Menerobos jalur bus Transjakarta memang sudah lazim dilakoni masyarakat Ibukota. Namun kini satu per satu menuai 'kutukan'. Mulai dari tindak tegas kepolisian hingga sanksi sosial berupa caci maki di media sosial.
Pelanggaran itu mulai menyeruak dari pengendara mobil Honda Jazz yang akhirnya diketahui bernama Febri Suhartoni, mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti. Demi kelancaran perjalanannya, ia mengaku-ngaku sebagai anak Jenderal.
Rendahnya kesadaran dan kedisiplinan para pengendara kendaraan bermotor di jalan sepertinya tak diragukan lagi. Tak boleh melihat jalan kosong meski bukan jalurnya, maka para pengendara pun akan berbondong-bondong menerobosnya.
Berbagai kalangan pun tak malu untuk menerobos jalan yang tak diperuntukkan bagi umum itu. Bahkan tak segan, mereka justru lebih sangar, ketimbang si empunya jalur.
Febri pun dengan sangarnya mengaku anak jenderal dan menunjukkan sebuah kartu nama bertuliskan anggota kepolisian berpangkat tinggi yang masih aktif kepada si petugas jaga jalur Bus Transjakarta rute Pulogadung-Harmoni pada Selasa 30 Juli 2013 pagi. Peristiwa tersebut juga tertulis dalam akun Twitter resmi Transjakarta @BLUTransjakarta.
"Kejadiannya jam 09.30 WIB. Waktu itu pengemudi yang menggunakan mobil Honda Jazz memaksa kepada petugas Bus Transjakarta untuk membukakan palang pintu tersebut," ujar Kepala Humas Unit Pengelola (UP) Transjakarta Sri Ullina, kepada Liputan6.com ketika dimintai konfirmasi.
2 Orang petugas yang ada di lokasi tidak mengindahkan perintah pengguna mobil dan tetap menutup pintu pembatas. Saat itulah Febri berteriak dari dalam mobilnya dan mengaku sebagai anak jenderal.
Akhirnya, karena kemacetan mengular dan bus Transjakarta mengantre di belakangnya. Petugas pun terpaksa membuka portal.
Setelah diselidiki, petugas pun akhirnya telah mengantongi identitas pemilik mobil Honda Jazz yang dikendarai Febri, yang ternyata mahasiswa yang tak pernah bermasalah namun kurang pandai di kampusnya.
Menanggapi aksi penipuan terhadap petugas jaga jalur bus Transjakarta yang dilakukan oleh Febri, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun menyatakan agar pihak berwenang mempersulit pengurusan STNK si pemilik.
"Kita sudah dapat laporan. Kalau petugas honorer, pasti takut kan. Kalau sama Dishub, kita tetap tangkap. Tapi gimana caranya STNK kita tahan. Kita kan nggak punya wewenang. Kita lagi pikirkan cari celah hukum," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta.
Akibat aksi nekatnya menerobos jalur busway, Febri pun di bully di media sosial. Bahkan akun Twitter dan Facebook milik Febri pun kini sudah tak dapat diakses.
Copycat
Sehari setelah Febri yang mengaku anak jenderal itu menerobos jalur busway di Galur mengarah ke Senen, seorang wanita berambut keriting pun meniru alias copycat tindakan mahasiwa Trisakti itu.
Seorang ibu berambut keriting membuka paksa portal busway yang berada di depan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Aksi ibu ini terekam oleh admin akun twitter @BLUTransJakarta yang mengunggah foto pada pukul 10.37 WIB, Kamis 1 Juli 2013. "Nekat Buka Portal Untuk Masuk Jalur Busway di Imigrasi (Kor11)," tulis @BLUTransJakarta.
Ibu berambut keriting itu tampak mengenakan kemeja putih dan celana panjang cokelat. Dia terlihat mendorong portal yang menutup jalur Busway koridor 11.
Tak hanya memaksa membuka portal, ibu itu juga meneriaki dan mencaci petugas yang menjaga portal itu dari dalam mobil Suzuki Ertiga bernopol B 1497 TZW.
Berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, pengemudi Ertiga B 1497 TZW itu berdomisili di kawasan Jakarta Timur. Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono mengatakan masih menyelidiki identitas pelaku pembukaan paksa portasl busway itu.
Pemukulan
Ternyata aksi terobos jalur bus Transjakarta dengan memaksa membuka palang pintu, tak berhenti sampai di ibu keriting saja. Aksi baru bermunculan, yang terbaru bahkan sampai menimbulkan bentrok karena petugas tak mau tertipu lagi dengan membuka portal palang pintu jalur busway.
Akibat permintaan ilegalnya untuk membuka portal palang pintu masuk jalur bus Transjakarta di kawasan Jalan Warung Jati Barat, Jakarta Selatan tak digubris, pengemudi mobil mewah Land Cruiser hitam bernomor polisi B 85 RKM memukul petugas penjaga portal. Lalu si pengemudi mobil yang tak diketahui identitasnya itu membuka portal dan langsung kabur. Peristiwa itu terjadi Kamis 1 Agustus 2013 sekitar pukul 16.30 WIB.
"Fery petugas patroli penjaga mengalami luka di kepala. Luka-luka lecet. Kami sudah koordinasi dengan polisi," ungkap Ullina, dalam perbincangan dengan Liputan6.com.
Peristiwa pengeroyokan juga dialami pekerja dari Transjakarta lain. Petugas Satgas on Board dan pramudi (sopir) busway.
Pelaku kali ini merupakan seorang petugas pemadam kebakaran yang memaksa masuk ke jalur bus Transjakarta di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis 1 Agustus kemarin sekitar pukul 18.20 WIB. Bahkan, mobil pemadam itu masuk dari arah yang berlawanan.
"Bus Transjakarta Tb 062 baru sekitar 50 meter meninggalkan Halte Dispenda (Daan Mogot) arah BBG Jelambar. Tiba-tiba ada mobil pemadam kebakaran yang melakukan contraflow (lawan arus)," tutur Ullina mengonfirmasi peristiwa tersebut.
Kronologi pemukulan itu terjadi saat mobil pemadam melaju menuju arah Harmoni Central Busway, Jakarta Pusat. "Tanpa konfirmasi, mobil pemadam itu langsung menabrak Tb 062 dengan alasan terburu-buru," ungkap Ullina.
Dalam posisi saling adu kepala. Kedua sopir pun turun. Tiba-tiba sopir pemadam kebakaran memukul pramudi pria bus Transjakarta. "Anggota pemadam kebakaran lalu langsung memukul pramudi dan Satgas on Board hingga mengalami luka," papar Ullina.
Penyelesaian
Aksi nekat Febri Pratama, mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti yang mengaku anak Jenderal, menerobos portal busway sudah selesai. Orangtua Febri, Devi Suhartoni telah mendatangi Polda Metro Jaya pada Rabu 31 Juli.
Sang ayah yang juga pengusaha karet pun telah meminta maaf kepada polisi dan bersedia anaknya untuk dihukum karena telah menerobos jalur bus Transjakarta dan mengaku sebagai anak jenderal.
Selain itu, polisi juga menahan surat izin mengemudi (SIM) milik Febri Suhartoni atau Febri Pratama (18), pengendara Honda Jazz B 1011 UKF yang memaksa masuk jalur bus Transjakarta di Halte Galur, Senen.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menuturkan, polisi tidak memanggil Febri ke kantor polisi. Lantaran orangtua Febri, Devi Suhartoni sudah datang ke Polda Metro Jaya untuk meminta maaf.
"Untuk Febri, orangtuanya sudah datang. Sudah minta maaf, sudah menyatakan itu bukan anak jenderal itu anak Devi Suhartoni. Dia akan menghukum anaknya sendiri," ujar Rikwanto.
Mengenai informasi adanya Febri menunjukan kartu nama seorang jenderal aktif kepada petugas Transjakarta untuk melancarkan aksi terobosnya kemarin, polisi masih mendalami darimana mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti itu memperoleh kartu nama seorang jenderal.
"Ini masih kami tanyakan sekaligus menilang. Belum tahu dari mana. Kita juga belum tahu masih diselidiki. Itu kan di-share oleh seseorang tapi di-share-nya di mana dan oleh siapa kita nggak tahu," terang Rikwanto.
Tindak tegas serupa juga dialami oleh si ibu keriting pengemudi Ertiga B 1497 TZW yang menerobos jalur bus Trasjakarta di depan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Surat Izin Mengemudi atau SIM si ibu keriting pun ditilang.
"Petugas sudah bertemu dengan pemilik kendaraan dan sopirnya, kemudian SIM-nya ditilang," tutur Rikwanto saat dikonfirmasi tentang sanksi si ibu keriting itu.
Penilangan dilakukan dengan memberikan surat tilang merah bernomor registrasi 3285565 B. Selain itu, polisi juga menahan SIM B1 Umum atas nama Hodman Lumbantoruan (50) asal Jakarta Timur.
Si pelaku yang diketahui berdomisili di kawasan Jakarta Timur, mengaku kepada polisi terburu-buru sehingga terpaksa melintas jalur bus Transjakarta. Alasannya, ada kerabat yang sakit.
Sementara peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh pemadam kebakaran yang menerobos jalur busway ,dan menabrakkan armadanya lalu memukul pramudi dan Satgas on Board masih dalam penanganan polisi. Kasus tersebut sedang dikoordinasikan dengan polisi, khususnya Traffic Management Center Polda Metro Jaya.
Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat Jon Vendri, mengakui anggotanya telah menerobos jalur bus Transjakarta dan melawan arah. Namun, Jon membantah adanya pemukulan yang dilakukan para penjinak api itu kepada pramudi dan petugas bus Transjakarta di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis 1 Agustus petang.
Ia menjelaskan, insiden penerobosan busway itu dilakukan anggotanya untuk mengejar kebakaran di wilayah Cengkareng. "Lalu kami mengejar, juga kebakaran di Kembangan di saat yang bersamaan," ucap Jon saat dihubungi.
Untuk dapat memadamkan kebakaran itu, lanjutnya, sebanyak 6 mobil pemadam masuk ke dalam jalur bus Transjakarta dan melawan arus. Hal itu dilakukan lantaran jalur lainnya sangat macet dan padat. Menurut Jon, hal itu dilakukan untuk merespons kejadian yang sangat cepat. Bahkan dirinya mengakui melawan arus jalan kerap dilakukan karena dibolehkan Undang-Undang Lalu Lintas.
Akibat ditabrak mobil Dam kar, bagian depan bus Transjakarta pun mengalami kerusakan. "Bemper depan kanan pecah, kaca sen kanan pecah," beber Ullina.
2 Penerobos jalur bus Transjakarta yakni Febri dan si ibu keriting telah menerima 'kutukannya'. Sementara pihak pemadam kebakaran yang dianggap bersalah karena menabrakkan armada dan menganiaya pramudi serta Satgas on Board sedang menanti 'kutukan' tersebut.
Sayangnya, penerobos jalur busway yang dilakukan pengemudi mobil mewah Land Cruiser hitam bernomor polisi B 85 RKM itu seakan ditelan bumi. Belum ada informasi kasus tersebut akan dilanjutkan ke pihak berwenang. Sementara si pengamudi mobil mewah yang sempat marah-marah kepada petugas jaga itu kabur entah kemana.
Sanksi Sosial
Penindakan terhadap para penerobos jakur busway ternyata tak hanya dilakukan oleh polisi. Kini media sosial pun menjadi salah satu sarana untuk memberikan sanksi sosial terhadap si pelaku.
Sebut saja Twitter dan Facebook. Kedua media sosial itu begitu akrab ditelinga masyarakat saat ini. Dari kedua jejaring sosial tersebut, aksi para pengendara nakal pun terekam dan dikecam banyak orang.
Satu lagi, melalui laman MasukBusway.com, pelanggaran-pelanggaran di jalur bus Transjakarta itu juga terekam jelas. Ada video dan beberapa foto yang menunjukkan aksi pelanggaran di jalur itu.
Bahkan pelaku yang tertangkap kamera pun tak hanya berasal dari kalangan masysrakat biasa, melainkan mereka yang seharusnya menjadi panutan bagi banyak orang. Kendaraan polisi dan TNI itu tak sungkan melaju di jalur busway.
Sementara yang lainnya berasal dari beragam kalangan masyarakat, baik pengendara motor bahkan sepeda. (Tnt)
Pelanggaran itu mulai menyeruak dari pengendara mobil Honda Jazz yang akhirnya diketahui bernama Febri Suhartoni, mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti. Demi kelancaran perjalanannya, ia mengaku-ngaku sebagai anak Jenderal.
Rendahnya kesadaran dan kedisiplinan para pengendara kendaraan bermotor di jalan sepertinya tak diragukan lagi. Tak boleh melihat jalan kosong meski bukan jalurnya, maka para pengendara pun akan berbondong-bondong menerobosnya.
Berbagai kalangan pun tak malu untuk menerobos jalan yang tak diperuntukkan bagi umum itu. Bahkan tak segan, mereka justru lebih sangar, ketimbang si empunya jalur.
Febri pun dengan sangarnya mengaku anak jenderal dan menunjukkan sebuah kartu nama bertuliskan anggota kepolisian berpangkat tinggi yang masih aktif kepada si petugas jaga jalur Bus Transjakarta rute Pulogadung-Harmoni pada Selasa 30 Juli 2013 pagi. Peristiwa tersebut juga tertulis dalam akun Twitter resmi Transjakarta @BLUTransjakarta.
"Kejadiannya jam 09.30 WIB. Waktu itu pengemudi yang menggunakan mobil Honda Jazz memaksa kepada petugas Bus Transjakarta untuk membukakan palang pintu tersebut," ujar Kepala Humas Unit Pengelola (UP) Transjakarta Sri Ullina, kepada Liputan6.com ketika dimintai konfirmasi.
2 Orang petugas yang ada di lokasi tidak mengindahkan perintah pengguna mobil dan tetap menutup pintu pembatas. Saat itulah Febri berteriak dari dalam mobilnya dan mengaku sebagai anak jenderal.
Akhirnya, karena kemacetan mengular dan bus Transjakarta mengantre di belakangnya. Petugas pun terpaksa membuka portal.
Setelah diselidiki, petugas pun akhirnya telah mengantongi identitas pemilik mobil Honda Jazz yang dikendarai Febri, yang ternyata mahasiswa yang tak pernah bermasalah namun kurang pandai di kampusnya.
Menanggapi aksi penipuan terhadap petugas jaga jalur bus Transjakarta yang dilakukan oleh Febri, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun menyatakan agar pihak berwenang mempersulit pengurusan STNK si pemilik.
"Kita sudah dapat laporan. Kalau petugas honorer, pasti takut kan. Kalau sama Dishub, kita tetap tangkap. Tapi gimana caranya STNK kita tahan. Kita kan nggak punya wewenang. Kita lagi pikirkan cari celah hukum," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta.
Akibat aksi nekatnya menerobos jalur busway, Febri pun di bully di media sosial. Bahkan akun Twitter dan Facebook milik Febri pun kini sudah tak dapat diakses.
Copycat
Sehari setelah Febri yang mengaku anak jenderal itu menerobos jalur busway di Galur mengarah ke Senen, seorang wanita berambut keriting pun meniru alias copycat tindakan mahasiwa Trisakti itu.
Seorang ibu berambut keriting membuka paksa portal busway yang berada di depan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Aksi ibu ini terekam oleh admin akun twitter @BLUTransJakarta yang mengunggah foto pada pukul 10.37 WIB, Kamis 1 Juli 2013. "Nekat Buka Portal Untuk Masuk Jalur Busway di Imigrasi (Kor11)," tulis @BLUTransJakarta.
Ibu berambut keriting itu tampak mengenakan kemeja putih dan celana panjang cokelat. Dia terlihat mendorong portal yang menutup jalur Busway koridor 11.
Tak hanya memaksa membuka portal, ibu itu juga meneriaki dan mencaci petugas yang menjaga portal itu dari dalam mobil Suzuki Ertiga bernopol B 1497 TZW.
Berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, pengemudi Ertiga B 1497 TZW itu berdomisili di kawasan Jakarta Timur. Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono mengatakan masih menyelidiki identitas pelaku pembukaan paksa portasl busway itu.
Pemukulan
Ternyata aksi terobos jalur bus Transjakarta dengan memaksa membuka palang pintu, tak berhenti sampai di ibu keriting saja. Aksi baru bermunculan, yang terbaru bahkan sampai menimbulkan bentrok karena petugas tak mau tertipu lagi dengan membuka portal palang pintu jalur busway.
Akibat permintaan ilegalnya untuk membuka portal palang pintu masuk jalur bus Transjakarta di kawasan Jalan Warung Jati Barat, Jakarta Selatan tak digubris, pengemudi mobil mewah Land Cruiser hitam bernomor polisi B 85 RKM memukul petugas penjaga portal. Lalu si pengemudi mobil yang tak diketahui identitasnya itu membuka portal dan langsung kabur. Peristiwa itu terjadi Kamis 1 Agustus 2013 sekitar pukul 16.30 WIB.
"Fery petugas patroli penjaga mengalami luka di kepala. Luka-luka lecet. Kami sudah koordinasi dengan polisi," ungkap Ullina, dalam perbincangan dengan Liputan6.com.
Peristiwa pengeroyokan juga dialami pekerja dari Transjakarta lain. Petugas Satgas on Board dan pramudi (sopir) busway.
Pelaku kali ini merupakan seorang petugas pemadam kebakaran yang memaksa masuk ke jalur bus Transjakarta di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis 1 Agustus kemarin sekitar pukul 18.20 WIB. Bahkan, mobil pemadam itu masuk dari arah yang berlawanan.
"Bus Transjakarta Tb 062 baru sekitar 50 meter meninggalkan Halte Dispenda (Daan Mogot) arah BBG Jelambar. Tiba-tiba ada mobil pemadam kebakaran yang melakukan contraflow (lawan arus)," tutur Ullina mengonfirmasi peristiwa tersebut.
Kronologi pemukulan itu terjadi saat mobil pemadam melaju menuju arah Harmoni Central Busway, Jakarta Pusat. "Tanpa konfirmasi, mobil pemadam itu langsung menabrak Tb 062 dengan alasan terburu-buru," ungkap Ullina.
Dalam posisi saling adu kepala. Kedua sopir pun turun. Tiba-tiba sopir pemadam kebakaran memukul pramudi pria bus Transjakarta. "Anggota pemadam kebakaran lalu langsung memukul pramudi dan Satgas on Board hingga mengalami luka," papar Ullina.
Penyelesaian
Aksi nekat Febri Pratama, mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti yang mengaku anak Jenderal, menerobos portal busway sudah selesai. Orangtua Febri, Devi Suhartoni telah mendatangi Polda Metro Jaya pada Rabu 31 Juli.
Sang ayah yang juga pengusaha karet pun telah meminta maaf kepada polisi dan bersedia anaknya untuk dihukum karena telah menerobos jalur bus Transjakarta dan mengaku sebagai anak jenderal.
Selain itu, polisi juga menahan surat izin mengemudi (SIM) milik Febri Suhartoni atau Febri Pratama (18), pengendara Honda Jazz B 1011 UKF yang memaksa masuk jalur bus Transjakarta di Halte Galur, Senen.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menuturkan, polisi tidak memanggil Febri ke kantor polisi. Lantaran orangtua Febri, Devi Suhartoni sudah datang ke Polda Metro Jaya untuk meminta maaf.
"Untuk Febri, orangtuanya sudah datang. Sudah minta maaf, sudah menyatakan itu bukan anak jenderal itu anak Devi Suhartoni. Dia akan menghukum anaknya sendiri," ujar Rikwanto.
Mengenai informasi adanya Febri menunjukan kartu nama seorang jenderal aktif kepada petugas Transjakarta untuk melancarkan aksi terobosnya kemarin, polisi masih mendalami darimana mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti itu memperoleh kartu nama seorang jenderal.
"Ini masih kami tanyakan sekaligus menilang. Belum tahu dari mana. Kita juga belum tahu masih diselidiki. Itu kan di-share oleh seseorang tapi di-share-nya di mana dan oleh siapa kita nggak tahu," terang Rikwanto.
Tindak tegas serupa juga dialami oleh si ibu keriting pengemudi Ertiga B 1497 TZW yang menerobos jalur bus Trasjakarta di depan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Surat Izin Mengemudi atau SIM si ibu keriting pun ditilang.
"Petugas sudah bertemu dengan pemilik kendaraan dan sopirnya, kemudian SIM-nya ditilang," tutur Rikwanto saat dikonfirmasi tentang sanksi si ibu keriting itu.
Penilangan dilakukan dengan memberikan surat tilang merah bernomor registrasi 3285565 B. Selain itu, polisi juga menahan SIM B1 Umum atas nama Hodman Lumbantoruan (50) asal Jakarta Timur.
Si pelaku yang diketahui berdomisili di kawasan Jakarta Timur, mengaku kepada polisi terburu-buru sehingga terpaksa melintas jalur bus Transjakarta. Alasannya, ada kerabat yang sakit.
Sementara peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh pemadam kebakaran yang menerobos jalur busway ,dan menabrakkan armadanya lalu memukul pramudi dan Satgas on Board masih dalam penanganan polisi. Kasus tersebut sedang dikoordinasikan dengan polisi, khususnya Traffic Management Center Polda Metro Jaya.
Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat Jon Vendri, mengakui anggotanya telah menerobos jalur bus Transjakarta dan melawan arah. Namun, Jon membantah adanya pemukulan yang dilakukan para penjinak api itu kepada pramudi dan petugas bus Transjakarta di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis 1 Agustus petang.
Ia menjelaskan, insiden penerobosan busway itu dilakukan anggotanya untuk mengejar kebakaran di wilayah Cengkareng. "Lalu kami mengejar, juga kebakaran di Kembangan di saat yang bersamaan," ucap Jon saat dihubungi.
Untuk dapat memadamkan kebakaran itu, lanjutnya, sebanyak 6 mobil pemadam masuk ke dalam jalur bus Transjakarta dan melawan arus. Hal itu dilakukan lantaran jalur lainnya sangat macet dan padat. Menurut Jon, hal itu dilakukan untuk merespons kejadian yang sangat cepat. Bahkan dirinya mengakui melawan arus jalan kerap dilakukan karena dibolehkan Undang-Undang Lalu Lintas.
Akibat ditabrak mobil Dam kar, bagian depan bus Transjakarta pun mengalami kerusakan. "Bemper depan kanan pecah, kaca sen kanan pecah," beber Ullina.
2 Penerobos jalur bus Transjakarta yakni Febri dan si ibu keriting telah menerima 'kutukannya'. Sementara pihak pemadam kebakaran yang dianggap bersalah karena menabrakkan armada dan menganiaya pramudi serta Satgas on Board sedang menanti 'kutukan' tersebut.
Sayangnya, penerobos jalur busway yang dilakukan pengemudi mobil mewah Land Cruiser hitam bernomor polisi B 85 RKM itu seakan ditelan bumi. Belum ada informasi kasus tersebut akan dilanjutkan ke pihak berwenang. Sementara si pengamudi mobil mewah yang sempat marah-marah kepada petugas jaga itu kabur entah kemana.
Sanksi Sosial
Penindakan terhadap para penerobos jakur busway ternyata tak hanya dilakukan oleh polisi. Kini media sosial pun menjadi salah satu sarana untuk memberikan sanksi sosial terhadap si pelaku.
Sebut saja Twitter dan Facebook. Kedua media sosial itu begitu akrab ditelinga masyarakat saat ini. Dari kedua jejaring sosial tersebut, aksi para pengendara nakal pun terekam dan dikecam banyak orang.
Satu lagi, melalui laman MasukBusway.com, pelanggaran-pelanggaran di jalur bus Transjakarta itu juga terekam jelas. Ada video dan beberapa foto yang menunjukkan aksi pelanggaran di jalur itu.
Bahkan pelaku yang tertangkap kamera pun tak hanya berasal dari kalangan masysrakat biasa, melainkan mereka yang seharusnya menjadi panutan bagi banyak orang. Kendaraan polisi dan TNI itu tak sungkan melaju di jalur busway.
Sementara yang lainnya berasal dari beragam kalangan masyarakat, baik pengendara motor bahkan sepeda. (Tnt)