5 Tahun berlaku sejak jenazah yang diklaim sebagai salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia, Tan Malaka, ditemukan di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur pada 2009 lalu. Tahun berganti tahun, namun belum ada yang bisa memastikan jenazah itu adalah Tan Malaka.
Peneliti asal Belanda, Harry A Poeze menuturkan, uji deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memastikan jenazah itu masih belum rampung karena alasan teknis. Hal ini pun membuat Harry kecewa. Pasalnya, uji DNA itu merupakan syarat agar sosok yang dipercaya sebagai Tan itu bisa 'dibaringkan' di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jaksel.
"Saya yakin makam itu (di Selopanggung) makam Tan Malaka, penelitian DNA itu cuma untuk memastikan saja," tutur Harry saat konpers di kediaman kerabat Tan Malaka, Cilandak, Jakarta, Senin (27/01/2014).
Mirip Tan Malaka?
Harry mengakui, jika hasil DNA itu urung keluar, maka akan berdampak buruk pada kredibilitasnya sebagai peneliti. Padahal, menurutnya, secara antropologis dan ilmu sejarah, jenazah laki-laki yang ditemukan di Selopanggung itu mirip dengan Tan Malaka.
"Jenazah di Selopanggung ras mongoloid dengan tinggi sekitar 163-165, sangat mirip dengan ciri-ciri Tan Malaka yang didapat dari arsip Kepolisian Hindia Belanda. Apalagi jenazah tersebut ditemukan dengan tangan yang posisinya seperti terikat ke belakang," ungkap Harry.
Untuk menguatkan penelitiannya dia pun telah meminta keterangan kepada sejumlah pihak yang ikut pergerakan pada 1949 silam. Saat pergerakan itu, Tan Malaka berada di wilayah sekitar Kediri. Dan pada pertengahan Februari, Tan Malaka diculik, lalu nasibnya tidak lagi diketahui sejak saat itu.
"Kita sudah mewawancarai sekitar 20 orang yang mengetahui peristiwa di sekitar Februari 1949, di mana Tan Malaka di eksekusi," tuturnya.
Dia menjelaskan, warga Selopanggung menyampaikan bahwa TNI sempat bersusah payah membangun makam di kawasan Selomangleng pada Februari 1949. Namun tak satu pun orang yang tahu siapa yang dimakamkan.
"Saya yakin makam itu makam Tan Malaka, penelitian DNA itu cuma untuk memastikan saja," ujarnya. Untuk memindahkan makam Tan Malaka ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Kementerian Sosial mensyaratkan salah satunya dari hasil tes DNA tersebut.
Di tempat yang sama, kerabat Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin mengatakan, sesuai dengan hasil temuan terdapat kemiripan, yakni tinggi badan dan sampel gigi. Posisi jenazah pun menghadap ke arah kiblat serta adanya sebuah bekas tembakan yang ada di kaki jenazah.
"Hasil ini sesuai dengan temuan dari Harry A Foezel yang telah meneliti keberadaan makam Tan Malaka sejak lama," kata Zulfikar.
Namun sampai saat ini, pihaknya masih mengalami kesulitan untuk mencocokkan DNA jenazah tersebut, lantaran hanya 0,2 persen DNA yang dapat diambil. "Kami sudah membawa DNA tersebut ke Jakarta, Australia, Vietnam untuk mencocokkannya," tutur Zulfikar. (Ndy/Ism)
Baca juga:
Anas Urbaningrum Dibawakan Buku Tan Malaka
Peneliti asal Belanda, Harry A Poeze menuturkan, uji deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memastikan jenazah itu masih belum rampung karena alasan teknis. Hal ini pun membuat Harry kecewa. Pasalnya, uji DNA itu merupakan syarat agar sosok yang dipercaya sebagai Tan itu bisa 'dibaringkan' di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jaksel.
"Saya yakin makam itu (di Selopanggung) makam Tan Malaka, penelitian DNA itu cuma untuk memastikan saja," tutur Harry saat konpers di kediaman kerabat Tan Malaka, Cilandak, Jakarta, Senin (27/01/2014).
Mirip Tan Malaka?
Harry mengakui, jika hasil DNA itu urung keluar, maka akan berdampak buruk pada kredibilitasnya sebagai peneliti. Padahal, menurutnya, secara antropologis dan ilmu sejarah, jenazah laki-laki yang ditemukan di Selopanggung itu mirip dengan Tan Malaka.
"Jenazah di Selopanggung ras mongoloid dengan tinggi sekitar 163-165, sangat mirip dengan ciri-ciri Tan Malaka yang didapat dari arsip Kepolisian Hindia Belanda. Apalagi jenazah tersebut ditemukan dengan tangan yang posisinya seperti terikat ke belakang," ungkap Harry.
Untuk menguatkan penelitiannya dia pun telah meminta keterangan kepada sejumlah pihak yang ikut pergerakan pada 1949 silam. Saat pergerakan itu, Tan Malaka berada di wilayah sekitar Kediri. Dan pada pertengahan Februari, Tan Malaka diculik, lalu nasibnya tidak lagi diketahui sejak saat itu.
"Kita sudah mewawancarai sekitar 20 orang yang mengetahui peristiwa di sekitar Februari 1949, di mana Tan Malaka di eksekusi," tuturnya.
Dia menjelaskan, warga Selopanggung menyampaikan bahwa TNI sempat bersusah payah membangun makam di kawasan Selomangleng pada Februari 1949. Namun tak satu pun orang yang tahu siapa yang dimakamkan.
"Saya yakin makam itu makam Tan Malaka, penelitian DNA itu cuma untuk memastikan saja," ujarnya. Untuk memindahkan makam Tan Malaka ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Kementerian Sosial mensyaratkan salah satunya dari hasil tes DNA tersebut.
Di tempat yang sama, kerabat Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin mengatakan, sesuai dengan hasil temuan terdapat kemiripan, yakni tinggi badan dan sampel gigi. Posisi jenazah pun menghadap ke arah kiblat serta adanya sebuah bekas tembakan yang ada di kaki jenazah.
"Hasil ini sesuai dengan temuan dari Harry A Foezel yang telah meneliti keberadaan makam Tan Malaka sejak lama," kata Zulfikar.
Namun sampai saat ini, pihaknya masih mengalami kesulitan untuk mencocokkan DNA jenazah tersebut, lantaran hanya 0,2 persen DNA yang dapat diambil. "Kami sudah membawa DNA tersebut ke Jakarta, Australia, Vietnam untuk mencocokkannya," tutur Zulfikar. (Ndy/Ism)
Baca juga:
Anas Urbaningrum Dibawakan Buku Tan Malaka