Kenali 7 Perilaku Toxic dari Mereka yang Tidak Percaya Diri

Para ahli memberikan pemaparan tentang menghadapi orang yang tidak percaya diri

oleh Jessica Sheridan diperbarui 03 Mar 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2023, 18:00 WIB
sedih merenung insecure
Sedang merasa insecure/Copyright unsplash.com/Nate Neelson

Liputan6.com, Jakarta Umumnya kita jadi tidak bisa berpikir jernih ketika dihadapkan dengan orang-orang berkepribadian rumit. Mereka juga bisa membuat kita keliru dalam mengambil keputusan.

Stefan Falk yang telah menekuni bidang psikologi kerja untuk  membantu ribuan individu hingga tim selama 30 tahun, memberikan pemaparan terkait hubungan yang rumit. Melalui penelitiannya, Ia menemukan bahwa orang yang merasa insecure seringkali sulit untuk dihadapi.

Merasa insecure memanglah wajar, tetapi hal itu dapat berkembang ketika seseorang secara konsisten berusaha menyembunyikan keraguan dalam diri mereka.

1. Tipe yang seperti itu sangat menghindari risiko dan tidak produktif bahkan pada beberapa orang bisa berubah menjadi kasar.

2. Pakar karir Harvard Amy Gallo membagikan perilaku umum yang terlihat dari mereka.

3. Terlalu khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang mereka.

4. Tidak pernah mengungkapkan pendapat yang tegas.

5. Berjuang melawan ketidakmampuan mereka untuk membuat keputusan sekalipun itu adalah keputusan berisiko rendah.

6. Sering mencoba mengubah arah suatu rencana proyek.

7. Merendahkan orang lain untuk membuat diri mereka terlihat lebih penting.

8. Terus menerus membicarakan tentang betapa sibuknya mereka.

9. Menjadi pengganggu aktivitas orang lain.

Menangani Orang yang Insecure

Menghindar dan Membatasi Interaksi
Ilustrasi Rekan Kerja Credit: unsplash.com/Mimi

Tipe rekan yang insecure tersebar di lingkungan sekitar kita, bisa dalam bentuk atasan kerja atau sesama anggota tim. Menjadi penting untuk mengetahui cara efektif menghadapinya.

Langkah pertama adalah mengaktifkan insting detektif Anda. Interaksi dengan orang yang inscure bisa dijadikan sebagai kesempatan belajar.

1. Taksir besarnya masalah

Jika Anda merasa memiliki lebih banyak interaksi yang baik daripada yang buruk dengan mereka, mungkin orang tersebut masih bisa ditoleransi.

2. Cari tahu akar permasalahannya

Pikirkan interaksi negatif yang pernah Anda alami dengan mereka serta hal-hal yang memicu terjadinya interaksi tersebut. Bandingkan pula dengan interaksi yang baik.

3. Kembangkan rasa empati yang tulus

Pendakatan yang disarankan adalah mengingatkan diri sendiri bahwa orang itu adalah anak dari seseorang dan orang tua mereka tentu tidak suka anaknya diperlakukan berbeda.

4. Tegangnya hubungan antarindividu

Membangun hubungan 1:1 termasuk penting. Adakan pertemuan santai dengan mereka, misalnya sembari minum kopi bersama. Gunakan kesempatan ini untuk mengenal mereka.

5. Pikirkan hasil yang menyenangkan

Fokus pada efek baik yang akan timbul dari interaksi ini. Pertanyakan “Hasil apa yang akan bermanfaat bagi mereka dan reaksi yang ingin saya dapatkan?”

6. Transparan dalam cara berkomunikasi

Orang yang tidak percaya cenderung melihat celah dalam argumen, jadi susun cara Anda berkomunikasi dengan mereka dalam urutan: apa yang Anda yakini?, apa yang tidak Anda yakini?, dan apa yang kurang Anda ketahui?

7. Isi kekosongan bersama-sama

Buat  susunan pekerjaan dalam rangkaian poin-poin yang mana Anda berdua harus memiliki hal-hal yang dipersiapkan untuk setiap pertemuan.

8. Bekerja secara bertahap

Kurangi keadaan yang menyebabkan ketidakpastian. Anda bisa menyarankan masa percobaan sebagai langkah awal, lalu melakukan evaluasi di akhir kegiatan kerja yang dilakukan.

9. Tunjukkan bahwa Anda bukanlah ancaman

Berikan words of affirmation, seperti ungkapan kagum atau terima kasih yang akan membuat mereka berpikir bahwa Anda bukan saingan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya