Bila Jokowi diusung menjadi calon presiden 2014, keuntungan akan didapat PDIP. Sebab, suara partai politik peserta Pemilu 2014 akan tersedot ke PDIP.
Berdasarkan hasil penelitian Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), seluruh parpol menurun suaranya bila Jokowi mencalonkan diri sebagai capres. Partai Nasdem yang semula 3,3% akan menurut menjadi 2%, PKB 5,4% jadi 4,7%, dan PKS 2,9% menjadi 1,6%.
Partai sekelas Golkar pun sama, dari 19,5% menurun sampai 17,2%, Gerindra 10,3% menjadi 9%, Demokrat 7,8% jadi 6,1%, PAN 1,8% menurun hingga 1,7%, PPP 3,5% menjadi 2,8%, Hanura 4,8% menjadi 4,2%, PBB 0,4% jadi 0,3%, dan PKPI 0,6% jadi 0,3%.
"Semua parpol suaranya berkurang dan tersedot ke Jokowi. Di sisi lain, suara PDIP naik drastis dari 15,5% menjadi 27,4%," kata Direktur Eksekutif SSS Ari Nurcahyo di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2013).
Bahkan, warga yang semula tidak tahu akan memilih siapa pada Pemilu berubah pikiran mendukung Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu menjadi calon presiden.
"Kita lihat responden yang tidak tahu, angkanya berkurang dari semula 23,3% menjadi hanya 22,7% saat Jokowi maju dalam Pilpres 2014 mendatang," tandasnya.
SSS melakukan analisis terhadap 30 hasil survei yang dirilis 20 lembaga survei mulai Februari hingga Desember 2013. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan meta analisis dan focus group discussions (FGD) dengan margin eror kurang lebih 0,01%. (Mut)
[Baca juga: Jokowi Paling Berpeluang Menang Pilpres 2014]
Berdasarkan hasil penelitian Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), seluruh parpol menurun suaranya bila Jokowi mencalonkan diri sebagai capres. Partai Nasdem yang semula 3,3% akan menurut menjadi 2%, PKB 5,4% jadi 4,7%, dan PKS 2,9% menjadi 1,6%.
Partai sekelas Golkar pun sama, dari 19,5% menurun sampai 17,2%, Gerindra 10,3% menjadi 9%, Demokrat 7,8% jadi 6,1%, PAN 1,8% menurun hingga 1,7%, PPP 3,5% menjadi 2,8%, Hanura 4,8% menjadi 4,2%, PBB 0,4% jadi 0,3%, dan PKPI 0,6% jadi 0,3%.
"Semua parpol suaranya berkurang dan tersedot ke Jokowi. Di sisi lain, suara PDIP naik drastis dari 15,5% menjadi 27,4%," kata Direktur Eksekutif SSS Ari Nurcahyo di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2013).
Bahkan, warga yang semula tidak tahu akan memilih siapa pada Pemilu berubah pikiran mendukung Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu menjadi calon presiden.
"Kita lihat responden yang tidak tahu, angkanya berkurang dari semula 23,3% menjadi hanya 22,7% saat Jokowi maju dalam Pilpres 2014 mendatang," tandasnya.
SSS melakukan analisis terhadap 30 hasil survei yang dirilis 20 lembaga survei mulai Februari hingga Desember 2013. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan meta analisis dan focus group discussions (FGD) dengan margin eror kurang lebih 0,01%. (Mut)
[Baca juga: Jokowi Paling Berpeluang Menang Pilpres 2014]