Selain menjadi anggota Brimob di Kelapa Dua, Depok, Briptu Heriawan alias Wawan ternyata juga memiliki pekerjaan sampingan. Tersangka penembak mati Bachrudin itu ternyata sudah lama menjadi pembina petugas keamanan di Seribu Ruko, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat itu.
"Sejak 2009 diminta jadi koordinator sekuriti untuk mengawasi anggota satpam. Pelaku membina keamanan setempat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Rikwanto mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, penembakan yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB Selasa 5 November itu berawal saat Wawan melintas di kawasan Seribu Ruko.
Saat itu, Wawan menemukan pos jaga tengah kosong. Bachrudin yang seharusnya berjaga tak ada di pos. "Korban yang dicariin itu tidak lama kemudian datang dan ditegur W. Korban yang mengaku ke kamar mandi langsung dimarahi W di situ dan dihukum, disuruh push up," jelas Rikwanto.
Merasa tidak bersalah meninggalkan posnya untuk buang air kecil, Bachrudin menolak perintah Wawan. Penolakan itu ternyata malah menambah kemarahan Wawan.
"Muncul amarah dari pelaku. Sambil ngomel, cabut senjata untuk menakuti korban. Dalam prosesnya senjata meletus kena dada kiri korban, tembus. Korban meninggal," ungkapnya.
Rikwanto menegaskan pelaku yang merasa ketakutan dan langsung kembali ke markasnya di Mako Brimob Kelapa Dua dan menyerahkan diri. "Setelah kejadian yang bersangkutan tidak mabuk. Dia masih bisa mengendarai sepeda motor ke mako brimob," jelas Rikwanto. (Eks/Ism)
"Sejak 2009 diminta jadi koordinator sekuriti untuk mengawasi anggota satpam. Pelaku membina keamanan setempat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Rikwanto mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, penembakan yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB Selasa 5 November itu berawal saat Wawan melintas di kawasan Seribu Ruko.
Saat itu, Wawan menemukan pos jaga tengah kosong. Bachrudin yang seharusnya berjaga tak ada di pos. "Korban yang dicariin itu tidak lama kemudian datang dan ditegur W. Korban yang mengaku ke kamar mandi langsung dimarahi W di situ dan dihukum, disuruh push up," jelas Rikwanto.
Merasa tidak bersalah meninggalkan posnya untuk buang air kecil, Bachrudin menolak perintah Wawan. Penolakan itu ternyata malah menambah kemarahan Wawan.
"Muncul amarah dari pelaku. Sambil ngomel, cabut senjata untuk menakuti korban. Dalam prosesnya senjata meletus kena dada kiri korban, tembus. Korban meninggal," ungkapnya.
Rikwanto menegaskan pelaku yang merasa ketakutan dan langsung kembali ke markasnya di Mako Brimob Kelapa Dua dan menyerahkan diri. "Setelah kejadian yang bersangkutan tidak mabuk. Dia masih bisa mengendarai sepeda motor ke mako brimob," jelas Rikwanto. (Eks/Ism)