Liputan6.com, Jakarta - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas), Agus Andrianto menyatakan, pihaknya masih mencari tahu penyebab pasti dari insiden kaburnya sejumlah napi dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, saat menjelang waktu berbuka puasa pada Senin, 10 Maret 2025.
“Ini mau dicek, apakah karena perilaku petugas? Karena yang sementara berkembang kan karena makan nih, minta jatah. Memang kan ada beberapa klasifikasi di sini, ada yang Rp18.000 per hari, ada yang Rp20.000, ada yang Rp22.000 yang pasti kita akan lakukan pengecekan, apa yang menjadi motif sebenarnya daripada kejadian kemarin,” kata Agus di Kantor Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Baca Juga
Agus menjelaskan, pihak Lapas saat ini sudah bekerjasama dengan Bupati, Dandim dan Kapolres dan teman-teman pengamanan di wilayah. Dia pun berharap, semua yang masih kabur segera kembali masuk ke Lapas.
Advertisement
“Mudah-mudahan dari 32 orang kalau nggak salah ini mudah-mudahan bisa segera kita imbau untuk segera menyerahkan diri daripada nanti kena masalah lain,” harap Agus.
Agus mengamini, kendala dihadapi Lapas karena insiden kemarin dikarenakan tim penjaga hanya berjumlah 6 orang. Dia pun mengimbau agar mereka yang masih belum kembali bisa segera menyerahkan diri.
“Ya kan tentunya kita yang jaga cuma 6 orang kalau kami yang mengancam nggak bisa. Artinya tentunya nanti dari pihak kepolisian yang mengimbau, saya juga mengimbau dan mudah-mudahan teman-teman dari kepolisian juga akan mengimbau sebaiknya menyerahkan diri daripada mereka, mungkin ada musibah yang lain lah,” dia menandasi.
Kronologi Puluhan Napi Lapas Kutacane Kabur Jelang Buka Puasa
Peristiwa dramatis terjadi di Lapas Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, Aceh pada Senin, 10 Maret 2025. Sekitar 50 orang narapidana (napi) berhasil kabur menjelang waktu berbuka puasa. Kejadian ini menimbulkan kepanikan di sekitar lapas.
Para napi ini memanfaatkan momen menjelang berbuka puasa untuk melancarkan aksi pelarian mereka. Saat itu, petugas Lapas Kutacane dan sejumlah napi lainnya tengah sibuk mempersiapkan buka puasa.
Sementara puluhan napi kabur dengan cara melompati pagar lapas melalui pintu depan. Aksi pelarian ini terekam video amatir dan viral di media sosial.
Petugas lapas dan warga sekitar pun langsung berupaya mengamankan para napi yang kabur. Dugaan sementara, penyebab kaburnya para napi ini dipicu sejumlah faktor, mulai dari masalah kelebihan kapasitas lapas hingga tuntutan fasilitas 'bilik asmara'.
Humas Ditjen Pas Rika Aprianti mengungkapkan, pihaknya telah menggandeng aparat gabungan TNI-Polri untuk memburu puluhan napi tersebut. Sejauh ini, dari total 49 napi kabur, 14 di antaranya sudah berhasil ditangkap kembali.
"Warga binaan yang melarikan diri 49 orang, tertangkap kembali dan menyerahkan diri 14 orang. Jadi 35 orang masih dalam pengejaran," ujar Rika, Selasa (11/3/2025).
Advertisement
Lompat Pagar Lapas
Insiden ini bermula sekitar pukul 17.00 WIB, menjelang waktu berbuka puasa. Para napi secara bersamaan melompati pagar lapas yang saat itu dijaga oleh petugas.
Rekaman video amatir memperlihatkan para napi berhamburan keluar lapas dan berpencar ke berbagai arah. Kejadian ini menimbulkan kepanikan di kalangan warga sekitar.
Beberapa warga yang melihat kejadian tersebut langsung membantu petugas lapas mengamankan para napi yang kabur. Namun, sebagian besar napi berhasil lolos dan hingga kini masih dalam pengejaran pihak berwajib.
Kaburnya puluhan napi ini diawali dengan aksi protes massal di dalam Lapas Kutacane. Mereka merasa tidak puas dengan kondisi lapas yang kelebihan kapasitas dan fasilitas yang minim.
Anggaran makan yang hanya Rp20.000 per hari juga dinilai tidak mencukupi. Puncaknya, mereka menuntut adanya 'bilik asmara' di dalam lapas, sebuah tuntutan yang di luar kewenangan kepala lapas.
