Liputan6.com, London - Di Inggris, penelitian yang dilakukan oleh University of East Anglia menemukan jika para komuter yang biasa ngantor dengan kendaraaan umum seperti bus atau kereta api diketahui memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibanding pekerja yang membawa mobil pribadi ke tempat kerja mereka.
Dikatakan, menurut studi yang melibatkan hingga 18 ribu responden tersebut, pengguna mobil pribadi memiliki tingkat stres 13 persen lebih tinggi ketimbang para komuter yang memilih bekerja menggunakan transportasi umum.
Rendahnya tingkat stres dari para komuter tersebut ditengarai karena mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat bersosialisasi dengan sesama di perjalanan. Nyatanya, hal tersebut diklaim cukup ampuh untuk menekan angka stres meskipun perjalanan memakan waktu hingga lebih dari 3 jam.
Melansir laman Motoringresearch, Selasa (16/9/2014), tak hanya terindikasi memiliki tingkat stres yang lebih rendah, para peneliti juga mengungkapkan jika oara komuter dengan sarana transportasi umum memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan mereka rutin berjalan kaki guna mencapai halte atau stasiun kereta api.
Tentunya, hal tersebut amat bertolak belakang dibanding para pengguna mobil pribadi yang cepat stres karena berada sendirian di dalam kabin kendaraan mereka.
Dari penelitian tersebut, turut terkuak fakta unik. Walau memangkas waktu perjalanan lebih cepat dibanding para pengguna layanan umum, pengguna mobil pribadi tetap terindikasi memiliki tingkat stres dan emosional yang lebih tinggi. Dikatakan, hal ini karena mereka terkondisikan kurang bersosialisasi dengan 'terjebak' di kendaraan mereka.
Tentunya, tingkat stres dari para komuter ini juga besar dipengaruhi hal lain. Kondisi sarana transportasi umum di negara tersebut yang telah tertata dan sistematis membuat masyarakatnya nyaman untuk beralih mengandalkan angkutan sehari-hari.
Di Indonesia sendiri, jika kondisi transportasi publik di Tanah Air telah teratur dan sistematis layaknya Inggris, bukan tidak mungkin tingkat stres para pekerja dapat menurun karena banyak yang beralih menggunakan angkutan umum. (Ysp/Des)
Advertisement