Liputan6.com, Jakarta Polisi mengungkap penyebab tewasnya balita di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Berdasarkan hasil autopsi dari tim dokter, balita berinisial AGS (5) itu meninggal disebabkan oleh penyakit infeksi virus akut pada paru-paru.
"Tidak ada indikasi selain penyakit infeksi virus akut yang diderita oleh korban," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Jumat (20/12/2024).
Advertisement
Baca Juga
Nicolas menerangkan korban AGS awalnya mengalami sakit demam. Ketika itu, nenek korban hanya memberi obat batuk. Karena tak kunjung membaik, sehingga pihak keluarga termasuk neneknya membawa korban ke klinik di daerah Pasar Rebo pada Minggu 1 Desember 2024. Namun, oleh dokter disarankan untuk segera dibawa ke RSUD Pasar Rebo.
Advertisement
"Sekitar pukul 11.20 WIB korban diantar oleh orang tua korban, nenek dan keluarga ke IGD RSUD Pasar Rebo dalam kondisi sudah lemas, tidak sadarkan diri, diare, dehidrasi berat. Jadi sudah lemas. Dia juga mengalami terindikasi dehidrasi berat," ujar Nicolas.
Nicolas menerangkan berdasarkan keterangan dari pihak RSUD Pasar Rebo, saat tiba di rumah sakit keadaannya juga sangat panas tinggi.
"Selanjutnya pada tanggal 2 Desember 2024 dokter meminta persetujuan dari pihak keluarga korban agar korban dirawat di ruang ICU, karena adanya infeksi paru," ujar Nicolas.
Saat dirawat di ruang ICU, tingkat kesadaran korban terus menurun. Akhirnya, tim dokter menyatakan korban meninggal dunia.
"Di hari Selasa tanggal 3 November 2024 sekitar pukul 10.22 korban dinyatakan telah meninggal dunia," kata Nicolas.
Nicolas mengungkapkan pihak RSUD berkoordinasi dengan Polsek Pasar Rebo karena ada indikasi mencurigakan terkait kondisi pada tubuh korban. Dari situ, jasad korban dibawa ke RS Polri guna dilakukan autopsi.
"Karena ada indikasi-indikasi yang disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Pasar Rebo," kata Nicolas.
Dari hasil penyelidikan terungkap korban sehari-hari di bawah asuhan neneknya. Ayah korban bekerja sebagai sopir di luar kota. "Dan jarang pulang," ujar Nicolas.
Baca juga Balita di Jaktim Tewas, Diduga Alami Kekerasan Seksual
Tidak Ada Tanda-tanda Kekerasan di Alat Vital Korban
Korban sendiri, kata Nicolas, berkebutuhan khusus. Hal itu berdasarkan keterangan neneknya pada saat pemeriksaan.
Dari penjelasan sang nenek, kata Nicolas, balita itu sering buang air besar dan menempel di duburnya. Saat membersihkan, sang nenek menggunakan selang.
"Nenek korban membersihkan itu menggunakan selang, karena sudah keras. BAB-nya keras, di pantat di dubur, dan pakai selang yang keras juga sering. Ini keterangan daripada neneknya," ujar Nicolas.
"Karena BAB-nya sudah mengering di sekitar dubur, itulah yang seringdilakukan oleh nenek korban," sambung Nicolas.
Terpisah, perwakilan dokter forensik menyatakan, telah memeriksa jenazah korban pada 3 Desember 2024. Hasilnya, tidak ada tanda-tanda kekerasan seksual pada alat viral korban.
"Kami menyimpulkan bahwa sebab kematian dari anak ini adalah penyakit infeksi pada paru-paru. Kami juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di bagian vagina korban," ujar perwakilan dokter forensik.
Terkait temuan itu, pihak kepolisian akan melakukan gelar perkara untuk menentukan kelanjutan perkara.
 Sebelumnya, seorang balita dilaporkan meninggal dunia usai mengalami kekerasan seksual. Polisi turun tangan melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab kematian korban.
Kapolsek Pasar Rebo, Kompol Rihold Sihotang membenarkan adanya kejadian itu. Awalnya, kepolisian mendapatkan laporan dari rumah sakit terkait meninggalnya korban. Saat itu, anggota Polsek Pasar Rebo bersama Polres Metro Jaktim langsung mendatanginya.
"Sudah (kami monitor kasusnya). Kasus ditangani Unit PPA Polres Metro Jaktim," ucap dia saat dihubungi, Jumat (6/12/2024).
Baca juga Tega, 2 Pria Asal Jombang Bunuh Balita Perempuan Pakai Racun Tikus
Advertisement