Liputan6.com, Jakarta - Toyota Land Cruiser Seri 40 (LC40) lebih dikenal sebagai Hardtop, terutama di Indonesia. Sebutan ini dikarenakan atap (top) mobil tersebut memang keras. Saat ini, Hardtop menjadi salah satu mobil klasik yang masih digemari. Apalagi mobil ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
Sejarah Seri 40 dapat ditelisik sejak keberhasilan FJ20 menembus pasaran, terutama pasar di luar Jepang. Menurut laman resmi Toyota yang diakses pada Jumat (24/4/2015), untuk membuat perbaikan menyeluruh, Toyota memutuskan untuk membuat Seri 40. Beberapa perubahan yang dilakukan adalah tampilan luar serta teknik produksi yang lebih modern.
Adapun yang termasuk dalam lineup Seri 40 adalah FJ40 wheelbase pendek, FJ43 wheelbase menengah, dan FJ45 wheelbase panjang. FJ43 diproduksi dengan 2 variasi, yaitu hardtop dan softtop, sementara FJ45V ada yang diproduksi dengan variasi van dan pikap. Varian terakhir khusus diproduksi untuk ekspor.
Advertisement
Pada 1967, permintaan pasar meningkat pesat. FJ45V pun digantikan dengan FJ55V yang memiliki wheelbase 2.700 mm. Di tahun sebelumnya, Land Cruiser secara umum menjadi mobil Toyota yang paling laris di Amerika Serikat. Sementara setahun setelahnya, Land Cruiser mencatatkan penjualan 100 ribu unit di seluruh dunia.
Di tahun 1974, terjadi perubahan cukup penting dalam sejarah Hardtop ini. Sebab, di tahun tersebut Toyota menawarkan mesin diesel 3,0-liter. Mesin baru ini membuat penjualan Land Crusier meningkat tajam di Jepang karena pajak yang lebih rendah dibanding untuk mesin 3,9-liter.
Setahun setelahnya, mesin 3,9-liter diganti seluruhnya dengan mesin berkapasitas lebih besar dan lebih kuat, yaitu Tipe 2F 4,2-liter. Perubahan pun terus dilakukan. Misalnya, di tahun 1979, Hardtop dilengkapi dengan pendingin udara dan power steering, sementara di tahun 1981 ia mendapat rem cakram untuk pertama kalinya.
Land Cruiser Seri 40Â akhirnya dihentikan produksinya pada 1984. Kiprahnya digantikan Seri 70 yang masih diproduksi hingga saat ini. Tetapi, bukan berarti ia tidak lagi digemari. Terbukti, Seri 40 masih saja diburu banyak orang. Bahkan, banyak juga yang melakukan restorasi dengan biaya hingga puluhan juta demi mengembalikan mobil ini ke bentuk aslinya.
(rio/sts)