Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah yang menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat pada hari ulang tahun mereka.
Menurutnya, program inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan melalui langkah preventif.
Advertisement
Baca Juga
"Program pemeriksaan kesehatan gratis di hari ulang tahun bukan hanya bentuk apresiasi dari pemerintah kepada warganya, tetapi juga langkah nyata dalam mendorong deteksi dini penyakit. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih cepat mengambil tindakan jika ditemukan potensi gangguan kesehatan," kata Netty, Sabtu (18/1/2025).
Advertisement
Namun, Netty juga mengingatkan, masyarakat agar memastikan kartu BPJS Kesehatan mereka aktif. Sebab, kata dia, program ini hanya dapat diakses oleh peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (peserta BPJS) yang status kepesertaannya memenuhi syarat.
"Kartu BPJS yang aktif menjadi kunci untuk menikmati layanan ini. Maka masyarakat harus memeriksa status kepesertaan BPJS mereka dan segera mengurusnya jika ada kendala," terang Netty.
Dia juga menekankan, pemerintah harus memberikan perhatian khusus kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (peserta JKN) yang non-aktif, terutama mereka yang statusnya non-aktif disebabkan oleh keterbatasan kemampuan membayar iuran.
"Peserta JKN yang non-aktif, khususnya yang disebabkan oleh ability to pay, harus dicarikan jalan keluarnya. Tidak aktif bukan berarti tidak berhak memperoleh pemeriksaan kesehatan gratis ini," papar Netty.
Â
Pentingnya Kesiapan Fasilitas Kesehatan
Selain itu, Netty menyampaikan, pentingnya kesiapan fasilitas kesehatan di berbagai wilayah, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) agar masyarakat di daerah tersebut juga dapat mengakses program ini dengan optimal.
"Pemerintah perlu memastikan bahwa fasilitas kesehatan di wilayah 3T memiliki kesiapan yang memadai, baik dari sisi infrastruktur maupun tenaga medis," tutur dia.
"Hal ini penting agar layanan kesehatan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat, tanpa terkecuali," sambung Netty.
Dia pun mengingatkan, masyarakat untuk memanfaatkan momen ini sebagai langkah awal menjaga kesehatan jangka panjang.
"Selain pemeriksaan kesehatan gratis, pemerintah daerah dan fasilitas layanan kesehatan diminta aktif mengedukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat," tutup Netty.
Â
Reporter: Alma Fikhasari (Merdeka.com)
Â
Advertisement
Menkes Budi Sebut Skrining Gratis sebagai Program Terbesar dalam Sejarah Kesehatan Indonesia
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengungkap pesan Presiden Prabowo Subianto jelang 100 hari pertama pemerintahannya.
"Pesan Pak Prabowo untuk Kementerian Kesehatan, pastikan masyarakat Indonesia sehat," kata Budi dalam talkshow Semangat Awal Tahun 2025 bertajuk 'Transformasi Kesehatan untuk Rakyat' bersama IDN Times di Jakarta, Kamis 16 Januari 2025.
Budi menjelaskan, Kemenkes memiliki tugas untuk menjaga masyarakat tetap sehat. Sementara, menyembuhkan orang sakit adalah tugas dokter. Lantas, bagaimana cara Kemenkes untuk menjaga masyarakat tetap sehat?
"Mesti rajin skrining, supaya ketahuan duluan, jangan sakit belakangan. Nah itu sebabnya kenapa Pak Prabowo bikin program skrining gratis," ucap Budi.
Menurutnya, ini adalah program transformatif yang paling besar dalam sejarah kesehatan Indonesia.
"Program ini adalah program transformatif yang paling besar dalam sejarah kesehatan Indonesia. Kenapa paling besar? Karena program ini menyentuh 280 juta rakyat Indonesia," papar Budi.
Sementara, program paling besar sebelumnya adalah imunisasi atau vaksinasi COVID-19 yang menyasar sekitar 180 juta.
"Enggak banyak program pemerintah yang menyentuh 280 juta orang, pendidikan ya paling berapa puluh juta, stunting 25 juta, makan gratis 80 juta, tapi program yang menyentuh 280 juta sejak bayi baru lahir sampai wafat itu enggak banyak. Nah, salah satunya adalah program skrining gratis yang rencananya Februari akan diluncurkan Pak Presiden," jelas Budi.