Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 11 Oktober 2024: Langit Pagi Mayoritas Cerah Berawan

Pada Jumat (11/10/2024), cuaca Indonesia hari ini, sebagian besarnya diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, dan berawan tebal.

oleh Hisyam Adyatma diperbarui 11 Okt 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2024, 07:30 WIB
Suhu Panas Tak Biasa Landa Indonesia Beberapa Hari Terakhir
Pada Jumat (11/10/2024), cuaca Indonesia hari ini, sebagian besarnya diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, dan berawan tebal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pada Jumat (11/10/2024), langit pagi Indonesia sebagian besarnya diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, dan berawan tebal.

Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini, seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kemudian pada siang hari nanti, sebagian wilayah Indonesia diprakirakan BMKG bakal berawan, di antaranya Denpasar, Palangkaraya, Tarakan, Ambon, Mataram, Pekanbaru, Mamuju, dan Makassar.

Cuaca hujan dengan intensitas ringan diprediksi turun di beberapa wilayah Indonesia pada siang hari nanti, di antaranya anda Aceh, Bengkulu, Gorontalo, dan Pontianak. Hujan dengan intensitas petir diprediksi turun di Padang dan Tanjung Pinang siang nanti.

Selanjutnya, malam hari nanti, cuaca Indonesia sebagiannya diprediksi cerah berawan, berawan, berawan tebal, dan hujan ringan.

Cuaca hujan ringan diprediksi turun di wilayah Banda Aceh, Bengkulu, Pontianak, Palangkaraya, Bandar Lampung, Pekanbaru, Padang, dan Medan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Berawan Tebal  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Denpasar  Berawan  Berawan  Berawan
 Serang  Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Bengkulu  Berawan Tebal  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan 
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan Tebal
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan 
 Jambi   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Bandung   Berawan  Cerah Berawan  Berawan Tebal 
 Semarang   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah Berawan  Cerah  Berawan
 Pontianak   Berawan Tebal  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan Tebal
 Palangkaraya  Berawan  Berawan   Hujan Ringan 
 Samarinda  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Cerah Berawan
 Tarakan   Berawan  Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Tanjung Pinang   Hujan Ringan  Hujan Petir  Cerah Berawan 
 Bandar Lampung  Cerah Berawan  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Ambon   Berawan  Berawan  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan   Berawan Tebal  Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Kupang   Cerah  Cerah  Cerah
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manokwari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Pekanbaru   Berawan Tebal  Berawan  Hujan Ringan
 Mamuju   Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Berawan  Berawan  Berawan
 Kendari   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manado    Kabut  Cerah Berawan  Cerah 
 Padang   Berawan Tebal  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Palembang  Cerah Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Medan   Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 

Fenomena Awan Tsunami, Begini Penjelasannya

Awan Gelombang 'Tsunami' Muncul di Langit Sydney
Awan Gelombang 'Tsunami' Muncul di Langit Sydney (Telegraph)

Awan tsunami adalah sebutan populer untuk fenomena munculnya awan lengkung atau awan arcus. Awan lengkung merupakan formasi awan horizontal rendah yang biasanya muncul sebagai awan yang menempel atau menyertai awan cumulonimbus.

Dikutip dari laman The Weather Channel pada Senin (16/09/2024), bentuk awan tsunami seperti gulungan awan horizontal yang melengkung seperti gelombang. Awan ini berbeda dengan awan gulung horizontal (roll cloud) biasa karena roll cloud lazimnya terpisah dari awan cumulonimbus, meskipun sama-sama jenis awan arcus.

Fenomena awan tsunami terjadi karena adanya ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembap. Kondisi tersebut menghasilkan tipe awan dengan pola pembentukan horizontal memanjang.

Salah satu faktor terbentuknya awan tsunami yaitu terjadinya fenomena angin laut dalam skala luas. Fenomena tersebut mendorong massa udara ke arah daratan.

Awan tsunami terbentuk saat aliran udara dingin mengalami downdraft turun dari awan cumulonimbus dan mencapai tanah. Kemudian, udara dingin dapat menyebar dengan cepat di sepanjang tanah.

Udara lembap hangat yang ada menjadi terdorong ke atas. Saat udara lembap hangat naik dan mencapai ketinggian suhu titik embunnya, maka udara lembap hangat akan mengembun menjadi pola awan lengkung.

Bagian atasnya rapi mirip baji, sedangkan bagian bawahnya seolah-olah bergejolak dan koyak karena angin. Gulungan awan yang terbentuk bisa bertahan beberapa jam dan meluas ke beberapa ratus kilometer.

Kemunculan awan Arcus atau awan tsunami ini kerap menimbulkan kekhawatiran. Terlepas dari itu, apakah awan Arcus berbahaya?

Awan Arcus alias awan tsunami ini dikaitkan erat dengan keberadaan hujan atau badai. Awan Arcus, terutama yang berbentuk shelf, terbentuk bersama awan kumulonimbus dan aliran udara ke bawah.

Kedua awan tersebut dikaitkan dengan angin kencang, hujan lebat atau hujan es, serta guntur dan kilat.

Badai Milton Picu 3.000 Penerbangan di Seluruh AS Dibatalkan, Kekuatan Anginnya Dilaporkan Merusak

Penumpang di Bandara Tampa terdampak pembatalan penerbangan akibat Badai Milton. (AP)
Penumpang di Bandara Tampa terdampak pembatalan penerbangan akibat Badai Milton. (AP)

Badai Milton di Amerika Serikat telah menyebabkan pembatalan penerbangan di seluruh negeri pada Rabu (9/10) waktu setempat. Selain itu juga memicu pembatalan pada hari Kamis (10/10) yang jumlahnya terus meningkat.

Menurut data dari situs pelacakan penerbangan FlightAware seperti juga dikutip dari CNN, Kamis (10/10/2024), hari Rabu (9/10) adalah hari terburuk untuk pembatalan penerbangan dalam hampir dua bulan.

Situs tersebut menunjukkan maskapai penerbangan di AS telah membatalkan lebih dari 1.800 penerbangan pada hari Rabu (9/10) dan hampir 1.800 penerbangan pada hari Kamis (10/10).

Pembatalan sebagian besar disebabkan oleh penutupan bandara di jalur Badai Milton. Bandara Internasional Orlando ditutup pada hari Rabu (9/10) pagi pukul 8 pagi ET. Bandara Sarasota Bradenton, St. Petersburg-Clearwater, dan Southwest Florida ditutup pada Selasa (8/10) malam. Sedangkan Bandara Internasional Tampa ditutup pada Selasa (8/10) pagi.

Badai Milton paling memengaruhi maskapai penerbangan dengan jadwal padat ke Florida. Baik Spirit Airlines maupun JetBlue telah membatalkan sekitar 20% dari jadwal mereka pada hari Rabu (9/10). Southwest Airlines telah membatalkan lebih dari satu dari 10 penerbangannya pada hari Rabu (9/10).

Milton adalah badai yang kuat, dan medan anginnya terus bertambah, menurut data terbaru dari National Hurricane Center (Pusat Badai Nasional).

Angin kencang badai tropis Milton dilaporkan meluas hingga 250 mil dari pusatnya, terutama di sisi utaranya. Angin yang sama ini meluas hingga 105 mil dari pusatnya pada Selasa (8/10) sore.

Medan anginnya dapat bertambah lebih jauh sebelum dan sesudah pendaratan, membawa angin yang merusak ke sebagian besar Semenanjung Florida. Hembusan angin kencang badai tropis telah diamati di sepanjang bagian pantai barat negara bagian dari utara wilayah Teluk Tampa hingga Kepulauan Keys.

 

Infografis 4 Anomali Cuaca Pemicu Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Anomali Cuaca Pemicu Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya