Liputan6.com, Jakarta - Sepeda motor adalah alat transportasi alternatif yang tepat, terutama di kota besar seperti Jakarta. Dengan ukurannya, motor dapat dengan mudah menembus kemacetan Ibu Kota.
Akan tetapi, kesadaran berkendara pengguna sepeda motor masih terbilang kecil. Hal ini yang menyebabkan banyaknya kecelakaan yang menimpa pengendara sepeda motor, baik dengan moda transportasi lain atau pun dengan pejalan kaki.
Salah satu bukti rendahnya kesadaran berkendara dan ketidakdisiplinan para pengendara motor adalah perilaku mereka saat berada atau menjelang lampu merah. Beberapa contoh perilaku kecil menjadi buktinya. Berikut adalah beberapa bukti ketidakdisiplinan tersebut:
1. Melewati garis
Melewati batas garis zebra cross mungkin adalah salah satu bentuk ketidakdisiplinan yang paling sering dilakukan para pengendara motor. Sebagaimana diketahui, zebra cross akan digunakan para pejalan kaki untuk menyebrang. Maka, dengan melewati garis, para pengendara motor akan menyulitkan pejalan kaki untuk menyebrang.
Memang, ada beberapa polisi yang akan selalu mengawasi agar pengedara motor tidak melewati garis. Tetapi jumlahnya masih terlalu sedikit. Di beberapa negara, hal ini ditanggulangi dengan memberikan sensor pada tiap tepi jalanan. Polisi akan langsung mengetahui jika ada pengendara, baik motor atau mobil, yang melewati garis pembatas.
>> Klik laman selanjutnya
Advertisement
Ngebut
2. Ngebut atau tergesa-gesa
Ngebut atau tergesa-gesa bisa jadi merupakan kebiasaan pengendara motor yang cukup berbahaya, terutama bagi pejalan kaki. Saat lampu kuning atau menjelang merah, para pengendara motor (mobil juga, sebenarnya), justru akan semakin mengencangkan kendaraannya agar tidak terjebak lampu merah. Kemudian, saat hitungan mundur menunjukkan lampu merah tinggal beberapa detik lagi akan berganti hijau, pengendara motor tidak segan-segan langsung memacu kendaraannya.
Bisa dibayangkan, bagaimana keselamatan para pejalan kaki akan sangat terganggu jika hal tersebut masih terus dilakukan. Karena itu, saat lampu telah kuning, maka sebaiknya pelankan motor, dan tunggu lampu hijau sebelum benar-benar kembali melaju.
3. Naik trotoar
Kebiasaan memakai trotoar biasanya terjadi di lokasi dimana terdapat lampu merah dan trotoar. Untuk menuju baris paling depan, pengendara sepeda motor tidak segan-segan untuk naik ke trotoar dan mengambil hak para pejalan kaki.
Hal ini tentu sangat membahayakan keselamatan para pejalan kaki. Untuk menanggulangi ini, aparat terkait biasanya akan menambahkan tinggi trotoar atau memasang pembatas pada trotoar.
>> Klik laman selanjutnya
Advertisement
Membunyikan Klakson
4. Membunyikan klakson
Ketidakdisiplinan lain adalah membunyikan klakson di lampu merah. Hal ini jelas tidak dapat dimengerti. Mengingat fungsi lampu merah adalah agar membuat kendaraan berhenti dan memberikan kesempatan pada kendaraan lain untuk lewat. Untuk apa menyalakan klakson saat lampu merah selain untuk membuat pengendara lain kesal?
Karena itu, saat terkena lampu merah, sebaiknya pengendara sepeda motor tidak menyalakan klakson. Sebaiknya sabar menunggu sampai lampu merah berganti hijau.
5. Tertidur
Tertidur adalah kebiasaan lain pengendara motor saat di lampu merah. Hal ini terjadi terutama pada lampu merah yang menyala cukup lama, yaitu sekitar 2 menit. Awalnya memang hanya memejamkan mata, tetapi ternyata jadi tertidur sungguhan.
Lelah atau mengantuk memang tidak bisa dihindarkan. Karena itu, saat sudah terasa lelah atau mengantuk, sebaiknya pengendara motor beristirahat saja di bahu jalan ataupun tempat peristirahatan seperti pom bensin atau minimarket.
(rio/gst)