Teka-teki siapa pembunuh Holly Angela satu persatu mulai tersingkap. Holly meregang nyawa saat dilarikan ke Rumah Sakit Tria Dipa, dari tempat tinggalnya di E 09 AT Lantai 9 Tower Ebony Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan Senin 30 September 2013 malam.
Malam itu pula, seorang pria terjun dari tempat yang sama saat Holly ditemukan oleh petugas keamanan apartemen. Pria itu tewas terjerembab di taman apartemen Kalibata City. Kematian keduanya menjadi misteri, apalagi pria itu tidak memiliki identitas apapun. Diduga, Holly sempat dianiaya pria tersebut sebelum akhirnya memilih terjun.
Peristiwa pembunuhan terhadap perempuan 37 tahun ini menjadi menarik ketika Holly diketahui merupakan istri pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI bernama Gatot Supiartono. Sebelumnya malah disebut, perempuan cantik itu merupakan istri pejabat di Kementerian Perhubungan.
Holly sempat menelpon ibu angkatnya. Dia minta tolong karena dianiaya seseorang. Saat ditemukan petugas keamanan apartemen yang mendobrak pintu kamarnya, Holly terjerat kabel charger telepon genggam di bagian lehernya. Selain itu dia ditemukan dalam kondisi luka parah. Ada besi sepanjang 50 cm di kamarnya.
Polisi kemudian mendalami kaitan pembunuhan Holly Angela dengan Mr X yang kemudian terungkap sebagai El Riski Yudhistira.
2 Pria Diduga Pembunuh Holly Ditangkap
Jajaran Polda Metro Jaya kemudian menangkap 2 orang yang diduga merupakan pembunuh Holly Angela Hayu. "Ada 2 orang dicurigai masih diperiksa," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto dalam pesan singkat pada Liputan6.com, Rabu (9/10/2013).
Kapolsek Bojonggede Komisaris Polisi Bambang Irianto mengungkapkan, 2 orang yang ditangkap itu adalah pria berinisial AL (58) yang dibekuk di rumahnya di Perumahan Griya Laras Asri Blok B-1 Nomor 7, Desa Tonjong, Bojonggede, Depok, Jawa Barat, pada Rabu dini hari. Pria kedua yang ditangkap berinisial S pada Senin 7 Oktober sekitar pukul 04.00 WIB di Karawang, Jawa Barat. Pelaku ditangkap Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polsek Bojonggede.
Polisi menyatakan, wajah AL dan S yang diduga terlibat dalam pembunuhan Holly terekam kamera CCTV yang terpasang di lobi Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Berbekal rekaman dan keterangan sejumlah saksi, polisi kemudian membekuk keduanya di lokasi berbeda.
Satuan Jatanras Polda Metro Jaya masih memeriksa 2 orang yang ditangkap terkait pembunuhan Holly Angela di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, 30 September itu. Belum diketahui jelas keterlibatan 2 orang ini dalam kasus pembunuhan tersebut.
Rikwanto menduga, AL dan S mengenal El Rizky Yudhistira. Dia menduga kuat keduanya berada di TKP walau yang ditemukan El Rizky dalam kondisi terjatuh.
Siapakah El Risky Pria yang Terjun dari Kamar Holly?
Untuk mencari tahu siapa pria yang tewas setelah terjun dari kamar Holly pada 30 September sekitar pukul 23.00 WIB itu, Polres Metro Jakarta Selatan kemudian merilis foto pria, itu. Pria tersebut memiliki tinggi badan 170 cm, warna kulit sawo matang, berambut warna hitam, dan ciri khusus yakni tato di kaki bagian kanannya.
Identitas Mr X terungkap. Pria yang diduga terjun setelah menganiaya Holly Angela itu bernama El Riski Yudhistira, warga Lampung.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, El Riski Yudhistira, warga Kota Bumi, Lampung. El Riski Yudhistira lahir di Karang Agung 30 Juni 1979. Identitas El Riski diketahui setelah adik, paman, dan adik iparnya mendatangi Mapolsek Metro Pancoran pada Sabtu 5 Oktober 2013.
"Mereka membawa dokumen yang bilang Mr X mirip keluarganya. Dari polsek, keluarga dibawa ke RSCM dan ditujukan jenazah itu. Dari situ keluarga yakin Mr x itu anggota keluarganya," ujar Rikwanto.
Pihak keluarga yakni paman, adik, dan suami adik El Riski yang datang dari Lampung ke Polsek Pancoran dan Rumah Duka Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Sabtu 5 Oktober itu mengaku, tidak mengetahui kegiatan korban di Jakarta. Keluarga tak tahu dimana El Riski tinggal, apakah dia sudah menikah, dan apa pekerjaannya.
Polisi mendalami keterangan pihak keluarga yang datang dengan membawa bukti dokumen kartu keluarga, ijazah, serta surat-surat yang dibubuhi sidik jari El Riski itu. Dari keluarga diketahui, El Riski sering ke Jakarta.
Polisi menjelaskan, El Riski sempat pulang tanggal 28 September ke Lampung. Namun, menurut pengakuan keluarga pada polisi, El Riski tidak tinggal lama di Lampung dan langsung kembali ke Jakarta
Pada polisi, adik El Riski Yudhistira, Bani Ikhsan yang datang ke Polsek Pancoran, Jakarta Selatan pada Sabtu 5 Oktober lalu mengungkapkan kakaknya itu berprofesi sebagai penagih utang.
"Dari keterangan keluarga, pekerjaan berdasarkan catatan adalah wartawan, tapi di Jakarta (El Riski) wiraswasta. Wiraswasta dari keterangan adiknya sebagai debt collector. Itu pengakuan El Rizki sendiri kepada adiknya," kata Kapolsek Pancoran Kompol I Nengah Adi Putra di Jakarta, Senin, 7 Oktober.
Sementara itu, misteri jejak darah yang ditemukan polisi dari olah tempat kejadian perkara penganiayaan Holly Angela Hayu akhirnya terungkap. Rikwanto menyatakan, jejak kaki yang di sekitar Holly, identik dengan yang ada di sepatu Riski. Diduga kuat keberadaan Riski di kamar itu menganiaya atau memang ada di kamar itu saat kejadian.
Meski begitu, dari pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, polisi belum dapat menjelaskan keterkaitan Holly dengan El Riski Yudhistira. "Hubungan dengan korban belum diketahui," ungkapnya.
Penyidik segera mengambil hasil pemeriksaan terhadap barang-barang bukti yang disita kepolisian dari sekitar tempat kejadian perkara di Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.
"Seperti sepatu yang jejaknya ada di kamar Holly, sarung tangan, hasil olah TKP darah, dan besi yang diduga berasal dari luar kamar tersebut," kata Rikwanto.
Mengenai adanya besi yang diduga berasa dari luar kamar Holly dan menjadi barang bukti terhadap sejumlah luka di punggung dan leher korban, juga didalami polisi. Polisi menyatakan, besi itu dibawa El Riski dari luar kamar.
Keluarga Holly Angela
Upaya penyidik untuk menemukan titik terang kasus pembunuhan Holly Angela Hayu di kamar 9A, Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, masih terganjal keterangan para saksi.
Penyidik Polda Metro Jaya yang melakukan 'jemput bola' terhadap pemeriksaan Prabu, adik Holly juga tidak banyak mendapatkan latar belakang perempuan yang disebut istri dari pegawai BPK Gatot Supiartono tersebut. Ia tak banyak memberikan keterangan dan terkesan tertutup.
Prabu hanya tahu pekerjaan kakaknya wiraswasta, tapi tidak tahu pastinya apa. Sosoknya tertutup dan tidak mau menyinggung masalah kehidupan pribadi. Prabu pun tidak mengetahui siapa sosol El Riski.
Pada Rabu 2 Oktober 2013, Holly yang mempunyai nama asli Niken Hayu Winanti ini diberangkatkan dari rumah duka di Griya Manunggal Sejahtera, Desa Karang Tengah, Tuntang, Semarang, Jawa Tengah ke pemakaman. Dua anaknya tabah saat ibu mereka dikebumikan. Ibu korban, Sri Nastiti menangis saat jenazah wanita kelahiran 37 tahun lalu itu dibawa ke pemakaman umum.
Suami Holly Angela yang diakui keluarga bernama Gatot Supiartono tak datang pada pemakaman tersebut. Keluarga dan tetangga tidak tahu kapan pernikahan dengan Gatot itu dilaksanakan. Gatot disebut-disebut bekerja sebagai auditor di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Holly Angela, korban pembunuhan di Apartemen Kalibata tercatat sebagai salah satu warga Jalan Talang No 22 RT 01 RW 03 Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat.Holly ternyata juga mempunyai kartu keluarga dengan alamat yang sama. Dalam Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki pihak Kelurahan setempat, tertulis Holly memiliki dua orang anak. Namun, dalam KK tersebut tidak tercantum nama suaminya.
Pesan Terakhir Holly
Holly Angela sempat memberikan pesan terakhir kepada kerabatnya yang tinggal di Jalan Talang No 22, Jakarta Pusat sebelum meninggal karena penganiayaan di Apartemen Kalibata City. Hal itu dituturkan oleh salah satu kerabatnya bernama Tati. Holly pernah indekos di rumah Jalan Talang itu.
Menurut Tati, pesan itu disampaikan Holly usai lebaran Agustus 2013. Dari cerita Tati, Holly yang mulai jarang berkunjung ke rumahnya itu menyampaikan pesan lewat pesan BlackBerry Messenger (BBM) kepada Yuyun, pemilik rumah kos.
"Habis lebaran Bu Yuyun sempat BBM-an ke Holly dan bertanya kapan mau ke rumah untuk mampir. Tapi Holly bilang lagi nggak bisa mampir," kata Tati ketika ditemui di rumahnya, Rabu, 2 Oktober.
Tati menuturkan, dalam pesan tersebut Holly menolak ajakan dari Yuyun untuk mampir. "Dia bilangnya begini waktu BBM: 'Maaf, Tante (sebutan Holly untuk Yuyun), tidak bisa mampir. Saya mau bertapa. Di tempat yang tinggi sekali,'" ucap Tati menirukan BBM Holly.
Tak ada satu pun keluarga yang menyangka bahwa Niken Hayu Winanti alias Holly Angela Hayu Winanti, tewas mengenaskan. Wanita kelahiran 11 April 1976 atau berusia 37 tahun itu tewas penuh luka di sekujur tubuh.
"Malam itu Ibu pegang mangkok, tapi mau jatuh seperti meloncat. Ibu bertanya-tanya ini firasat apa?" kata Yoyok, adik kandung Holly saat menyambut jenazah kakaknya di kediaman di Griya Manunggal Sejahtera, Desa Karang Tengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Mvi)
Malam itu pula, seorang pria terjun dari tempat yang sama saat Holly ditemukan oleh petugas keamanan apartemen. Pria itu tewas terjerembab di taman apartemen Kalibata City. Kematian keduanya menjadi misteri, apalagi pria itu tidak memiliki identitas apapun. Diduga, Holly sempat dianiaya pria tersebut sebelum akhirnya memilih terjun.
Peristiwa pembunuhan terhadap perempuan 37 tahun ini menjadi menarik ketika Holly diketahui merupakan istri pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI bernama Gatot Supiartono. Sebelumnya malah disebut, perempuan cantik itu merupakan istri pejabat di Kementerian Perhubungan.
Holly sempat menelpon ibu angkatnya. Dia minta tolong karena dianiaya seseorang. Saat ditemukan petugas keamanan apartemen yang mendobrak pintu kamarnya, Holly terjerat kabel charger telepon genggam di bagian lehernya. Selain itu dia ditemukan dalam kondisi luka parah. Ada besi sepanjang 50 cm di kamarnya.
Polisi kemudian mendalami kaitan pembunuhan Holly Angela dengan Mr X yang kemudian terungkap sebagai El Riski Yudhistira.
2 Pria Diduga Pembunuh Holly Ditangkap
Jajaran Polda Metro Jaya kemudian menangkap 2 orang yang diduga merupakan pembunuh Holly Angela Hayu. "Ada 2 orang dicurigai masih diperiksa," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto dalam pesan singkat pada Liputan6.com, Rabu (9/10/2013).
Kapolsek Bojonggede Komisaris Polisi Bambang Irianto mengungkapkan, 2 orang yang ditangkap itu adalah pria berinisial AL (58) yang dibekuk di rumahnya di Perumahan Griya Laras Asri Blok B-1 Nomor 7, Desa Tonjong, Bojonggede, Depok, Jawa Barat, pada Rabu dini hari. Pria kedua yang ditangkap berinisial S pada Senin 7 Oktober sekitar pukul 04.00 WIB di Karawang, Jawa Barat. Pelaku ditangkap Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polsek Bojonggede.
Polisi menyatakan, wajah AL dan S yang diduga terlibat dalam pembunuhan Holly terekam kamera CCTV yang terpasang di lobi Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Berbekal rekaman dan keterangan sejumlah saksi, polisi kemudian membekuk keduanya di lokasi berbeda.
Satuan Jatanras Polda Metro Jaya masih memeriksa 2 orang yang ditangkap terkait pembunuhan Holly Angela di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, 30 September itu. Belum diketahui jelas keterlibatan 2 orang ini dalam kasus pembunuhan tersebut.
Rikwanto menduga, AL dan S mengenal El Rizky Yudhistira. Dia menduga kuat keduanya berada di TKP walau yang ditemukan El Rizky dalam kondisi terjatuh.
Siapakah El Risky Pria yang Terjun dari Kamar Holly?
Untuk mencari tahu siapa pria yang tewas setelah terjun dari kamar Holly pada 30 September sekitar pukul 23.00 WIB itu, Polres Metro Jakarta Selatan kemudian merilis foto pria, itu. Pria tersebut memiliki tinggi badan 170 cm, warna kulit sawo matang, berambut warna hitam, dan ciri khusus yakni tato di kaki bagian kanannya.
Identitas Mr X terungkap. Pria yang diduga terjun setelah menganiaya Holly Angela itu bernama El Riski Yudhistira, warga Lampung.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, El Riski Yudhistira, warga Kota Bumi, Lampung. El Riski Yudhistira lahir di Karang Agung 30 Juni 1979. Identitas El Riski diketahui setelah adik, paman, dan adik iparnya mendatangi Mapolsek Metro Pancoran pada Sabtu 5 Oktober 2013.
"Mereka membawa dokumen yang bilang Mr X mirip keluarganya. Dari polsek, keluarga dibawa ke RSCM dan ditujukan jenazah itu. Dari situ keluarga yakin Mr x itu anggota keluarganya," ujar Rikwanto.
Pihak keluarga yakni paman, adik, dan suami adik El Riski yang datang dari Lampung ke Polsek Pancoran dan Rumah Duka Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Sabtu 5 Oktober itu mengaku, tidak mengetahui kegiatan korban di Jakarta. Keluarga tak tahu dimana El Riski tinggal, apakah dia sudah menikah, dan apa pekerjaannya.
Polisi mendalami keterangan pihak keluarga yang datang dengan membawa bukti dokumen kartu keluarga, ijazah, serta surat-surat yang dibubuhi sidik jari El Riski itu. Dari keluarga diketahui, El Riski sering ke Jakarta.
Polisi menjelaskan, El Riski sempat pulang tanggal 28 September ke Lampung. Namun, menurut pengakuan keluarga pada polisi, El Riski tidak tinggal lama di Lampung dan langsung kembali ke Jakarta
Pada polisi, adik El Riski Yudhistira, Bani Ikhsan yang datang ke Polsek Pancoran, Jakarta Selatan pada Sabtu 5 Oktober lalu mengungkapkan kakaknya itu berprofesi sebagai penagih utang.
"Dari keterangan keluarga, pekerjaan berdasarkan catatan adalah wartawan, tapi di Jakarta (El Riski) wiraswasta. Wiraswasta dari keterangan adiknya sebagai debt collector. Itu pengakuan El Rizki sendiri kepada adiknya," kata Kapolsek Pancoran Kompol I Nengah Adi Putra di Jakarta, Senin, 7 Oktober.
Sementara itu, misteri jejak darah yang ditemukan polisi dari olah tempat kejadian perkara penganiayaan Holly Angela Hayu akhirnya terungkap. Rikwanto menyatakan, jejak kaki yang di sekitar Holly, identik dengan yang ada di sepatu Riski. Diduga kuat keberadaan Riski di kamar itu menganiaya atau memang ada di kamar itu saat kejadian.
Meski begitu, dari pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, polisi belum dapat menjelaskan keterkaitan Holly dengan El Riski Yudhistira. "Hubungan dengan korban belum diketahui," ungkapnya.
Penyidik segera mengambil hasil pemeriksaan terhadap barang-barang bukti yang disita kepolisian dari sekitar tempat kejadian perkara di Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.
"Seperti sepatu yang jejaknya ada di kamar Holly, sarung tangan, hasil olah TKP darah, dan besi yang diduga berasal dari luar kamar tersebut," kata Rikwanto.
Mengenai adanya besi yang diduga berasa dari luar kamar Holly dan menjadi barang bukti terhadap sejumlah luka di punggung dan leher korban, juga didalami polisi. Polisi menyatakan, besi itu dibawa El Riski dari luar kamar.
Keluarga Holly Angela
Upaya penyidik untuk menemukan titik terang kasus pembunuhan Holly Angela Hayu di kamar 9A, Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, masih terganjal keterangan para saksi.
Penyidik Polda Metro Jaya yang melakukan 'jemput bola' terhadap pemeriksaan Prabu, adik Holly juga tidak banyak mendapatkan latar belakang perempuan yang disebut istri dari pegawai BPK Gatot Supiartono tersebut. Ia tak banyak memberikan keterangan dan terkesan tertutup.
Prabu hanya tahu pekerjaan kakaknya wiraswasta, tapi tidak tahu pastinya apa. Sosoknya tertutup dan tidak mau menyinggung masalah kehidupan pribadi. Prabu pun tidak mengetahui siapa sosol El Riski.
Pada Rabu 2 Oktober 2013, Holly yang mempunyai nama asli Niken Hayu Winanti ini diberangkatkan dari rumah duka di Griya Manunggal Sejahtera, Desa Karang Tengah, Tuntang, Semarang, Jawa Tengah ke pemakaman. Dua anaknya tabah saat ibu mereka dikebumikan. Ibu korban, Sri Nastiti menangis saat jenazah wanita kelahiran 37 tahun lalu itu dibawa ke pemakaman umum.
Suami Holly Angela yang diakui keluarga bernama Gatot Supiartono tak datang pada pemakaman tersebut. Keluarga dan tetangga tidak tahu kapan pernikahan dengan Gatot itu dilaksanakan. Gatot disebut-disebut bekerja sebagai auditor di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Holly Angela, korban pembunuhan di Apartemen Kalibata tercatat sebagai salah satu warga Jalan Talang No 22 RT 01 RW 03 Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat.Holly ternyata juga mempunyai kartu keluarga dengan alamat yang sama. Dalam Kartu Keluarga (KK) yang dimiliki pihak Kelurahan setempat, tertulis Holly memiliki dua orang anak. Namun, dalam KK tersebut tidak tercantum nama suaminya.
Pesan Terakhir Holly
Holly Angela sempat memberikan pesan terakhir kepada kerabatnya yang tinggal di Jalan Talang No 22, Jakarta Pusat sebelum meninggal karena penganiayaan di Apartemen Kalibata City. Hal itu dituturkan oleh salah satu kerabatnya bernama Tati. Holly pernah indekos di rumah Jalan Talang itu.
Menurut Tati, pesan itu disampaikan Holly usai lebaran Agustus 2013. Dari cerita Tati, Holly yang mulai jarang berkunjung ke rumahnya itu menyampaikan pesan lewat pesan BlackBerry Messenger (BBM) kepada Yuyun, pemilik rumah kos.
"Habis lebaran Bu Yuyun sempat BBM-an ke Holly dan bertanya kapan mau ke rumah untuk mampir. Tapi Holly bilang lagi nggak bisa mampir," kata Tati ketika ditemui di rumahnya, Rabu, 2 Oktober.
Tati menuturkan, dalam pesan tersebut Holly menolak ajakan dari Yuyun untuk mampir. "Dia bilangnya begini waktu BBM: 'Maaf, Tante (sebutan Holly untuk Yuyun), tidak bisa mampir. Saya mau bertapa. Di tempat yang tinggi sekali,'" ucap Tati menirukan BBM Holly.
Tak ada satu pun keluarga yang menyangka bahwa Niken Hayu Winanti alias Holly Angela Hayu Winanti, tewas mengenaskan. Wanita kelahiran 11 April 1976 atau berusia 37 tahun itu tewas penuh luka di sekujur tubuh.
"Malam itu Ibu pegang mangkok, tapi mau jatuh seperti meloncat. Ibu bertanya-tanya ini firasat apa?" kata Yoyok, adik kandung Holly saat menyambut jenazah kakaknya di kediaman di Griya Manunggal Sejahtera, Desa Karang Tengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Mvi)