Politikus Senior PDIP: Presiden Prabowo Harus Perbaiki Tata Kelola Hukum, Jangan Ada Lagi Kriminalisasi

Ia meminta agar di era Presiden Prabowo tidak lagi terjadi kriminalisasi dalam penetapan tersangka, termasuk pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Jan 2025, 13:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 13:30 WIB
Emir Moeis
Ketum GPM Izedrik Emir Moeis. (Ist).

Liputan6.com, Jakarta - Politikus senior PDIP, Emir Moeis, meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera memperbaiki tata kelola negara dan sistem reformasi hukum di Indonesia. Hal itu disampaikan usai mengikuti pidato politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat HUT ke-52 partai yang berlangsung kemarin.

"Saya mengimbau betul nih ke Presiden yang baru, Pak Prabowo nih, benahin cepat-cepat ketatanegaraan dan hukum kita," minta Emir saat berbincang dengan awak media, seperti dikutip Sabtu, (11/1/2025).

Mantan anggota DPR itu juga meminta agar di era Presiden Prabowo tidak lagi terjadi kriminalisasi dalam penetapan tersangka, termasuk pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dia pun mengingat, hal itu mirip dengan kasus dugaan suap yang pernah menjerat dirinya terkait Konsorsium Alstom Power Incorporated dalam proyek pembangunan PLTU Tarahan di Lampung.

"Tatkala politik dan hukum bisa dipermainkan. Orang enggak jelas dari Amerika tiba-tiba bilang kasih suap ke saya. Enggak pernah tahu-menahu, orang yang dibilang disebut juga enggak pernah muncul, dipanggil saksi enggak datang. KPK juga diam saja," kenang dia pada saat itu.

Meski begitu, terlepas dari kondisi penegakkan hukum oleh lembaga seperti KPK dan Polri, mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Gerakan Pemuda Marhaenis ini menegaskan mereka tetap dibutuhkan di Indonesia. Dengan catatan, tidak ada lagi intervensi politik dan murni bekerja dengan profesional.

"KPK suatu yang bagus, tapi sebetulnya 'the man behind the gun' yang mesti dibereskan. Jadi  tergantung orang-orangnya (pimpinan). Kalau orang-orangnya berengsek ya rusak," tegas Emir.

Politikus asal Kalimantan Timur itu pun berharap Prabowo tidak mudah dipengaruhi oleh pihak tertentu dalam upayanya mencapai Indonesia Emas 2045.

"Menjalankan hukum sebagaimana mestinya, dan presiden itu memperoleh rahmat loh dari Tuhan. Dia memegang pena presiden, pena emas untuk Indonesia Raya ke tahun 2045," dia menandasi.

Megawati Minta KPK Bekerja yang Benar, Jangan yang Kroco

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belakangan hanya menangani hal remeh temeh.

Padahal, sebagai sosok yang membangun badan antirasuah tersebut, Megawati berharap KPK dapat mencari kerugian negara yang bernilai triliunan.

“Saya bikin KPK. Loh ngopo kok nde'e yang digoleki kok kroco-kroco ngono loh? Mbok yang bener! sing jumlahe T-T-T-T gitu loh. Lah endi?, (saya bikin KPK lalu kenapa yang dicari kok yang kecil-kecil gitu? Harusnya yang benar yang jumlahnya T-T-T-T (triliun),” heran Megawati saat menyampaikan pidato politik saat HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung Jakarta, Jumat (10/1/2025).

“Nanti kalau saya ngomong gini, tuh Bu Mega mengritik saja? Lah enggak! Orang benar,” imbuh dia.

Megawati menegaskan, dirinya ingin KPK befungsi sebagaimana seharusnya. Sebab sebagai pendiri dan penggagas terbentuknya KPK, Megawati mengaku memiliki andil.

“Saya ingin KPK itu yang benar. Loh yang bikin saya juga. Bingung saya. Kecuali orang lain.  Lah untuk membikin KPK itu dipikir gampang? Enggak. Saya aja berantem dulu. Karena itu sifatnya ad hoc,” jelas Megawati.

Menurut dia, KPK pada awalnya sengaja dibentuk dengan tujuan memaksimalkan kerja-kerja penegak hukum yang tidak maksimal ditangaji polisi dan kejaksaan.

“Polisi dan kejaksaan karena dalam menjalankan tugasnya tidak maksimal. Loh kok sampe saiki ngono?” dia menandasi.

Singgung Kasus Hasto

Sebelumnya, Megawati mengaku heran dengan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab dari sekian banyak tersangka kasus rasuah, mengapa justru Hasto yang diubek-ubek oleh KPK.

“Apa coba KPK? masa engga ada kerjaan lain hah? Yang dituding yang diubek-ubek Pak Hasto wae? Padahal banyak yang sudah tersangka, tapi meneng wae?,”  kata Megawati saat menyampaikan pidato politik saat HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Megawati mengaku setiap hari membaca surat kabar dan menonton pemberitaan, menurut dia tidak ada hal lain yang dilihat selain pemberitaan soal Hasto yang itu-itu saja.

“Aku tiap tiap hari buka koran mungkin ada tambahan? Tadi aja sebelum ke sini yo ngono,” kesal Megawati.

Namun Megawati menegaskan kepada para kadernya untuk tidak takut menghadapi keadaan apapun. Dia percaya, takut hanyalah sebuah ilusi.

“Tapi masa kalian gitu aja takut? takut itu opo? Itu ilusi!,” tegas Megawati.

Infografis Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bicara Koalisi Besar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bicara Koalisi Besar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya