat. Masyarakat cenderung melihat penampilan kandidat di debat perdana. Jika bisa mempresentasikan dengan baik, maka warga Jakarta akan terpesona.

"Karena kesan pertama ini menggoda. Selanjutnya terserah anda. Dalam konteks itu saya melihat debat nanti menarik, karena masing-masing kandidat akan mempresentasikan program-program," kata Ujang.


Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024

Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya