Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) masih menyelidiki penyebab kaburnya puluhan narapidana dari Lapas Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, pada Senin (10/3) menjelang waktu berbuka puasa.
"Kita pengin tahu apa betul masalah makanan yang menjadi penyebab atau masalah yang lain sebagai dampak dari perilaku petugas dalam pelayanan," kata Menteri Imipas Agus Andrianto di kantornya, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Baca Juga
Menurut Agus, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Mashudi beserta tim bersama dengan Komisi XIII DPR RI yang membidangi urusan pemasyarakatan tengah meninjau langsung Lapas Kutacane untuk mendapat gambaran utuh mengenai peristiwa tersebut.
Advertisement
Berdasarkan informasi sementara, kata Agus, para napi di Lapas Kutacane kabur karena persoalan makanan. Ia menyebut warga binaan setempat meminta biaya makan disamakan dengan rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Yang sementara berkembang kan karena makan, minta jatah makannya sama dengan yang dari KPK. Memang kan ada beberapa klasifikasi di sini, ada yang Rp18.000 per hari, ada yang Rp20.000, ada yang Rp22.000,” ucap Agus, dilansir dari Antara.
Apabila memang penyebabnya mengenai persoalan makanan, Agus mengatakan hal itu bukan kewenangan dari Kementerian Imipas. Namun begitu, ia memastikan pihaknya akan melakukan pengecekan menyeluruh untuk mengetahui motif yang sebenarnya.
Soroti soal Lapas Overcapacity
Di sisi lain, Agus juga menyoroti soal jumlah penghuni lapas yang melebihi kapasitas (overcapacity). Dia mengatakan kapasitas Lapas Kutacane sejatinya hanya untuk 100 orang, tetapi dihuni oleh sekitar 368 warga binaan.
“Memang masalahnya selalu itu-itu, overcapacity selalu menjadi—bukan selalu menjadi alasan yang klasik, tetapi itulah adanya,” kata Menteri Imipas.
Puluhan warga binaan Lapas Kelas IIB Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, dilaporkan kabur pada Senin (10/3) sore. Ditjen PAS membenarkan kejadian tersebut dan memastikan kondisi lapas sudah kondusif.
Advertisement
Dilakukan Pengejaran
Kepala Subdirektorat Kerja Sama Ditjen PAS Rika Aprianti melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebut jumlah warga binaan yang melarikan diri masih dipastikan sambil terus dilakukan pengejaran.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Ditjen PAS Provinsi Aceh Yan Rusmanto saat dihubungi dari Banda Aceh, Selasa pagi, menyebut sebanyak 13 narapidana yang melarikan diri telah berhasil ditangkap.
