Polisi masih berusaha menemukan siapa pelaku penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi, anggota Provost Polair Polri pada Selasa 10 September. Berbagai alasan dan latar belakang penembakan aparat kepolisian masih belum terungkap.
Pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar menduga penembak dapat berasal dari kelompok ekstremis Indonesia. "Ya kalau saya melihat, ini ekstremis ada di Indonesia," kata Bambang di lokasi penembakan di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Widodo mengungkapkan, motif pelaku penembakan bisa dipicu oleh kekecewaan terhadap berbagai masalah nasional yang hingga kini belum terselesaikan.
"Tapi ekstremis ini bermacam-macam bentuknya. Ada yang kecewa dengan pembangunan nasional ini. Ada yang kecewa dengan permasalahan polisi yang berkembang. Ada yang kecewa dengan permasalahan ekonomi. Ada yang kecewa dengan pemasalahan pembinaan agama. Banyak aspek yang harus dikaji," ujar Widodo.
Bripka Sukardi tewas ditembak saat sedang mengawal 6 truk dari kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 10 September di depan Gedung KPK sekitar pukul 22.15 WIB. Penembak diduga menggunakan senjata jenis FN berkaliber 4,5. (Mvi/Sss)
Pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar menduga penembak dapat berasal dari kelompok ekstremis Indonesia. "Ya kalau saya melihat, ini ekstremis ada di Indonesia," kata Bambang di lokasi penembakan di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Widodo mengungkapkan, motif pelaku penembakan bisa dipicu oleh kekecewaan terhadap berbagai masalah nasional yang hingga kini belum terselesaikan.
"Tapi ekstremis ini bermacam-macam bentuknya. Ada yang kecewa dengan pembangunan nasional ini. Ada yang kecewa dengan permasalahan polisi yang berkembang. Ada yang kecewa dengan permasalahan ekonomi. Ada yang kecewa dengan pemasalahan pembinaan agama. Banyak aspek yang harus dikaji," ujar Widodo.
Bripka Sukardi tewas ditembak saat sedang mengawal 6 truk dari kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 10 September di depan Gedung KPK sekitar pukul 22.15 WIB. Penembak diduga menggunakan senjata jenis FN berkaliber 4,5. (Mvi/Sss)