Serangan OPM Tewaskan Guru, Puan Maharani Desak Perlindungan Warga Sipil Harus Ditingkatkan

Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa serangan OPM yang telah menewaskan seorang guru sekolah dasar merupakan aksi yang mencederai rasa kemanusiaan.

oleh Gilar Ramdhani pada 25 Mar 2025, 12:14 WIB
Diperbarui 25 Mar 2025, 12:12 WIB
Serangan OPM Tewaskan Guru, Puan Maharani Desak Perlindungan Warga Sipil Harus Ditingkatkan
Ketua DPR RI Puan Maharani. (Dok. Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinannya dan duka yang mendalam atas meninggalnya seorang guru akibat penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua.

“Dukacita mendalam saya sampaikan atas berpulangnya guru di Papua akibat penyerangan di Kabupaten Yahukimo, Papua. Penyerangan terhadap warga sipil ini merupakan aksi yang mencederai rasa kemanusiaan,” kata Puan, Senin (24/3/2025).

Serangan KKB terjadi di Distrik Anggruk pada Jumat (21/3/2025), menewaskan Rosalia (29 tahun), seorang guru sekolah dasar. Tujuh guru dan tenaga kesehatan lainnya mengalami luka-luka, sementara rumah dan sekolah dibakar.  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.

Namun, terdapat perbedaan keterangan mengenai jumlah korban tewas, dengan beberapa laporan menyebutkan satu orang meninggal, sementara yang lain menyebut 6 atau 7 korban jiwa.

“Kita meminta pemerintah memberikan kejelasan lebih rinci terkait korban jiwa. Harus ada penjelasan yang lebih akurat,” kata Puan.

Puan menilai tindakan TPNPM-OPM sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan penghambat pembangunan di Papua.

“Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi dan menghambat upaya pembangunan di Papua. Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan yang harus dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Puan meminta pemerintah dan TNI/Polri meningkatkan pengamanan di wilayah rawan konflik seperti Yahukimo agar kejadian serupa tidak terulang. 

“DPR mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di daerah rawan konflik,” tegasnya.

Promosi 1
Guru - Tenaga Kesehatan Dievakuasi ke Wamena dan Sentani

Guru - Tenaga Kesehatan Dievakuasi ke Wamena dan Sentani

Sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan telah dievakuasi ke Wamena dan Sentani pada Sabtu (22/3). Puan mendorong pemerintah memastikan perlindungan maksimal bagi tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di daerah konflik.

“Negara harus memastikan pengamanan di daerah rawan konflik telah optimal, termasuk di lokasi strategis seperti sekolah dan puskesmas,” katanya.Ia juga meminta jaminan keamanan bagi masyarakat Papua, mengingat banyaknya warga sipil yang menjadi korban kekerasan KKB.

“Masyarakat di Papua berhak hidup dengan aman, tanpa rasa takut akan serangan kelompok bersenjata,” ujarnya.

Puan menekankan pentingnya keberlanjutan layanan pendidikan dan kesehatan di Yahukimo serta pendekatan holistik untuk mengurangi potensi konflik.

“Pendekatan yang mengkombinasikan keamanan dengan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi akar masalah konflik harus terus digencarkan,” ucapnya.

Selain itu, ia mendorong pendampingan psikososial bagi korban selamat dan keluarga korban tewas, serta mengajak seluruh pihak mendukung perdamaian dan pembangunan di Papua.

“Kami berharap insiden ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera,” tutur Puan.

 

(*)

Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya