TNI AL Masuk Jajaran Angkatan Laut Kelas Dunia

Untung Suropati menjelaskan, bahwa Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) saat ini sudah masuk dalam tataran world class navy.

oleh Riski Adam diperbarui 05 Jul 2013, 15:41 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2013, 15:41 WIB
tni-angkatan-laut130222a.jpg
TNI Angkatan Laut masuk dalam jajaran World Class Navy atau Angkatan Laut kelas dunia.Untuk memperoleh prediket itu, TNI AL konsisten dalam melaksanakan inward looking dan outward looking.

"Angkatan Laut dunia mengakui kekuatan militer Indonesia, seperti Amerika. Karena itu kita sudah layak disebut World Class Navy," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropatih, Jumat (5/7/2013).

Inward looking yang dimaksud yakni berupa peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalu pendidikan dan militer di dalam dan luar negeri. Penugasan melalui tour of duty juga termasuk di dalamnya.

Tahun 2013 ini, kata Untung, merupakan tahun ke-4 dari rencana startegis AL periode 2010-2014. Dalam kurun waktu itu, TNI AL berhasil melaksanakan pengadaan Alat Utama Sistem Kesenjataan dalam berbagai jenis produksi.

"Baik itu produksi dalam dan luar negeri, yang telah diselesaikan secara bertahap. Tak hanya itu, sejarah juga mencatat, kekuatan militer Angkatan Laut di Indonesia, sangat kuat," kata dia.

Saat ini produksi alutsista dalam dan luar negeri yang diselesaikan secara bertahap itu antara lain 39 kapal perang. Seperti 2 kapal selam, 2 kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), 16 Kapal Cepat Rudal (KCR), dan 8 kapal Patroli Cepat (PC). Untuk pengadaan kendaraan tempur marinir, sebanyak 84 unit, terdiri dari 49 tank BMF-3f, 14 panser BTR-80A, 5 BVP-2 dan 16 RM-70 call-2 serta sejumlah persenjataan lainnya.

"Pada masa mendatang, akan dibangun kapal selam di dalam negeri sebagai bentuk komitmen untuk mendukung terwujudnya kemandirian nasional, dalam upaya pemenuhan alutsista pertahanan," tutur Untung.

Sedangkan dari sisi outward looking, kata Untung,berkaitan dengan analisi mendalam terhadap perkembangan lingkungan strategis. "Khususnya di kawasan Asia Pasifik dan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi setiap bentuk ancaman faktual maupun potensial yang diakibatkannya," tutup Untung. (Sul/Ism)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya