3 Manfaat Tidak Konsumsi Daging Terhadap Kesehatan Tubuh

Manfaat mengurangi asupan daging bagi tubuh

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 18:00 WIB
Teknologi Terbaru Kulkas Electrolux, Bisa Simpan Daging Segar Tanpa Perlu Thawing
Ilustrasi daging sapi. (dok. Eiliv-Sonas Aceron/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi daging mungkin memiliki sensasi yang berbeda dibanding makan daging ayam atau ikan. Rasa yang gurih dan cocok di lidah menjadikannya makanan favorit bagi sebagian besar orang.

Namun, ternyata ada fakta menarik dibalik konsumsi daging yang terlalu banyak. Tidak lain tidak bukan adalah dapat meningkatkan kolesterol dan penambahan berat badan. 

Dengan mampu membatasi jumlah daging ke dalam tubuh, ternyata menuai banyak manfaat, seperti kesehatan pencernaan atau usus, tubuh lebih sehat, dan mempermudah Anda untuk menurunkan berat badan.

Mengurangi asupan daging memiliki kaitan yang cukup erat dengan kemunculan berbagai penyakit dalam tubuh. Kesehatan dan daging menjadi sesuatu yang penting ketika para ahli mendiskusikannya.

Tidak hanya sebatas daging saja, makanan pendamping lainnya juga berpengaruh dan harus dibatasi dalam jumlah tertentu. Potensi-potensi risiko penyakit terhadap kesehatan Anda perlu dijaga untuk membuat tubuh lebih sehat lagi.

Melansir dari Healthline, terdapat 6 manfaat mengurangi asupan daging dengan pengganti makanan bergizi lainnya yang rendah asupan daging. Yuk, disimak.

 

Manfaat Mengurangi Daging

daging sapi
ilustrasi daging sapi/Photo by Wesual Click on Unsplash

1. Menjaga Kesehatan dan Mengontrol Berat Badan

Ada beragam makan yang tidak menyertakan atau membatasi jumlah daging karena dapat mengakibatkan beberapa risiko penyakit tertentu. Misalnya, diet vegetarian.

Diet tersebut menghindari daging sebagai asupan makanan. Diet vegan umumnya menghentikan segala produk hewani untuk dikonsumsi dan telah dibuktikan ampuh untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker.

Selain itu, penelitian lain yang dipublikasikan National Library of Medicine juga menunjukkan pola makan nabati dikaitkan dengan peningkatan jumlah insulin sehingga ada risiko penyakit diabetes.

Analisis dari 12 studi menemukan bahwa orang yang mengikuti diet vegetarian sekitar rata-rata 18 minggu dapat kehilangan berat badan secara signifikan lebih banyak dibanding yang diet nonvegetarian.

Namun, tidak selalu mengurangi daging dapat dijadikan solusi utama. Ada juga diet lain yang tidak mengecualikan daging, seperti diet rendah karbohidrat dan paleo yang terbukti efektif untuk menurunkan berat badan.

 

 

2. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Gambar Ilustrasi Penyakit Jantung
Sumber: Freepik

Salah satu aspek diet vegan yang paling banyak diteliti adalah pengaruhnya terhadap kesehatan jantung.

Penelitian yang berjudul The Relationship of Saturated Fats and Coronary Heart Disease telah menemukan hubungan antara asupan lemak jenuh. Terutama makanan daging dan produk hewani terhadap peningkatan risiko penyakit jantung. 

Ada banyak perdebatan tentang tautan potensial ini. Meski begitu, mungkin yang terbaik adalah memoderasi asupan sumber daging yang cenderung tinggi lemak jenuh. 

Makanan-makanan penggantinya bisa dengan mengonsumsi sumber lemak tidak jenuh, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, dan minyak zaitun. Nutrisi yang kaya akan serat seperti ini dinilai mampu mengurangi kadar kolesterol dan penyakit jantung.

 

3. Menyehatkan Usus

Ilustrasi usus
Ilustrasi usus (sumber: iStockphoto)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lemak dan protein dari sumber hewani dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri usus kurang sehat lainnya yang secara negatif mempengaruhi metabolisme dan berperan dalam penyakit jantung.

Namun, penelitian mengenai bakteri usus cukup rumit untuk dilakukan sehingga perlu pemahaman lebih lanjut. Tujuannya agar memiliki bukti apa saja peran protein hewani dalam kesehatan usus

Terlepas dari itu semua, jika Anda sedang menjalankan diet dan ingin mengurangi asupan daging, konsumsilah buah-buahan yang memiliki kandungan serat yang kaya. 

Serat memberi makan bakteri menguntungkan di usus dan dapat menghasilkan senyawa dengan peran anti-inflamasi dan pendukung kekebalan dalam tubuh. Bakteri usus juga dapat berperan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker tertentu, memperbaiki komposisi tubuh, dan melindungi terhadap diabetes.

Protein nabati dan senyawa bermanfaat yang disebut polifenol yang ditemukan dalam makanan nabati juga dapat membantu menjaga kesehatan usus. Secara keseluruhan, makan makanan yang mencakup banyak makanan nabati dan membatasi daging dapat menyehatkan bakteri yang meningkatkan kesehatan.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya