Korban Banjir Bidaracina Harus Jalan Kaki 1 Km untuk Berobat

"Ini yang kami sesalkan. Nggak ada satu pun dokter yang memeriksa di sini," ujar Ali.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 21 Jan 2014, 13:46 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2014, 13:46 WIB
banjir-jkt-140115b.jpg
Layanan kesehatan untuk para pengungsi korban banjir di Jakarta ternyata tidak merata. Salah satu lokasi pengungsian yang tidak dilengkapi posko kesehatan itu berada di SDN 03 Bidaracina, Jakarta Timur.

Bahkan, warga dari RW 2 yang mengungsi di tempat itu harus berjalan kaki menerobos banjir untuk menuju klinik di Jalan Otista. "Ini yang kami sesalkan. Nggak ada satu pun dokter yang memeriksa di sini," kata koordinator pengungsian Ali di Jakarta, Selasa (21/1/2014).

Menurut dia, selama seminggu mengungsi di SDN 03 itu, selalu ada warga yang mengeluh sakit. Biasanya mereka mengeluh sakit kepala, gatal-gatal, dan perut. Mau tidak mau warga yang sakit harus menerjang banjir setinggi 30-50 centimeter menuju klinik 24 jam yang jaraknya 1 kilometer dari pengungsian.

"Jadi mereka yang sakit kita bawa ke klinik. Kalau banjir ya ditembus. Kadang pakai perahu, kadang jalan kaki saja," tutur dia.

Oleh karena itu, Ali meminta Sudin Kesehatan Jakarta Timur dapat mengirim dokter puskesmas untuk memeriksa kesehatan pengungsi di SDN 03 Bidaracina itu.

"Paling nggak ada dokter puskesmas yang keliling ke pengungsian. Paling nggak sejam atau 2 jam datang ke sini meriksa kesehatan pengungsi. Daripada nggak ada sama sekali," ujar Ali. (Eks/Sss)

Baca juga:
Jalan Daan Mogot Masih Banjir, `Pak Ogah` Raup Untung
Banjir Jakarta Jadi `Taruhan Berat` Jokowi Disorot Dunia
Hujan Deras, Pintu Air di Jakarta Naik Level Siaga II dan III

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya