Perjalanan Merauke dalam Membangun Ketahanan Pangan Berkelanjutan

John, sebagai tokoh masyarakat Papua Selatan, meyakini bahwa Merauke akan terus menjadi lumbung pangan nasional yang berkelanjutan dan tangguh dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia.

oleh Gloria Trivena May Ary diperbarui 10 Okt 2024, 14:16 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2024, 14:13 WIB
Perjalanan Merauke dalam Membangun Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Transformasi kultur pangan di Merauke. (c) Kementan

Liputan6.com, Jakarta John Gluba Gebze, seorang tokoh masyarakat Papua Selatan, menekankan betapa krusialnya transformasi kultur pangan di Merauke untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Ia menjelaskan bahwa pergeseran dari kultur sagu ke padi bukan hanya sekadar pergantian jenis tanaman, tetapi juga merupakan langkah strategis yang memerlukan dedikasi, kerja keras, dan profesionalisme tinggi dari masyarakat setempat. Perubahan ini menjadi fondasi yang tak tergantikan dalam upaya mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan.

“Di Papua Selatan, kita mengenal kultur sagu, sementara di Jawa terdapat kultur padi. Kini, kita perlu beralih ke padi dengan komitmen kerja yang lebih disiplin dan telaten,” kata John Gluba Gebze pada kegiatan panen dan tanam padi di Kampung Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan pada Selasa (08/10/2024).

Ia menjelaskan bahwa peralihan ini menuntut perhatian khusus karena menanam padi berbeda dengan sagu, yang bisa tumbuh alami tanpa banyak perawatan. “Padi membutuhkan manajemen yang lebih ketat dan perhatian penuh,” tambahnya.

John mengapresiasi dukungan pemerintah yang telah mendukung transformasi ini sejak lama, mengingat proyek irigasi dan sistem pompa pertama dibangun oleh pemerintah Belanda di Distrik Kurik. 

“Sejak awal, masyarakat lokal tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktif berperan,” jelasnya.

Penyediaan Infrastruktur yang tepat Jadi Kunci Meningkatkan Efisiensi

Kini, lanjut John, pemerintah terus meningkatkan efisiensi melalui mekanisasi, dengan menyediakan infrastruktur seperti teknologi irigasi, penyimpanan air (long storage), dan pompa modern.

Menurut John, mekanisasi menjadi langkah konkret menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan. “Dengan teknologi pertanian yang semakin canggih, kita beralih dari proses manual ke mekanisasi, yang memungkinkan produksi lebih efisien,” ujarnya. 

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pendampingan intensif bagi petani pemula adalah upaya penting untuk membangun kemandirian, membantu mereka menjadi petani yang tangguh dan profesional.

John mengajak seluruh masyarakat Merauke untuk memanfaatkan potensi alam yang melimpah. “Tanah Merauke adalah aset luar biasa bagi kita. Marilah kita syukuri dan memanfaatkan potensi agrikultur ini untuk kesejahteraan bersama,” ucapnya 

Dengan langkah ini, John meyakini bahwa Merauke akan terus menjadi lumbung pangan nasional yang berkelanjutan dan tangguh dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya