Penelitian: Awali Diet dengan Puasa Dapat Turunkan Berat Badan Sekaligus Tekanan Darah

Menurut sebuah penelitian, mengawali pola diet baru dengan periode puasa terlebih dahulu terbukti dapat meningkatkan manfaat kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 08:00 WIB
Manfaat Kacang Polong
Menyehatkan Sistem Pencernaan / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 30 Maret dalam Nature Communications, mengawali pola diet baru dengan periode puasa terlebih dahulu terbukti dapat meningkatkan manfaat kesehatan.

Peneliti dari Max Delbruck Center for Molecular Medicine di Berlin memperhatikan 71 sukarelawan dengan sindrom metabolik dan tekanan darah tinggi setelah mereka memulai diet tiga bulan. 

Semua peserta mengikuti DASH diet, yang dirancang untuk meningkatkan tekanan darah dengan berfokus pada produk hasil bumi, biji-bijian, dan daging tanpa lemak. Setengah kelompok memulai diet mereka dengan periode puasa lima hari tanpa makanan padat.

Melansir dari Insider, Kamis (15/4/2021), para peneliti menemukan bahwa sementara peserta mendapat manfaat dari diet, kelompok yang mengawalinya dengan berpuasa mendapatkan hasil yang lebih positif lainnya. Efek positif dari puasa bahkan bertahan hingga akhir diet tiga bulan.

"Beralih ke diet sehat memiliki efek positif pada tekanan darah," ujar Andras Maifeld, penulis pertama penelitian dan peneliti di Pusat Penelitian Eksperimental dan Klinis di Berlin, dalam siaran pers. "Jika diet diawali dengan puasa, efek ini diperhebat."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Puasa dapat meningkatkan bakteri saluran cerna yang positif

Studi ini menemukan bahwa puasa secara dramatis mengubah mikrobioma usus, bakteri yang hidup dalam sistem pencernaan.

Para peneliti menemukan bahwa jenis bakteri yang menguntungkan, terkait dengan tekanan darah yang lebih rendah, jumlahnya dikalikan selama berpuasa.

"Puasa bertindak sebagai katalis untuk mikroorganisme pelindung di usus. Kesehatan dengan jelas meningkat dengan sangat cepat dan pasien dapat mengurangi obat-obatan mereka atau bahkan sering berhenti minum secara keseluruhan," Sofia Forslund, pemimpin penulis studi dan ilmuwan di Max Delbruck Center for Molecular Medicine, mengatakan dalam siaran pers.

Perubahan positif itu tampaknya bertahan bahkan setelah peserta studi kembali makan, yang dapat menjelaskan mengapa mereka melihat lebih banyak perbaikan daripada kelompok yang tidak berpuasa.


Konsultasikan dengan ahli medis untuk menghindari efek samping

kanker serviks
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Namun, jika dilakukan secara tidak benar, puasa dapat menjadi bumerang bagi metabolisme dan kesehatan serta kebugaran Anda secara keseluruhan.

Sementara bentuk yang lebih pendek dari puasa atau intermittent fasting (puasa berselang) umumnya dianggap aman bagi kebanyakan orang, kenyataannya praktik itu belum tentu cocok bagi semua orang.

Selain itu, berpuasa selama lebih dari satu hari pada suatu waktu dapat berisiko dan berpotensi menyebabkan kelelahan, pusing, fluktuasi tekanan darah, hilangnya massa otot, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Mencari saran yang tepat dari seorang profesional yang berkualifikasi sebelum memutuskan berpuasa secara rutin dapat membantu Anda menghindari efek samping yang serius.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya