Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua minta Papua Nugini (PNG) bersikap lebih manusiawi terhadap nelayan Indonesia yang melintas batas kedua negara. Permintaan dilontarkan setelah tentara PNG membakar perahu nelayan asal Merauke, Papua.
"Ini sebelumnya pernah terjadi juga, yang ada penembakan terhadap nelayan kita di bagian utara Papua," kata Kepala BPKLN Provinsi Papua Suzana Wanggai di Jayapura, Selasa (11/2/2014).
Pada 6 Februari yang lalu, kapal yang ditumpangi 10 nelayan pencari tripang asal Merauke dikabarkan dibakar oleh oknum tentara PNG. Mereka akhirnya berenang kearah daratan, namun 5 orang di antaranya dikabarkan hilang atau tenggelam. Hingga kini 5 nelayan yang hilang itu masih dicari.
Menurut Suzana, kasus-kasus seperti ini sebenarnya sudah pernah dibicarakan oleh kedua negara lewat pertemuan resmi pada tahun lalu. Tapi kenyataannya perlakuan yang tidak manusiawi terhadap para nelayan masih saja terjadi.
"Kami dari pemerintah Indonesia di dalam pertemuan dua negara sudah masuk dalam agenda pertemuan untuk minta kepada pemerintah PNG supaya memperlakukan warga kita terutama para nelayan yang ketangkap melintas batas bisa dilakukan lebih manusiawi," ucap dia..
Pemerintah Provinsi Papua, kata dia, sangat menghargai hukum yang berlaku di negara tetangga itu. Indonesia juga tidak mengintervensi hukum mereka.
"Tetapi kita mohon untuk diperlakukan secara manusiawi terhadap masalah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan," ujar Suzana. BPKLN, kata Suzana, sudah berkoordinasi dengan kantor yang sama di Kabupaten Merauke untuk mencari kepastian duduk persoalannya dan segera diambil tindakan. (Ant/Eks/Ism)
Baca juga:
Puing Perahu Nelayan Papua yang Dibakar Tentara PNG Ditemukan
Panglima TNI Telusuri Motif Tentara PNG Bakar Kapal Nelayan RI
Kapal Nelayan RI Dibakar Tentara PNG, DPR Serukan Protes Keras
"Ini sebelumnya pernah terjadi juga, yang ada penembakan terhadap nelayan kita di bagian utara Papua," kata Kepala BPKLN Provinsi Papua Suzana Wanggai di Jayapura, Selasa (11/2/2014).
Pada 6 Februari yang lalu, kapal yang ditumpangi 10 nelayan pencari tripang asal Merauke dikabarkan dibakar oleh oknum tentara PNG. Mereka akhirnya berenang kearah daratan, namun 5 orang di antaranya dikabarkan hilang atau tenggelam. Hingga kini 5 nelayan yang hilang itu masih dicari.
Menurut Suzana, kasus-kasus seperti ini sebenarnya sudah pernah dibicarakan oleh kedua negara lewat pertemuan resmi pada tahun lalu. Tapi kenyataannya perlakuan yang tidak manusiawi terhadap para nelayan masih saja terjadi.
"Kami dari pemerintah Indonesia di dalam pertemuan dua negara sudah masuk dalam agenda pertemuan untuk minta kepada pemerintah PNG supaya memperlakukan warga kita terutama para nelayan yang ketangkap melintas batas bisa dilakukan lebih manusiawi," ucap dia..
Pemerintah Provinsi Papua, kata dia, sangat menghargai hukum yang berlaku di negara tetangga itu. Indonesia juga tidak mengintervensi hukum mereka.
"Tetapi kita mohon untuk diperlakukan secara manusiawi terhadap masalah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan," ujar Suzana. BPKLN, kata Suzana, sudah berkoordinasi dengan kantor yang sama di Kabupaten Merauke untuk mencari kepastian duduk persoalannya dan segera diambil tindakan. (Ant/Eks/Ism)
Baca juga:
Puing Perahu Nelayan Papua yang Dibakar Tentara PNG Ditemukan
Panglima TNI Telusuri Motif Tentara PNG Bakar Kapal Nelayan RI
Kapal Nelayan RI Dibakar Tentara PNG, DPR Serukan Protes Keras