Canggihnya Cara Kerja Helm Anti Kantuk Karya Anak Negeri

Sebelumnya, Helm anti kantuk ciptaan mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut sukses meraih medali emas di Malaysia.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 11 Sep 2014, 13:06 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2014, 13:06 WIB
Mahasiswa Indonesia Berhasil Ciptakan Helm Anti Ngantuk
Helm Anti Ngantuk Hasil ciptaan mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) ini berhasil meraih medali emas di Universiti Teknologi Mara.

Liputan6.com, Jakarta - Kantuk masih menjadi salah satu penyebab kecelakaan di jalan raya. Di Tanah Air pun, telah banyak peristiwa kecelakaan yang diawali dari kelelahan sang pengemudi. (Baca juga: Setiap Hari 1000 Remaja Tewas Kecelakaan Lalu Lintas).

Uniknya, jika angka kecelakaan lalu lintas oleh remaja di Tanah Air tergolong tinggi, inovasi kini juga datang dari kalangan generasi muda. Dua orang mahasiswa Jurusan Teknik Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) bernama Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan berhasil menciptakan helm anti kantuk.

Makin membanggakan, hasil ciptaan kedua mahasiswa tersebut menorehkan prestasi gemilang dengan sukses meraih medali emas di International Invention, Innovation, and Design yang diadakan pada 20 Agustus lalu di Universiti Teknologi Mara (UiTM), Johor Baru, Malaysia.

Melansir laman resmi Kementerian Riset dan Teknologi, Kamis (11/9/2014) dalam lomba tersebut, kedua putra bangsa berhasil menyisihkan 112 peserta lain dari Amerika, Swedia, Australia dan tuan rumah Malaysia.

”Kami satu-satunya peserta dari luar yang meraih emas. Hal ini tidak disangka karena inovasi peserta lainnya juga bagus,” ujar Ricky.

Sekilas, helm ini tak tampak berbeda dengan helm kebanyakan. Hanya saja, kabel sepanjang 1 meter terlihat menjulur ke luar sementara perangkat modular tersimpan rapi di dalam helm.

Ricky mengungkapkan, bahwa helm yang mereka namai Anti Drowsing System (Androsys) ini memanfaatkan denyut nadi sebagai sensor kantuk saat mengemudi. Sensor ini bekerja ketika jumlah denyut nadi menurun saat mengantuk.

"Jika alat ini dipasang di bagian tubuh yang ada nadinya seperti pergelangan tangan, leher dan tangan, maka perangkat tersebut akan merekam denyutnya. Hasilnya akan dikirimkan ke prosesor," papar Ricky.

Prosesor tersebut, lanjut Ricky, akan mengirim pesan ke vibrator pada helm untuk memberi efek getar saat pengendara sepeda motor mengantuk. Getaran inilah yang berfungsi sebagai peringatan ketika pengguna helm mulai terserang kantuk.

"Saya sudah mencoba helm ini, dan ternyata memang benar, ketika mengantuk langsung ada getaran sehingga rasa kantuknya langsung hilang,” pungkasnya. Tentunya, fungsi tambahan pada helm ini diharapkan dapat turut memacu kesadaran pengendara roda dua di Tanah Air dalam menggunakan perangkat keamanan tersebut. (Ysp/Des)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya