Napi Kabur dari Lapas Kutacane, Ditjenpas: 35 Warga Binaan Masih Dalam Pengejaran

Puluhan narapidana Lapas Kelas IIB Kutacane kabur menjelang berbuka puasa; aksi protes soal fasilitas buruk dan tuntutan 'bilik asmara' diduga jadi pemicu.

oleh Jonathan Pandapotan PurbaMuhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 11 Mar 2025, 10:32 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 10:32 WIB
Tangkapan layar napi Lapas Kutacane kabur lewat atap lapas (Istimewa)
Tangkapan layar napi Lapas Kutacane kabur lewat atap lapas (Istimewa)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan narapidana kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, terjadi menjelang waktu berbuka puasa pada Senin, 10 Maret 2025. Kejadian ini menghebohkan warga sekitar yang saat itu tengah sibuk membeli takjil.

Dalam rekaman video yang beredar, tampak sejumlah napi berlarian keluar dari Lapas Kutacane, sementara beberapa warga berusaha menghalangi mereka.

Diperkirakan ada 50 napi berhasil melarikan diri dengan berbagai cara. Sebagian napi keluar melalui pintu utama, sementara yang lain nekat memanjat atap untuk meloloskan diri.

Mengonfirmasi hal itu, Rika selaku Humas Ditjenpas membenarkan peristiwa terkait. Menurut dia, semua pihak sudah dikerahkan untuk melakukan penanganan dan pengendalian.

"Betul terjadi peristiwa upaya pelarian warga binaan lapas kutacane, sudah dilakukan penanganan dan pengendalian oleh pihak lapas bekerjasama dengan kepolisian , TNI dan Pemda," kat Rika melalui keterangan diterima, Selasa (11/3/2025).

Rika juga menyatakan, pemda yang diwakili oleh Bupati Aceh Tenggara juga hadir langsung untuk berdialog dengan warga binaan. Hingga pagi hari ini, diketahui masih puluhan napi yang belum kembali ke lapas dan masih terus dikejar.

"Warga binaan yang melarikan diri 49 orang, tertangkap kembali dan menyerahkan diri 14 orang. Jadi 35 orang masih dalam pengejaran," jelas Rika.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Kutacane Andi Hasyim, Senin malam, kepada awak media menjelaskan bahwa para warga binaan tersebut melarikan diri dengan cara merusak pintu 2 dan 3 serta berusaha menyerang petugas.

Andi mengatakan bahwa petugas pengamanan di lapas tersebut hanya ada enam orang, sementara jumlah napi mencapai 300-an lebih.

"Kita sudah terkunci semua karena mereka bisa dilihat di dalam pintu dua pun sudah terjebolkan mereka karena pintu terakhir sudah kita kunci artinya mereka lewat atap," terang Andi kepada sejumlah wartawan di Lapas Kutacane.

Menurut Andi, para napi memberontak salah satunya disebabkan karena permintaan mereka untuk pengadaan bilik asmara. Andi mengatakan pihaknya akan segera menyampaikan tuntutan napi ke pusat.

Promosi 1

Kronologi Kaburnya Puluhan Napi

Kejadian bermula ketika para narapidana melakukan protes massal di dalam Lapas Kutacane. Mereka merasa tidak puas dengan kondisi lapas yang kelebihan kapasitas dan fasilitas yang minim. Anggaran makan yang hanya Rp20.000 per hari dinilai tidak mencukupi. Puncaknya, mereka menuntut adanya 'bilik asmara' di dalam lapas, sebuah tuntutan yang di luar kewenangan kepala lapas.

Protes ini berujung pada aksi kekerasan. Para napi merusak pintu lapas dan berusaha menyerang petugas. Kekurangan petugas keamanan, hanya enam orang untuk mengawasi lebih dari 300 narapidana, membuat mereka mudah meloloskan diri. Sebagian napi keluar melalui pintu utama yang telah dirusak, sementara yang lain memanjat atap lapas untuk kabur.

Video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan sejumlah napi berlarian keluar dari lapas, sementara warga sekitar berusaha menghalangi. Kejadian ini terjadi menjelang waktu berbuka puasa, saat warga sedang sibuk mempersiapkan takjil.

Kondisi Lapas dan Tuntutan Napi

Lapas Kelas IIB Kutacane memang diketahui dalam kondisi yang memprihatinkan. Kelebihan kapasitas yang signifikan, dengan 362 narapidana di lapas yang seharusnya hanya mampu menampung 150 orang, menjadi masalah utama. Minimnya anggaran untuk makan, hanya Rp20.000 per hari per narapidana, juga membuat mereka merasa tidak diperhatikan.

Selain masalah fasilitas, tuntutan 'bilik asmara' menjadi sorotan. Meskipun Kepala Lapas menyatakan ini di luar kewenangannya, tuntutan ini menjadi pemicu utama aksi protes yang berujung pada pelarian massal. Minimnya jumlah petugas keamanan, hanya enam orang, juga memperburuk situasi dan memudahkan para napi untuk kabur.

Pihak Lapas dan pemerintah daerah telah berupaya melakukan dialog dengan para narapidana untuk meredakan situasi. Namun, aksi protes dan pelarian massal telah terjadi. Pencarian terhadap narapidana yang masih buron masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Infografis Mengenal 8 Fungsi Keluarga
Infografis Mengenal 8 Fungsi Keluarga. (Liputan6.com/Niman)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya