Terpapar Covid-19, 29 Jurnalis Dapat Bantuan Program #UntukJurnalisID

Program #UntukJurnalisID bentuk dukungan dan upaya meringankan beban para jurnalis terpapar Covid-19.

oleh Tira Santia diperbarui 07 Mei 2021, 08:14 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2021, 00:10 WIB
Program #UntukJurnalisID. Dok Maverick dan AJI
Program #UntukJurnalisID. Dok Maverick dan AJI

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung terus menjadi perhatian banyak pihak. Tuntutan pekerjaan yang seringkali mengharuskan bertemu berbagai kalangan saat peliputan, membuat jurnalis masuk kelompok yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 ini. 

Hal inilah yang mendorong Maverick Indonesia bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia berkolaborasi membuat program #UntukJurnalisID.

Sebuah bentuk dukungan dan upaya meringankan beban para jurnalis terpapar Covid-19 yang memerlukan perawatan melalui isolasi mandiri maupun perawatan intensif di rumah sakit.

Direktur Maverick Indonesia, Lita Soenardi mengatakan, bantuan disalurkan kepada jurnalis dalam bentuk tunai. Ini agar dapat digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan pemulihan.

“Rekan jurnalis terpapar Covid-19 tentu memerlukan biaya pemulihan yang tidak sedikit, dan pemulihannya pun membutuhkan waktu cukup panjang. Program #UntukJurnalisID diharapkan dapat memberikan semangat sehingga mereka dapat kembali berkarya,” tutur Lita.

Program #UntukJurnalisID berjalan dalam dua tahapan. Tahap pertama dibuka pada periode 24 Februari - 24 April 2021, dan tahap kedua dibuka pada 25 April - 31 Mei 2021.

Nilai bantuan yang diberikan bervariasi dengan beberapa kategori. Pertama, isolasi mandiri/perawatan Puskesmas/RS Rujukan Pemerintah sebesar Rp 1.500.000.

Kedua, perawatan RS dalam kondisi ringan Rp 5.000.000 dan ketiga, Perawatan RS dalam kondisi berat sebesar Rp 10.000.000

Selama hampir dua bulan berjalan, program #UntukJurnalisID menerima sebanyak 64 jurnalis yang mengajukan program. Setelah melalui proses verifikasi, diputuskan hanya 29 jurnalis yang menerima bantuan program.

Penerima donasi adalah jurnalis yang sedang melakukan perawatan isolasi mandiri, perawatan di Wisma Atlet (Jakarta), dan perawatan di Rumah Sakit rujukan Covid-19.

Sebanyak 35 jurnalis lain yang mendaftarkan diri diantaranya merupakan penyitas Covid-19 dan peserta yang tidak melampirkan kelengkapan persyaratan, sehingga tidak dapat menerima bantuan program #UntukJurnalisID.

 

 

Penerima Bantuan Program

vaksinasi buat wartawan
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang jurnalis di Hall A Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Kamis (25/2/2021). Sekitar 5.500 jurnalis yang akan mendapatkan vaksin COVID-19 selama tiga hari pelaksanaan vaksinasi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Adapun dana bantuan program berasal dari para donatur, seperti organisasi, perusahaan, maupun individual.

Seperti Bank DBS Indonesia, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hill+Knowlton Strategies, serta beberapa donatur individu yang turut berpartisipasi dalam program ini.

 Head of Group Strategic and Marketing Communication PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, mengungkapkan alasan pihaknya ikut dalam program ini. 

Dikatakan jika Bank DBS Indonesia melihat pandemi Covid-19 sebagai tantangan bagi siapapun dan profesi apapun, termasuk para jurnalis.

"Melihat tingginya angka jurnalis terpapar Covid-19 yang dirilis oleh AJI Indonesia, mendorong kami untuk berpartisipasi dalam program #UntukJurnalisID. Peran jurnalis untuk terus berkontribusi dalam memberikan informasi faktual terkini dan edukasi kepada pembacanya sangat penting dan harus berlanjut," ujar dia.

Salah satu jurnalis yang menerima bantuan ini adalah Novi Nadya. Dia bekerja di salah satu media online nasional.

Novi menceritakan jika masuk dalam kluster keluarga terpapar Covid-19. Bersama orang tua, suami dan bayi yang baru saja dilahirkan, harus menjalani isolasi mandiri hingga perawatan di rumah sakit usai mengetahui terpapar Covid-19.

Dengan pengalaman yang dialami, sebagai salah satu penyintas, Novi meminta agar masyarakat tidak menyepelakan keberadaan Covid-19.

"Covid-19 memang tidak bisa diremehkan, apalagi dipertanyakan keberadaannya. Dengan gejala yang disebut ringan saja, rasanya sudah enggak enak. Namun saat terkena, kita tidak boleh terlalu panik juga, selama tahu cara penanganannya," jelas dia.

Dia masuk sebagai salah satu penerima bantuan program #UntukJurnalisID atas rekomendasi dari rekan kerjanya. 

Dia pun merasa terbantu dengan program ini. "Selama kami terinfeksi virus corona, beberapa teman merekomendasikan untuk mengikuti program #UntukJurnalisID yang digagas Maverick dan AJI Indonesia. Saya dan suami yang sama-sama bekerja di media mengikuti program tersebut. Kami berterima kasih dan mengapresiasi program pemberian donasi pada jurnalis yang terkena Covid-19," kata Novi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya