Kata Ahli Gizi, 5 Makanan Ini Bisa Menyebabkan Lelah dan Stres

Memahami pilihan makanan yang dapat berkontribusi terhadap peradangan kronis pada usus dan otak adalah salah satu cara untuk mengelola suasana hati dan tingkat energi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2022, 23:42 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2022, 23:40 WIB
Lebaran Pun Usai, Ingat Jangan Lupa Lakukan 5 Hal Ini
Ilustrasi makan besar.

Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya dari kegiatan yang dilakukan, makanan pun ternyata bisa menyebabkan kelelahan dan stres. Pada akhirnya hal itulah yang berdampak pada otak, suasana hati, dan tingkat energi.

Akan tetapi, usus dan otak selalu berkomunikasi dua arah. Jadi kesehatan yang satu secara langsung mempengaruhi kesehatan yang lain.

Lebih khusus lagi, ketika terjadi peradangan di usus, akan menyebabkan lebih sedikit energi yang tersedia untuk otak dan tubuh. Itu karena peradangan tingkat rendah mematikan saklar metabolisme di jalur kimia yang menghasilkan energi.

Akibatnya tidak hanya energi yang lebih rendah tetapi peningkatan radikal bebas yang merusak jaringan otak.

 

Makanan yang dapat menyebabkan kecemasan dan kelelahan

[Fimela] Bento
Ilustrasi bekal makanan. | unsplash.com

Memahami pilihan makanan yang dapat berkontribusi terhadap peradangan kronis pada usus dan otak adalah salah satu cara untuk mengelola suasana hati dan tingkat energi.

Sebagai psikiater gizi, Uma Naidoo selalu berusaha menghindari lima jenis makanan yang bisa membuat lelah dan stres. Melansir CNBC, Sabtu (21/5/2022), berikut ini kelima makanan tersebut.

1. Makanan olahan

Mengonsumsi makanan olahan yang tidak sehat, seperti makanan yang dipanggang, mengandung soda, serta gula akan membanjiri otak karena terlalu banyak glukosa.

Hal itulah yang dapat menyebabkan peradangan di otak dan pada akhirnya dapat menyebabkan depresi dan kelelahan.

Alih-alih membeli makanan olahan, Naidoo menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang padat nutrisi, seperti sayuran dan protein bersih daging sapi organik dan ikan.

2. Minyak biji industri

Industri makanan telah menyebabkan pengembangan minyak olahan yang murah dan tinggi yang dibuat dari produk sampingan dari tanaman yang melimpah. Ini termasuk jagung, biji anggur, bunga matahari kedelai dan minyak sawit.

Melalui beragam proses, minyak ini menjadi sangat tinggi dalam asam lemak omega-6 inflamasi dan tanpa omega-3 anti-inflamasi, yang meningkatkan kesehatan otak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi asam lemak omega-6 berisiko lebih tinggi mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan tinggi omega-3.

Jadi, pilih alternatif anti-inflamasi, seperti minyak zaitun extra virgin atau minyak alpukat saat memasak. 

3. Gula tambahan dan gula halus

Makanan mengandung gula biasa ditemukan dalam makanan penutup, seperti kue. Sebaiknya Anda jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula, baik gula halus maupun tambahan.

Hal itu karena gula dapat memperburuk peradangan dan bahkan menciptakan peningkatan kecemasan dan tingkat suasana hati yang tidak stabil.

Karena gula memiliki efek adiktif, semakin sedikit yang kita makan dari waktu ke waktu, semakin sedikit keinginan kita. Untuk mengurangi ketergantungan gula, Anda bisa membeli makanan utuh yang tidak dibuat dengan tambahan gula. 

4. Makanan yang digoreng

Sebuah studi tahun 2016 telah mengamati 715 pekerja pabrik dan mengukur tingkat depresi, ketahanan, dan konsumsi makanan yang digoreng.

Benar saja, para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan yang digoreng lebih mungkin mengalami depresi dalam hidup mereka.

Makanan yang digoreng cenderung menjadi pembunuh suasana hati karena biasanya digoreng dengan lemak tidak sehat.

Sekarang ahli gizi telah membedakan antara “lemak jahat”, seperti margarin dan minyak terhidrogenasi, yang diketahui dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan kesengsaraan lainnya. Sementara “lemak baik”, seperti alpukat dan minyak zaitun, dapat membantu manfaat kesehatan.

5. Pemanis buatan

Dalam dunia makanan, ada bahan yang digunakan sebagai pengganti gula. Pemanis buatan tersebut ternyata juga bisa menyebabkan depresi.

Satu studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi pemanis buatan, kebanyakan melalui minuman diet, lebih tertekan daripada mereka yang tidak mengonsumsinya.

Lebih buruk lagi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menjadi racun bagi otak karena dapat mengubah konsentrasi neurotransmiter pengatur suasana hati.

Untuk mengurangi pemanis buatan, masukkan pemanis alami, seperti madu atau agave nektar ke dalam minuman Anda.

 

 

Makanan yang mampu melawan kelelahan

Mengonsumsi Makanan Manis secara Berlebihan
Ilustrasi makanan manis/credit: unsplash.com/Rod

Berikut adalah makanan, vitamin, dan nutrisi yang disarankan Naidoo untuk otak dan tubuh yang sehat:

1. Probiotik: yogurt dengan kultur aktif, tempe, miso, asinan kubis, kefir, kimchi, kombucha dan keju tertentu

2. Prebiotik: kacang-kacangan, gandum, pisang, beri, bawang putih, bawang bombay, dandelion, asparagus, artichoke, dan daun bawang

3. Karbohidrat rendah GI: beras merah, quinoa, oatmeal, dan biji chia

4. Makanan GI sedang, secukupnya: madu, jus jeruk, dan roti gandum

5. Lemak sehat: lemak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, selai kacang dan alpukat

6. Asam lemak omega-3: ikan, terutama ikan berlemak seperti salmon, mackerel, tuna, herring, dan sarden.

7. Vitamin: B9, B12, B1, B6, A dan C

8. Mineral dan zat gizi mikro: zat besi, magnesium, kalium, seng, dan selenium

9. Rempah-rempah: kunyit dan kunyit

10. Herbal: oregano, lavender, passionflower dan chamomile

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya