Mentan Amran Tegaskan Food Estate Tetap Dilanjutkan

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan program food estate akan dilanjutkan di pemerintahan Prabowo Subianto. Dia menyebut proyek lambung pangan yang telah dirintis adalah untuk masa depan negara.

oleh Tim News diperbarui 23 Okt 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 14:30 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman  saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Fraksi Partai Gerindra Komisi IV DPR RI bertajuk 'Strategi Mewujudkan Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas 2045' di Gedung DPR RI (Istimewa)
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan program food estate akan dilanjutkan di pemerintahan Prabowo Subianto. Dia menyebut proyek lambung pangan yang telah dirintis adalah untuk masa depan negara.

"Kita lanjutkan yang sudah dirintis. Food estate itu untuk masa depan negara, untuk pangan," kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Mentan Amran menegaskan ketahanan pangan sangat berkaitan dengan ketahanan negara. Maka jika pangan bermasalah, negara juga menghadapi masalah. "Tanpa pangan kita tidak bisa ngapa-ngapain," ucap Amran.

Dia percaya diri target Presiden Prabowo mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai dalam empat tahun. Apalagi, menurut Amran, Indonesia sudah pernah melakukannya di era Presiden Jokowi.

"Kami yakin itu bisa dicapai. Kenapa? Kan target empat tahun, sebelumnya kan kita bisa mencapai empat kali swasembada, kita dapat penghargaan Agricola Medal," kata Amran.

Lebih lanjut, Amran bicara mengenai potensi lahan di Kalimantan Tengah sampai ratusan hektare untuk food estate.

"Kalteng ini ada lahan yang irigasinya sudah ada 100 ribu hektare, bisa dikembangkan 200 ribu hektare itu untuk sawah padi, dan sekarang kita sudah kerjakan. Sayang ada irigasi tapi tidak ada sawah, kita lanjutkan," tuturnya.

"Ada 100 ribu, kemungkinan nanti menuju 200 ribu dan target kita 400 ribu sampai 500 ribu hektare, Kalteng ya," pungkasnya.

Sebelumnya, Wamentan Sudaryono menyatakan, bahwa sektor pertanian sangat penting karena menyangkut kedaulatan dan ketahanan pangan.

"Tentu saja pertanian sektor yang sangat penting menyangkut kedaulatan dan ketahanan pangan kita, ketahanan dan kedaulatan bangsa kita salah satunya ada di sektor pangan," kata Sudaryono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Menurutnya, program-program pertanian yang dicanangkan Presiden Jokowi akan ditingkatkan. Nantinya, program itu juga dilanjutkan pada pemerintahan Prabowo Subianto.

Sudaryono menyebut, program sektor pertanian yang dilanjutkan antara lain seperti food estate, intensifikasi, pipanisasi, hingga pompanisasi. Dia sudah punya target jelas agar Indonesia berdaulat di bidang pangan.

"Mungkin lebih detailnya saya kira bisa lebih panjang, ada food estate, kemudian intensifikasi, kemudian ada pipanisasi, ada pompanisasi, ada kemudian peningkatan lahan dari lahan rawa, lahan pasang surut misalnya untuk menambah produktivitas pangan kita. Saya kita target sudah jelas, adalah bagaimana kita berdaulat di bidang pangan," tuturnya.

Kelanjutan Program Food Estate Harus Dirancang Secara Matang

Kembangkan Food Estate, Pemerintah Akan Cetak Satu Juta Hektar Sawah Untuk Tanaman Padi
Sosialisasi food estate ke masyarakat Kampung Uli-uli Distrik Ilwayab Merauke Papua Selatan. (Ist)

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa program food estate atau lumbung pangan yang akan dilanjutkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang.

Khudori mengingatkan jangan sampai pemerintahan berikutnya mengulangi kesalahan sama seperti yang terjadi pada masa lalu.

Pengalaman masa lalu, kata Khudori, menunjukkan bahwa proyek food estate yang dilakukan secara tergesa-gesa dan tanpa perencanaan matang cenderung mengalami kegagalan.

"Food estate sudah dilakukan sejak 1970-an, pemerintah mencoba membuka lahan yang sangat luas dan biasanya monokultur, sejak saat itu relatif tidak ada yang bisa dicatat sebagai sebuah keberhasilan," ujar Khudori dilansir Antara, Rabu (16/10/2024).

Ia mengatakan bahwa proyek food estate harus didasarkan pada kajian yang komprehensif terhadap kondisi tanah, iklim, dan sosial ekonomi wilayah.

Selain itu, menurut Khudori, pemerintah juga harus memperhatikan aspek lingkungan dan mencegah kerusakan ekosistem.

Khudori menambahkan bahwa pemerintah perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk memetik hasilnya secara instan.

“Karena kalau bukaan lahan baru dari hutan, itu pasti butuh sekian kali musim tanam, dan di sekian kali musim tanam itu bisa gagal, bisa berhasil sekian persen, itu bagian dari proses yang harus dilalui," ujar Khudori.

"Tiga tahun, empat tahun, lima tahun periode pemerintahan belum tentu bisa dipetik hasilnya gitu. Namun, jika dilakukan dengan benar, ini memberi fondasi bagi pemerintahan berikutnya, siapa pun itu presidennya," pungkasnya.

Swasembada pangan menjadi salah satu misi dalam program Asta Cita presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Beberapa program kerja yang akan dilakukan, di antaranya melanjutkan dan menyempurnakan program kawasan sentra produksi pangan atau food estate secara berkelanjutan, terutama untuk komoditas padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.

Ditargetkan minimal 4 juta hektare tambahan luas panen tanaman pangan tercapai pada 2029.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

 

Infografis Kabinet Prabowo Cita Rasa Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kabinet Prabowo Cita Rasa Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya